#03

8.2K 299 32
                                    

Cukup sekali kalian bikin gue kecewa. Kalo ada yang kedua kalinya, jangan harap gue kenal sama kalian lagi.

****

"Wohoo Thut. Hasil party Jumat malem kemaren lumayan banget tuh." seru Yoga sambil merangkul akrab leher Aletha. Tapi Aletha tidak berekspresi apa pun.

Dea yang melihat itu cuma bisa diam. Temannya itu benar-benar tidak suka dengan taruhan itu.

"Hooh tuh. Gak nyangka, kebolehan lo gak tanggung-tanggung." tambah Dimas.

"Bener. Gue paling suka pas lo, Victor sama Reno hampir sampe di garis finish." ujar Vian sambil manggut-manggut.

"Halah, lo aja malah teriak-teriak histeris. Nangis bombay malah." celetuk Aji. Karena memang dia yang berada di samping Vian selama balapan berlangsung.

"Bener tuh si Aji. Masa ya Thut, Vian pas mobil lo sama yang lain udah jauh dari garis start. Si Vian malah nangis." kata Dimas menyetujui celetukan Aji.

"Dia juga ngomong kek gini. Ya Allah jaga Alethut selalu, jangan biarkan dia sampai kecelakaan, dan semoga dia jadi pemenangnya nanti Ya Allah." ujar Yoga mendramatisir dan mengikuti gaya bicara Vian semalam.

Mereka tertawa menertawakan Vian. Vian sendiri cuma mendengus kesal. Dia jadi bahan tertawaan di sini.

Cuma Aletha, Dea dan Vian yang tidak ikut tertawa.

Karena perihal hasil taruhan malam itu mereka bicarakan di sini membuat Aletha menjadi membuka kembali apa yang sudah dia pendam dalam-dalam.

"Besok pas party lagi, kita ajak lawan taruhan lagi."

"Bener banget. Lumayan tuh kita dapet dua puluh juta."

Aletha mendengus lalu melepaskan tangan Yoga yang masih merangkulnya. Dia berdiri membuat semua temannya jadi memandang ke arahnya.

"Cukup sekali kalian buat gue kecewa. Kalo ada yang kedua kalinya, jangan harap gue kenal sama kalian lagi." kalimat pertama Aletha untuk pagi ini di sekolah.

Aletha memandang sinis teman-temannya itu sebelum dia beranjak pergi.

"Itu alesan kenapa sedari tadi dia diem mulu." kali ini adalah kalimat pertama Dea setelah sedari tadi terdiam.

"Maksud lo?" tanya Aji yang memang bingung. Semuanya jadi menatap serius ke arah Dea.

Dea berdecak lalu memutar bola matanya jengah. "Soal taruhan. Aletha gak suka itu. Dan sekarang dia lagi kecewa sama kita."

"Ceileh, cuma dijadiin bahan taruhan aja sampe segitunya."

Sekarang semua manusia yang sedang mengerubungi meja Yoga itu menatap Vian tak suka.

"Coba lo yang jadi Aletha dan dijadiin bahan taruhan sama kita. Cuma orang gak waras yang bahagia karna dijadiin bahan taruhan." ujar Yoga menggebu. "Apalagi itu sama temennya sendiri."

"Dalam kasus ini lo harus minta maaf Yan." ucap Dimas datar.

"Kok jadi nyalahin gue dan kenapa jadi gue yang harus minta maaf?" sergah Vian tak terima.

"Karna lo yang nerima usul buat ikut taruhan sama lawan. Dan perlu lo inget, gue gak bermaksud nyalahin lo, tapi kalo lo ngerasa disalahin justru itu malah bagus. Karna seenggaknya lo masih sadar diri."

alvino✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang