Esok harinya, Naruto bersama Neji dan tiga orang karavan keluar penginapan.
"Berpencarlah. Cari info tentang Sarutobi Konohamaru, satu jam lagi kita akan bertemu di kedai ramen." Perintah Naruto sebelum keluar dari gerbang.
"Naru..."
Langkah Naruto terhenti.
Neji dengan sigap berdiri didepan Naruto, mengarahkan pedang yang masih didalam sarungnya pada pria yang ada didepan Naruto.
"Sai..."
"Mau kemana Naru?"
"Bukan urusanmu Sai." Desis Neji tak suka,
"Klan Sarutobi, klan yang memiliki hubungan baik dengan keluarga kerajaan. Sarutobi Hiruzen murid Pangeran Tobirama yang dipercaya memegang segel Putra Makota, segel yang bisa mengangkat seorang Pangeran menjadi Putra Mahkota. Dia menghilang entah kemana setelah kematian Pangeran Tobirama, tapi setiap akan ada pengangkatan Putra Mahkota maka segel itu akan muncul dengan selembar kertas yang sudah dibubuhi segel itu. Dan segel itu ada ditangan calon penerusnya Sarutobi Konohamau yang sekarang hilang, kemungkinan diculik oleh kelompokku sangat besar. Jadi disini aku akan memberimu penawaran kembali. Aku akan berada dipihakmu dengan syarat yang sama, menjadi milikku, tinggalkan Uchiha Sasuke."
"Dalam mimpimu Sai,"
"Kau bahkan sekarang meninggalkannya tanpa kata Naru."
"Aku akan kembali padanya setelah semuanya selesai."
"Selesai? Yakin kau bisa mengalahkan kami tanpa dewa Naga yang selalu ada disampingmu?"
"Ya."
"Jika begitu, dipertemuan selanjutnya, aku tak akan segan-segan padamu, mungkin juga aku bisa membunuhmu tanpa sengaja jika kau terus menjadi penghalang. Jangan menyesal," Sai berjalan pergi,
Neji menatap Naruto khawatir, tapi wajah majikannya itu terlihat tak gentar,
Biasanya Putri yang selama ini dia layani akan menangis, mengeluarkan kelemahannya.
Tapi tidak.
Nonanya kini terlihat lebih kuat.
"Kita pergi Neji, aku yakin Konohamaru ada disekitar sini, Sai tak mungkin melakukan sesuatu pada Konohamaru. Dilihat dari ceritanya Sai belum mendapatkan segel Putra Mahkota,itu artinya Konohamaru belum membuka suara, dia tetap teguh menjaga segel itu. Kita harus menemukan dia secepatnya."
"Baik Nona."
.
.
.
Menma menatap kediaman pamannya yang kini dijaga oleh pengawal dengan ketat,
Dia tak bisa mendekat.
Permaisuri mengatakan jika Nagato tak ingin diganggu. Tapi dia tahu, semua hanya akal-akalan pejabat Yahiko agar dia tak bisa bertemu pamannya.
"Pangeran Agung." Panggil Mei halus,
"Bibi, maafkan keponakanmu yang tak pernah memberi salam penghormatan."
Mei mangangguk dan tersenyum kecil.
"Mau berbincang denganku sebentar? Tunanganmu juga ada ditempatku sekarang."
"Sakura?"
"Ya."
.
.
Menma melirik Sakura yang tengah menikmati teh dengan santai,

KAMU SEDANG MEMBACA
Crown - 宝座 [END]
FanfictionYang dia lakukan hanyalah berkorban untuk keluarganya meski harus meninggalkan orang yang dia cintai. Statusnya yang merupakan seorang putri dia buang demi keluarganya. Membiarkan kekasih hatinya menganggap dirinya tiada. Semua karena perebutan taht...