#36

2K 66 50
                                    

Antara sedih dan bahagia, saat mengetahui seberapa besar rasa cintamu.

****

Setelah jasad Reno dimakamkan, Aletha berubah sepenuhnya. Dia bukan lagi seorang pemimpin yang ramah. Semua sifatnya yang dulu mulai kembali lagi.

Aletha juga mulai jarang pulang ke rumahnya sendiri. Walau untuk sekadar istirahat, mandi di rumah, atau pun ikut makan bersama di rumah. Bisa dikatakan, rumah Aletha sekarang telah berpindah di kantor yang sekarang miliknya.

Sifat keras Aletha selama jam kerja kantor membuat sebagian besar karyawan teringat akan mendiang Rio Alexander. Mereka cukup memaklumi atas perubahan sifat Aletha yang begitu drastis. Karena Aletha baru saja kehilangan orang yang dicintainya.

Tak jarang dari mereka mendapati Aletha sedang melamun di ruang kerjanya. Dan juga Aletha yang tiba-tiba menghilang dari kantor. Tetapi itu sama sekali tidak berpengaruh pada kemajuan perusahaan dan juga pada para klien.

Saat sedang berada dalam situasi penting, Aletha dapat menyesuaikan diri seperti bunglon. Sehingga itu tidak berpengaruh pada proses kerjanya.

Pintu utama ruangan Aletha dibuka dari luar. Dan tampak di sana Victor membawa sebuah kotak berukuran tidak terlalu besar dengan pita besar di atasnya. Aletha sama sekali tidak menyadari kehadiran Victor.

Victor sendiri yang melihat tidak ada respon dari Aletha hanya menunjukkan senyumnya. Dia berjalan mendekati Aletha. Memeluk Aletha dari samping dengan satu tangan, lalu mencium puncak kepalanya sekilas.

Aletha yang merasakan itu langsung terbangun dari lamunannya. Dia menoleh dan menemukan Victor sedang tersenyum manis ke arahnya. Aletha yang mendapat senyuman dari Victor jadi ikut tersenyum. Walau tak semanis senyum yang Victor tunjukkan.

"Itu kotak apa?" tanya Aletha yang melihat kotak yang dibawa oleh Victor.

Victor melihat kotak yang dibawanya, lalu dia taruh di atas meja di depan Aletha.

"Itu kado ulang tahun kamu."

Aletha mengernyit bingung. Pasalnya, ulang tahunnya itu jatuh pada satu bulan yang lalu. Saat kematian Reno tepatnya.

"Perasaan, kamu udah ngasih seminggu setelah aku ulang tahun. Kenapa kamu ngasih lagi?"

"Itu bukan dari aku."

"Terus dari siapa? Kan, yang bawa kamu. Kado dari Sandra sama gengnya si cocan juga udah aku terima."

Victor diam sebentar. Berpikir apakah dia harus memberitahukan siapa yang menciptakan kado itu untuk Aletha. Melihat Aletha sudah mengangkat salah satu alisnya, Victor membuang napas berat.

"Itu, dari Reno."

Mendengar itu salah satu alis Aletha yang naik jadi turun, hingga sejajar dengan alis yang satunya. Tatapan matanya juga berubah menjadi sendu penuh dengan luka. Dengan wajah yang sudah tidak dapat diartikan lagi ekspresinya. Yang dihiasi dengan sebuah senyuman yang terlihat menyedihkan.

"Tadi kotaknya berdebu, karena terlalu lama aku simpen. Kado itu harusnya Reno kasih pas ulang tahun kamu waktu masih kelas sebelas. Tapi keadaan kamu gak begitu memungkinkan buat dia ngasih kado itu. Sampai akhirnya, dia nitip kado itu ke aku.

"Dan bilang kalo suatu saat nanti kado itu harus sampe ke tangan kamu. Sumpah demi apapun aku gak pernah buka kado itu. Aku sengaja nyembunyiin kado itu dari kamu selama ini, karena aku yakin, suatu saat kamu pasti bakalan ketemu lagi sama Reno.

alvino✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang