#16

2.9K 92 60
                                    

Terimakasih buat yang udah read, vote, comment di chapter sebelumnya 😍
Happy reading 💞

•*•*

Jika terluka adalah satu-satunya cara agar kamu bisa bersamaku lagi. Lebih baik jangan.

****

Kemarin adalah hari terakhir Aletha memijakkan kakinya di sekolah. Karena sekarang liburan telah tiba. Aletha sebenarnya ingin pulang ke Brazil walau hanya tiga atau empat hari.

Dia bisa saja kembali ke sana seorang diri. Tanpa ditemani keluarga, teman, ataupun pacarnya. Tapi Nicholas melarangnya. Untuk pertama kalinya Nicholas tidak mengizinkan Aletha pergi.

Aletha sendiri cuma bisa menurut. Mungkin kalau yang melarang itu papa kandungnya, Rio. Aletha pasti tetap pergi.

"Royyan!" teriak Aletha dari teras rumahnya sambil berlari kecil menyusul Royyan.

Tapi Royyan diam saja dan justru semakin mempercepat langkah kakinya.

"Royyan," panggil Aletha lagi saat dia sudah menghentikan Royyan dengan menarik pergelangan tangannya, "kamu kenapa sih?"

Royyan menarik kasar tangannya. Dia memalingkan muka seperti enggan menatap Aletha. Lalu berkacak pinggang.

"Jauh-jauh deh dari gue!" ujarnya dingin. Masih belum menatap Aletha.

"Maksud kamu apa sih?" tanya Aletha bingung, tangannya bergerak untuk menghadapkan Royyan padanya. Tapi dengan cepat Royyan menghindar.

Royyan mendengus kasar lalu dia berjalan mendekat, masih dengan tangannya di pinggang. Dia menatap lurus Aletha.

"Lo tau, lo tuh sumber masalah di hidup gue. Asal lo tau, hari pertama ujian kemaren wajah gue ancur karena lo!" ketus Royyan sambil mencengkeram erat kedua lengan Aletha.

Aletha menatap Royyan dengan kening berkerut dalam. Dia bingung dengan yang Royyan katakan.

"Gara-gara lo, gue dijadiin samsak sama Reno!" Royyan menghempaskan tubuh Aletha lalu dia berjalan pergi dengan langkah panjang-panjang.

Akibat dihempaskan oleh Royyan dan sedang tidak siap, Aletha jadi jatuh terduduk.

Bertepatan dengan petir menggelegar yang terdengar Aletha bangun dari jatuhnya. Lalu secepat mungkin dia berlari menyusul Royyan yang sudah di atas motornya dan sedang mengenakan helmnya.

"Royyan.. maksud kamu apa sih, aku gak ngerti. Bahkan Reno siapa aja aku gak tau," jelas Aletha dengan tangan mencengkeram lengan Royyan agar tidak pergi.

"Gak usah sok gak inget. Reno itu pacar lo!"

Aletha semakin mengeratkan cengkramannya, "pacar aku cuma kamu dan aku gak mungkin duain kamu."

"Ah.. bullshit!!" Royyan menarik tangannya lalu mendorong Aletha supaya jauh dari jangkauannya.

Mesin motor Royyan hidup. Sempat Royyan bemain dengan gasnya agar timbul suara bising dari knalpot motornya.

Aletha bangkit, dengan seluruh tenaga yang masih dia punya dia berlari mengejar motor Royyan yang sudah bergerak pergi dengan cepatnya.

Hujan mengguyur bumi dengan derasnya. Gemuruh guntur dan kilatan petir semakin mendominasi. Aletha tetap berlari.

"Royyan!!!" panggil Aletha dengan sekuat tenaga sambil berlari. Tapi motor Royyan tak juga berhenti.

"Royyan!!!!" panggil Aletha lagi lebih lantang karena dia sudah berhenti berlari.

alvino✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang