Prolog

8.7K 495 26
                                    

"Yang Mulia Putri, silahkan Anda bangun." Ayame yang merupakan dayang yang melayani Naruto membangunkan gadis kecil itu selembut mungkin.

"Ayame? Ada apa? Ini masih malam." Naruto mengucek matanya merasa terganggu,

Bagaimanapun memang ini masih malam, ini masih jam tidurnya, untuk alasan apa Ayame sampai harus membangunkannya.

"Silahkan ikut hamba ke kediaman Yang Mulia Raja, Putri." ajak Ayame.

Naruto membelalakan matanya, langsung berlari menuju kediaman utama ayahnya.

"Kondisi Yang Mulia Raja semakin memburuk. Hamba tak dapat melakukan apa-apa, hamba pantas mati Yang Mulia."

Dia ingat perkataan tabib yang berbicara dengan ibunya yang tanpa sengaja dia dengar. Naruto tak peduli udara dingin menusuk kulitnya karena pakaian tidur yang dia kenakan tipis, dia tak peduli Ayame yang berteriak menyuruhnya untuk setidaknya memakai sepatu, dia tak peduli. Ini masalah yang lebih penting dari semua itu, ayahnya....

"A-ayahanda..." bisik Naruto melihat sang ibu memeluk ayahnya yang terbujur kaku, dan para pelayan serta pejabat istana bersujud menangisi ayahnya.

"Ti-tidak. A-ayahanda, jangan tinggalkan aku. Bukankah ayah sudah janji akan hadir dihari perayaan kelahiranku, Ayahanda." teriak Naruto memeluk tubuh ayahnya yang sudah dingin.

Kushina memeluknya erat, mencoba menguatkan putrinya.

Bagaimanapun Naruto masih berumur 7 tahun (3 hari lagi), masih butuh kasih sayang dari sang ayah,

Putri kecilnya masih butuh perlindungan.

Putri kecil yang akhirnya menanggung beban sendirian.

.

.

.

"Putri Naruto. Anda dimana? Hamba mohon keluarlah. Yang Mulia," teriak Ayame memanggil-manggil Naruto.

Namun hasilnya nihil, Naruto tak ditemukan, para dayang yang lain sudah dibuat bingung dan takut terkena hukuman dari permaisuri.

Sudah sejak pemakaman sang raja Naruto menghilang, bahkan sarapan pagi dan makan siangpun belum disentuhnya, sedangkan hari sudah menjelang sore.

"Sedang apa kalian?" tanya Nagato melihat rombongan keponakannya yang tengah kebingungan.

"Yang Mulia Putra Mahkota. Ti-tidak, hanya saja kami tengah mencari Yang Mulia Putri. Namun tak ditemukan dimanapun," ujar Ayame membungkuk hormat pada orang didepannya,

"Kalian siapkanlah makan malam, biar aku mencari Putri, dan jangan membantah karena itu perintah,"

Ayame yang hendak protespun hanya mengatupkan mulutnya kembali dan pamit undur diri bersama para dayang dan penjaga Naruto.

"Sudah kuduga kau ada disini Naru. Tidakkah kau bosan akan tempat ini?" tanya Nagato melihat sang putri kecil tengah berjongkok menangis sendiri di dekat pohon Oak, yang ada di istana timur, tempat tinggal yang khusus dibuatkan untuk para putri raja,

"Pam... Putra Mahkota, Putri Naruto memberi hormat, semoga Anda diberi kesehatan dan umur panjang." Naruto memberi hormat pada Nagato ala Putri kerajaan pada umumnya.

Crown - 宝座 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang