"Ini segel untuk pengangkatan Pangeran Menma. Memang bukan bentuk segel tapi surat yang dibubuhkan segel ini cukup untuk mengangkat Putra Mahkota. Maaf tapi untuk segel aku tak bisa menunjukan atau memberikannya pada Anda karena itu sudah peraturan keluarga Sarutobi. Kami hanya diperintahkan untuk membubuhkan segel itu diperkamen pengangkatan Putra Mahkota," jelas Konohamaru, memberikan perkamen yang selama ini dia simpan pada Naruto,
"Tak apa, kau sudah berjuang untuk melindungi ini Konohamaru, terimakasih."
"Tidak. Ini suatu kebanggaan bagi keluarga Sarutobi untuk melayani keluarga kerajaan Yang Mulia."
"Baiklah. Dengan surat ini kita bisa melawan pejabat Yahiko. Jangan biarkan pengorbanan Neji sia-sia," ujar Naruto penuh tekad.
"Aku akan selalu disampingmu Naru, dan kumohon jangan membuatku menjauh lagi."
Naruto menatap Sasuke dan mengangguk,
"Jangan sampai mati, karena aku tak akan memaafkanmu jika kau tewas."
"Ya. Aku tak akan mati, tidak akan."
.
.
.
Menma menatap pamannya yang terbaring dengan wajah pucat,
Akhirnya dia bisa menemui pamannya meski harus menyamar menjadi kasim.
"Paman ini aku Menma,"
Nagato membuka matanya perlahan dan tersenyum miris,
"Kau ingin segel raja bukan?" tanya Nagato,
Menma mengangguk.
"Bawalah. Dan semoga kau selalu dalam lindungan dewa, sekarang ini aku hanyalah boneka rusak yang siap ditinggalkan pemiliknya." Nagato mengambil segel naga yang selama ini dia simpan dibalik bantal tidurnya,
"Jangan menyerah begitu saja paman. Kau sudah melakukan yang terbaik, kakak Naru juga berjuang, karena itu bisakah kau berjuang juga?"
"Naru?"
"Kakak Naru masih hidup dan sekarang ini tengah berjuang diluar sana. Karena itu, bisakah paman bertahan?"
"Benarkah itu Menma?" tanya Nagato bangun dari tempatnya berbaring, wajahnya terlihat sedikit cerah, matanya memancarkan semangat kembali.
"Ya."
"Syukurlah. Aku benar-benar bahagia, terimakasih. Aku akan berjuang sedikit lagi untuk kalian."
"Sepertinya aku harus pergi paman. Aku pamit, dan jaga kesehatanmu," pamit Menma saat mendengar suara langkah kaki yang mendekati kediaman raja, dia keluar secara diam-diam, mengikuti rombongan kasim lain yang kebetulan berada disana.
.
Menma menatap rombongan itu, ada Sai, Yahiko dan Konan beserta rombongan.
'Apa yang coba mereka lakukan pada paman?' batin Menma khawatir.
.
.
"Ayahanda bagaimana keadaanmu?" tanya Sai tersenyum palsu seperti biasanya,
Nagato terdiam. Menatap ketiga orang yang memasuki kediamannya,
"Pergilah kalian!!" desis Nagato tak suka.
"Paman tahu jika aku terluka oleh orang-orang Menma? Aku hampir mati saat itu." ujar Sai masih dengan senyumnya, menunjukan luka yang ditorehkan Naruto,
Nagato memalingkan wajah tak peduli,
"Kau benar-benar membenciku Ayahanda? Aku putramu, kau rela berkorban demi keluarga sah tapi tidak denganku yang merupakan darah dagingmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown - 宝座 [END]
FanfictionYang dia lakukan hanyalah berkorban untuk keluarganya meski harus meninggalkan orang yang dia cintai. Statusnya yang merupakan seorang putri dia buang demi keluarganya. Membiarkan kekasih hatinya menganggap dirinya tiada. Semua karena perebutan taht...
![Crown - 宝座 [END]](https://img.wattpad.com/cover/139099912-64-k89487.jpg)