Prang. Brak. Bugh.Suara benda dilempar.
Yahiko kini tengah marah. Dia marah pada dirinya sendiri, harusnya dia lebih dahulu menyingkiran sang Putri, dia fikir Naruto hanya bisa protes tanpa melakukan perlawanan.
Nyatanya dia bahkan memiliki kewenangan melebihi Nagato yang notabene bukan keturunan sah.
Harusnya dia memperhitungkannya, dia fikir segel itu menghilang bersamaan dengan putri Raja sebelum Minato berkuasa, yang menghilang setelah menghentikan pemberontakan.
Harusnya dia memikirkan skenario terburuk.
Rencananya gagal total, dia padahal sudah berencana membunuh Menma dan Arashi di pengasingannya dengan menggunakan kecelakaan sebagai alasan, rencananya hancur oleh seorang gadis kecil,
"Kau yang akan kusingkirkan terlebih dahulu Putri, kau tidak tahu tengah berhadapan dengan siapa. Raja saja bisa kusingkirkan, kau hanya gadis kecil yang beruntung. Kita lihat saat peringatan kematian ayahmu, kau akan mengikuti jejak ayahmu." gumam Yahiko meremas kertas yang ada digenggamannya penuh emosi.
.
.
.
"Naru..." Kushina datang menghampiri putrinya, kini kediamannya tak lagi dijaga oleh prajurit, prajurit itu sudah ditarik oleh Nagato.
"Ibunda, maaf hanya ini yang bisa aku lakukan," ujar Naruto penuh penyesalan,
"Kau sudah berjuang sayang. Tenanglah semua akan kembali seperti semula." Kushina memeluk putrinya, meski dia jauh dari sang putra namun setidaknya dia masih bisa memanggil Menma untuk berkunjung, atau dia yang akan berkunjung ke kediaman baru Menma yang ada diluar tembok istana.
"Ibunda. Mulai sekarang aku yang akan melindungi semuanya," ujar Naruto penuh tekad.
.
.
.
Semua telah dipersiapkan, Menma hanya tinggal menetap disana,
Kediaman yang akan ditempatinya berada di tengah ibukota.
Beberapa penjaga dan juga dayang telah ada disana untuk melayaninya, meski hidup diluar istana Menma tetaplah Pangeran, kehidupan diluar istana akan segera dimulainya.
"Kakek, karena statusmu diturunkan menjadi rakyat biasa, kumohon untuk tinggal bersamaku, temani aku. Di luar istana aku bukanlah siapa-siapa." ujar Menma menatap kakeknya.
"Tentu Yang Mulia. Hamba akan mengikuti semua perintah Yang Mulia. Hamba akan mengajarkan semuanya kepada Anda. Baik itu ilmu militer maupun ilmu politik. Kelak Anda harus bisa berdiri dipuncak." ujar Arashi,
Arashi tak mengajarkan Menma untuk menjadi seorang pemberontak.
Tidak. Karena dari awal tahta itu milik Menma, kesiapan Menma saat itulah yang membuatnya tak bisa naik tahta. Tak ada yang bisa dilakukan bocah 3 tahun saat itu.
"Yang Mulia lewat sini." ujar kasim yang kini akan melayani Menma, dulu dia selalu dibantu Chiyo, namun sekarang tidak lagi, dia harus terbiasa akan hal ini, dia harus terbiasa dengan lingkungan baru diluar istana, demi ibu dan kakaknya yang sudah banyak berkorban hanya untuk menyelamatkan dia dan kakeknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crown - 宝座 [END]
FanfictionYang dia lakukan hanyalah berkorban untuk keluarganya meski harus meninggalkan orang yang dia cintai. Statusnya yang merupakan seorang putri dia buang demi keluarganya. Membiarkan kekasih hatinya menganggap dirinya tiada. Semua karena perebutan taht...