Bagian 28 : Batas Akhir

1.6K 231 11
                                    

Menma memeluk Sakura yang menangisi kematian kakeknya yang tragis.

Tewasnya pejabat Orochimaru memang membuat banyak orang kehilangan, meski terkesan seperti orang ambisius tapi apapun yang dilakukannya semua demi kebaikan kerajaan Konoha.

Naruto bersama Sasuke menatap Zetsu yang datang sebagai utusan dari Raja bersama Sai dan rombongan.

"Dia yang membawa semua kemalangan ini. Aku akan membunuhya," desis Naruto,

Sasuke menggengam tangan Naruto dan menggeleng,

"Dia memang dalangnya tapi kita belum tahu siapa saja yang menjadi pengkhianatnya."

"Tapi orang itu yang membuat kerajaanku diambang kehancuran, dia..."

"Bersabarlah. Masih banyak yang perlu disiapkan,"

Zetsu menatap Naruto dan menyeringai.

.

.

.

Disisi lain Jiraya tengah bertarung habis-habisan.

Banyak luka sayat ditubuhnya, dia ambruk tak kuat menahan semua luka yang terus mengucurkan darah.

Menatap satu persatu orang yang menyerangnya.

"Kalian berkhianat!!" teriak Jiraya,

"Tidak Jenderal. Kami dari awal ada dipihak Pangeran Sai,"

"Apa kebaikan Putri Mei kurang?!!"

"Tidak. Dia sangat baik, tapi sayangnya sebagian dari kami adalah orang-orang Tuan Zetsu sedari awal. Tuanku tahu rencana kalian, karena itu kami bergabung dengan karavan."

"Lalu dimana Iruka?"

"Iruka? Ahh mungkin dia sudah mati bersama Hiruzen Sarutobi." ujar Ino,

"Kau diperlakukan baik dikaravan Ino!!" teriak Jiraya,

"Ya. Tapi orang yang menolongku pertama kali adalah Pangeran Sai."

"Lalu apa artinya kami untukmu?"

"Penghalang kekuasaan Pangeran Sai." dan setelah kata-kata itu Ino menancapkan pedang pada Jenderal tua yang sudah tak berdaya,

Darah menciprati wajah Ino,

Satu persatu pengkhianat bermunculan, dan satu persatu juga kematian mendatangi tiap orang dari kubu Menma.

.

.

.

Tubuh Naruto merosot saat melihat anggota karavan yang tewas mengenaskan,

Dia baru saja tiba dipenginapan yang anehnya tanpa penjagaan, awalnya dia mengira penghuni karavan tengah melakukan diskusi bersama Jendral Jiraya,

Tapi apa yang dilihatnya sekarang.....

Sasuke mengecek salah satu tubuh tak bergerak disana,

Sudah tewas.

Bau amis dan genangan darah tak dia pedulikan, dia merengkuh tubuh Rin.

"Maafkan aku," bisik Naruto pada gadis yang umurnya tak berbeda jauh dengannya,

Tubuh Rin sedikit bergerak saat air mata Naruto membasahi wajahnya, dengan cepat Naruto meraba nadi gadis itu. Denyut nadinya ada meski sangat lemah.

"Sasuke tolong panggil bantuan, mungkin aja diantara mereka ada yang selamat!!" seru Naruto,

"Bertahanlah Rin," bisik Naruto saat melihat Sasuke berlari mencari bantuan.

Crown - 宝座 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang