#40

3.9K 90 38
                                    

Pagi ini, Aletha sudah siap dengan gaun putih melekat pada tubuhnya. Hanya dengan riasan yang tidak berlebihan sudah mampu membuat wajahnya terlihat berseri-seri.

Ada binar kebahagiaan di matanya walau redup. Karena terlalu ditutupi oleh binar ketakutan. Bukan karena apa-apa, Aletha hanya takut kalau dia tumbang saat proses pernikahan diberlangsungkan.

Aletha tersenyum di depan teman-temannya yang menemaninya di dalam kamar. Kadang, Aletha tertawa, jika dirasa perlu dan ada yang lucu.

"Ciee, yang udah sold out!" seru Vian dengan nada menggoda yang ditanggapi seadanya oleh Aletha.

"Tha, kok lo nikah, sih, gue gimana?" tanya Yoga dengan nada menyedihkan, "udah lama gue naksir lo tauk."

"Wahh, bibit-bibit pebinor, nih!" cibir Dimas bermaksud bercanda, lalu mereka semua tertawa bersama.

"Gue juga naksir lama sama lo, Yog. Gimana dong?" ucap Aletha dengan nada yang sama seperti Yoga.

"Udah, Tha, kita kawin lari aja! Kalo gak gue gantiin tempat Victor entar."

Aji tertawa keras-keras membuat yang lain jadi mengernyit bingung.

"Si Aletha baru mau lo bawa lari aja, lo pasti udah koid duluan di tangan Victor!" jelas Aji membuat mereka paham dan langsung tertawa terkecuali Yoga.

"Jahat lo, Ji, doain berhasil kek! Ini malah dikatain koid duluan!"

"Lo sendiri kapan nyusul gue, Ji?" tanya Aletha setelah meredam tawanya.

Aji terdiam sementara pipi Dea bersemu merah. Sontak mereka berdua jadi bahan tertawaan yang lainnya.

"Ciee, salting, ciee!" seru Vian sambil menusuk-nusuk pipi Aji dengan jari tengahnya.

"Sakit tolol, kuku lo panjang, tuh!" gerutu Aji sambil menepis tangan Vian dari wajahnya.

"Terus kalian bertiga gimana?" tanya Aletha membuat Aji dan Dea terbahak sementara Vian dan Dimas terdiam.

"San, kita kapan?" tanya Yoga kepada Sandra yang sedari tadi hanya menyimak dan ikut tertawa dengan kedua alis dinaik turunkan.

"Kapan aja siap kok," jawab Sandra dengan malu-malu.

"Aseek, cuma tinggal lo berdua tuh yang belom ada pasangannya!" seru Dea dan langsung diangguki oleh Aletha, Aji, Yoga, dan Sandra.

"Ntar gue juga dapet."

"Ntar kita berburu aja, Cet, dapet bule Brazil, kan, lumayan."

"Boleh juga, tuh! Mumpung ada sebagian temen Aletha sama Victor yang ikut ke sini."

Pintu kamar Aletha terbuka dan di sana ada dua orang perempuan yang satunya tersenyum manis dan yang satunya lagi berekspresi datar saja. Mereka berdua Minnie dan Zigy. Yang tersenyum manis Minnie dan yang berekspresi datar Zigy.

Melihat mereka berdua, Vian dan Dimas jadi saling menyikut sambil sesekali berbisik.

"Gue yang senyum," ujar Vian dan langsung tidak disetujui oleh Dimas.

"Gak! Gue yang senyum."

Aletha, Minnie, dan Zigy mengobrol sebentar. Dengan bahasa orang Brazil yang sama sekali tidak diketahui baik Yoga, Dimas, Vian, Aji, dan Dea.

Lalu, pintu kamar terbuka dan Victor masuk ke dalam kamar. Membuat sejenak perhatian mereka teralihkan.

"Beri kita berdua waktu sebentar," ujar Victor dan langsung diangguki oleh semua orang kecuali Aletha, Minnie, dan Zigy.

alvino✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang