#07

5.3K 187 18
                                    

Ingin tahu kenapa diam dan memendam cara yang aku pilih?

****

"Tumbenan lo Thut ke kelas dianter sama Victor."

"Emang gak boleh?"

"Ya bukan gitu sih. Susah jelasinnya."

"Lo gimana sih, kemaren pas gue jauhan sama Victor ditanyain sekarang pas udah deketan dikatain tumben. Bingung gue jadinya harus gimana."

"Sudah yang di belakang hampir pojok itu jangan ngobrol terus. Nanti yang cowok saya hukum."

"Bu Puri tau? Itu jahad. Kenapa cuma akuh?" ujar Yoga dengan nada yang gak banget.

Lalu pelajaran yang sangat membosankan dimulai. Keadaan kelas juga mulai hening yang terdengar hanya suara kicauan Bu Puri yang menjelaskan tentang materi.

Ada beberapa murid mulai menguap bahkan ada yang sudah meneruskan tidur. Teman-teman Aletha bahkan sama sekali tidak mendengarkan kicauan Bu Puri.

Yoga yang ada di samping Aletha sudah sibuk dengan ponselnya yang dia pegang dengan kedua tangan. Dia main moba.

Sementara Aletha, dia sibuk berbalas pesan dengan seseorang.

"Hari Jumat kita ulhar. Soal masing-masing anak berbeda. Ketahuan membuat contekan konsekuensinya beliin delapan kelas mi ayam sama minumnya di kantin. Sekalian sama wali kelasnya. Sekian dari saya hari ini. Wassalamu'alaikum Wr. Wb."

"Wa'alaikumussalam Wr. Wb." setelah Bu Puri keluar semua anak mulai berisik dengan protesan yang bertema ulhar hari Jumat.

•*•*

"Gaes, kantin masih ada meja kosong, tapi hari ini gue gak gabung kalian dulu ya."

"Lah, mau ke mana lo emangnya?" tanya Dimas.

"Iya Thut. Lo mau ke mana?" tanya Dea juga.

"Masih di sekolah kok, tenang aja. Gue duluan ya." pamit Aletha lalu pergi ke tempat yang akan dia tuju.

Tempat ini adalah kawasan tersepi di sekolahnya setelah perpustakaan dan gudang penyimpanan barang. Taman belakang sekolah.

Sekarang Aletha sedang berada di taman sekolah. Entah apa yang akan dia lakukan di sini.

Aletha mulai berjalan mendekati salah satu bangku yang tersedia. Aletha mulai duduk tapi tidak di atas bangku, melainkan di atas rumput dengan bangku sebagai sandarannya.

Aletha menengadahkan kepalanya dengan mata terpejam. Beberapa detik kemudian dia sudah menatap lurus ke depan.

Tangan Aletha bergerak untuk mengambil sesuatu dari dalam saku rok seragamnya. Mengeluarkan ponsel berwarna hitamnya dan juga earphone berwarna putih.

Aletha menyumpali kedua lubang telinganya dengan earphone. Lalu sebuah lagu mulai mengalun di telinga Aletha.

Aletha menunduk dengan mata terpejam dan dengan satu tangan menopang kepalanya. Sebagian wajahnya tertutupi oleh rambut panjangnya yang digerai.

Lalu ada orang yang duduk di samping Aletha. Tanpa izin dan tanpa sepengetahuan Aletha.

Dia mencabut satu earphone Aletha yang ada di telinga kanan. Lalu dia mulai memasangnya di telinga kirinya sendiri.

alvino✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang