#34

1.9K 68 46
                                    

Seolah tak lagi dianggap, itu menyakitkan.

****

Sesampainya di rumah Aletha dikejutkan dengan banyaknya spesies tak dikenalnya. Rumah yang sudah dia tinggali selama tiga tahun belakangan ini jadi tampak lebih hidup.

Karena selama tiga tahun itu pula, rumah ini seperti kehilangan cahayanya. Selama ini Aletha tinggal di sini seorang diri. Dan terkadang ada Victor yang menemaninya agar dia tidak terlalu merasa kesepian.

Walau sebenarnya Aletha lebih suka sendirian. Tapi jika ada yang mau menemani, dia juga akan biasa saja. Tidak menolak atau pun terlalu excited.

"Kenapa banyak tuyul di rumah gue?!" seru Aletha sambil memegangi kepalanya yang dirasa akan pecah dengan kedua tangan.

Sementara yang lainnya, terkejut dengan orang yang datang bersama Aletha.

"Coba jelasin, ini tuyul dua, cewek cowok siapa? Punya siapa? Terus, mbak-mbak yang lagi duduk deket Alen siapa? Kenapa ada Bintang juga di sini? Lo kata gue suruh jemput lo di bandara, kenapa jadi banyak kek gini? Lo membelah diri?" tanya Aletha beruntun meminta penjelasan kepada Arnold.

"Hah? Mama, Papa, Bryan, kenapa di sini juga? Demi gue gantung di tangan Patung Cristo Redentor, ini rumah bukan hotel!" seru Aletha mulai frustasi, "Ar, jelasin napa?"

"Gue nunggu lo selesai menggonggong."

"Arnold!" seru Sheila memperingatkan sambil menunjukkan telunjuknya yang bergerak ke kanan dan ke kiri. Sementara yang diperingatkan cuma menampilkan cengiran tak berdosanya.

"Oke, gue jelasin, tapi sebelumnya gue nanya dulu dan harus lo jawab sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya."

"Apaan cepet!" sahut Aletha ngegas.

"Itu siapa?"

"Rizal! Udah cepet jawab pertanyaan gue!"

"Lo, lo, lo beneran Reno?!"

"Iya!" jawab Reno dengan ketus membuat Arnold tercengang.

"Udah, kan, cepet jawab!" tuntut Aletha lagi.

"Oke, oke. Jadi yang lo kata tuyul itu, yang cewek, Sonya anak gue, dan yang cowok, Dave anaknya Alen sama Bintang." baru penjelasan pertama saja sudah membuat Aletha rasanya ingin pingsan. Tapi tidak jadi begitu sadar kalau dia dilangkahi oleh adiknya sendiri.

"Trus, cewek cantik di deket Alen itu Jasmine, emaknya Sonya. Dan untuk kenapa Bintang ada di sini, tentunya lo tau jawabannya. Gue bilang kalo lo cuma jemput gue di bandara intinya cuma buat kejutan aja. Dan inget, gue bukan amuba. Mama, Papa, Bryan mereka juga ikut ke sini. Kangen sama lo."

"Kok lo berdua nikah kagak ngabarin gue di sini, sih? Bahkan lo berdua udah punya tuyul masing-masing satu."

"Karna kita tau kesibukan Kakak di sini," ujar Alena sambil berjalan ke arah Aletha.

Alena memeluk Aletha erat menyalurkan rasa rindunya. Yang sudah selama empat tahunan dia tanggung sendiri.

"Gue, kan, bisa ngatur waktu buat kalian. Lo tau, kan, ayah itu pekerja keras, gue juga iya, tapi keluarga tetep prioritas. Dengan kalian yang kayak gini, gue ngerasa bukan lagi anggota keluarga!"

"Maaf, Kak."

Aletha mendorong tubuh Alena agar menjauh, "anak lo nangis tuh!"

Lalu tangan Aletha bergerak untuk meraih tangan Reno. Menariknya perlahan dan membawa Reno ke kamarnya. Cukup sudah dengan segala kejutan yang terjadi hari ini.

alvino✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang