#17

2.8K 85 33
                                    

Tuhan, apa masih belum Kau izinkan dia untuk bersamaku lagi?

****

"Kamu inget aku?" tanya Reno langsung, "Sayang."

Aletha tersenyum canggung. Tapi tidak mengangguk atau memberi jawaban dengan kata-kata. Dia masih bingung dengan apa yang terjadi saat ini.

"Kamu udah bisa inget aku lagi?" tanya Reno lagi dengan sedikit antusias dan senyum manis yang mengembang di wajahnya.

Aletha mulai sadar dari kebingungannya. Dia juga sudah mulai meresapi setiap kata yang Reno ucapkan. Begitu paham, Aletha lalu menarik tangannya yang tadi dia gunakan untuk menghapus jejak sekaligus air mata Reno.

Menyadari akan hal itu Reno langsung menyembunyikan ekspresi antusiasnya dan juga langsung mengubah senyum manisnya menjadi senyum getir. Ternyata dia belum ingat. Itu yang ada di benak Reno sekarang.

Aletha terus memperhatikan wajah Reno yang terlihat semakin kusut dan tangannya yang masih digenggam dan menempel di pipi Reno.

Reno yang sadar situasi langsung melepaskan tangan Aletha dan mengucapkan kata maaf. Selama ini belum ada yang pernah mendengar kata maaf keluar dari mulut Reno kecuali kedua orang tuanya, guru TKnya, Victor, dan Aletha.

Aletha tersenyum simpul melihat Reno yang menaruh kembali tangannya di tempat sebelumnya.

Setelahnya Reno menaruh kedua tangannya di samping tubuhnya. Sambil menundukkan kepala. Bukannya tidak ingin melihat wajah Aletha, wajah perempuan yang berhasil mengusik pikirannya hampir setahun ini.

Tapi karena merasa bodoh sudah terlalu berharap Aletha kembali mengingatnya lagi.

Pintu dibuka dari luar, kompak mereka berdua melihat ke arah pintu. Reno kira yang datang adalah keluarga Aletha. Tetapi teman-temannya dan juga, mantan pacar yang Aletha ingat masih pacarnya.

Reno berdiri memilih pergi daripada harus mengganggu acara pertemuan mereka. Saat matanya berhasil menatap Royyan dan tatapan mereka bertemu, Reno langsung memberikan tatapan tajam dan mematikan miliknya.

Royyan langsung membuang muka. Dia sudah tahu apa saja yang akan terjadi setelah ini. Yang jelas, itu akan semakin memperburuk bentuk wajahnya.

Saat akan sampai di dekat pintu tangan Reno ditahan oleh Sandra. Dia bertanya melalui isyarat dagunya. Reno yang paham cuma memberi jawaban dengan gelengan kepala.

"Di luar ada Victor. Temuin gih." Reno mengangguk lalu kembali meneruskan langkahnya.

Setelah pintu ditutup Reno, mereka langsung menyerbu Aletha dengan deretan kalimat pertanyaan.

Reno duduk di samping Victor tapi masih menyisakan jarak. Dia menopang kepalanya dengan kedua tangan yang menutupi sebagian wajahnya dengan kedua siku yang bertumpu pada paha.

"Gimana keadaannya Etha? Udah sadar kan?" tanya Victor setelah menoleh sebentar untuk melihat Reno.

Reno mengangguk lalu dia mengusap kasar wajahnya dan bersandar di sandaran kursi besi.

"Tapi masih sama."

"Maksud lo?" dapat Victor lihat sekarang wajah kusut Reno semakin menyebalkan.

Reno berdecak. "Goblok lo!" ketusnya.

"Heh, asal lo tau ya, kemaren gue peringkat satu di kelas!" protes Victor tak terima.

"Tapi peringkat dua di sekolah. Sama aja, goblok," sahut Reno biasa saja.

"Hilih.. Lambe lo. Masih mending gue kalik daripada lo."

"Gue mah udah terlalu sering masuk tiga besar. Sekali-kalilah ikut sepuluh besar."

alvino✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang