#32

2K 75 56
                                    

Sebuah perjuangan melupakan yang tak membuahkan hasil. Sebuah pencarian besar yang tak berujung kepastian semu.

****

"Jadi, nama Anda Ardi?"

Pria itu mengangguk sambil tersenyum.

"Sebuah kebetulan yang menyenangkan. Kekasih saya juga bernama Ardi. Reno Rizalda Ardiansyah lengkapnya. Ardi, adalah panggilannya saat masih kecil." Aletha mengulurkan tangannya tapi tidak dibalas oleh Ardi. "Bisa Anda menjabat tangan saya?"

Ardi mengangguk, lalu Aletha mengambil tangan kanan Ardi untuk menjabat tangannya. "Nama saya Aletha Jennifer Alexander. Dan saya teman Anda sekarang."

Aletha tersenyum, menikmati hangatnya tangan Ardi. Dan Ardi juga tersenyum dengan kepala masih saja menghadap ke depan. Lalu, mereka berdua melepaskan jabatan tangan mereka.

"Kita, maksudku kau dan aku teman, bukan? Tidak bisakah untuk berbicara normal saja? Bagiku terlalu kaku jika menggunakan bahasa formal."

Aletha terkekeh, lalu memukul pelan lengan Ardi. "Tentu saja bisa. Ardi, jangan sungkan untuk meminta bantuanku, ya?"

"Untuk apa sungkan untuk meminta bantuan kepada teman sendiri?"

"Ya, kau benar. Ngomong-ngomong, kau kenal aku hanya nama saja. Apa kau memang tahu siapa aku?"

Ardi tersenyum lagi dan sekarang semakin bertambah lebar, "kau adalah putri seorang pengusaha kaya yang bernama Rio Alexander. Yang belum lama ini menggantikan posisi ayahnya yang menjadi pimpinan dalam sebuah perusahaan. Mendengar suaramu aku jadi teringat akan ayahmu."

"Kau, mengenal ayahku?" tanya Aletha sedikit terkejut dan semakin terkejut lagi ketika Ardi mengangguk.

"Beliau adalah orang yang menjagaku selama aku di sini. Beliau yang memenuhi semua kebutuhanku. Benar-benar ayah yang baik. Bahkan kedua orangtuaku tidak sebaik ayahmu itu. Ayahmu seorang pekerja keras yang memprioritaskan keluarganya. Andai aku menjadi kau."

Aletha sempat tertegun sebentar sebelum dia menunjukkan senyum keterkejutannya. Antara percaya dan tidak, karena Rio bisa sampai seperti itu. Memang Rio yang Aletha kenal adalah sosok penyayang, pekerja keras dan lebih mementingkan kepentingan keluarganya di atas kepentingannya sendiri.

Setidaknya masih ada amal baik yang Rio kerjakan sebelum Tuhan merenggut nyawanya hari itu. Karena selama hidupnya dulu, saat perusahaan yang Rio bangun perlahan hancur. Rio melampiaskan segalanya pada minuman beralkohol dan tempat hiburan malam.

Dan sampai akhirnya Rios bertemu Wenny, yang menjadi ibu tirinya Aletha. Setelah itu, kehidupan harmonis keluarga Aletha menjadi terpecah belah. Sifat Rio pun juga berubah. Rio berubah menjadi sosok yang menyeramkan dan penuh aturan di mata Aletha.

"Kau mau es krim?" tanya Aletha mengalihkan pembicaraan karena matanya mulai memanas.

"Apa ada penjual es krim?"

Aletha mengangguk yang tentunya tidak dapat Ardi lihat, "ada. Kau mau es krim apa? Biar aku belikan."

"Apa saja, asal ada rasa coklatnya."

Bahkan Rizal juga suka es krim yang ada rasa coklatnya, batin Aletha setelah mendengar jawaban Ardi.

Sekali lagi Aletha mengangguk dan tetap saja tidak dapat terlihat oleh Ardi.

alvino✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang