Bagian 23 : Pulang

1.7K 255 22
                                    

Naruto bersama Iruka melangkah memasuki istana.

Tubuh wanita itu menggigil saat merasakan atmosfir dalam istana,

Aura istana terasa mengerikan dari yang dia ingat.

"Kau baik-baik saja?" tanya Iruka,

Naruto mengangguk kaku,

Kakinya bergetar.

"Berpeganganlah,"

Naruto merangkul lengan Iruka.

"Maaf Iruka-san, aku...."

"Tak apa."

.

Mei menyambut keduanya, menatap Naruto yang terlihat susah payah bernafas, lihat saja keringat dinginnya itu.

"Iruka, Naru."

"Yang Mulia." sapa keduanya bersamaan,

Mei membawa keduanya kedalam kediamannya,

"Bibi..."

"Hm? Kenapa?"

"Perjanjian apa yang kau buat dengan dewa Naga?" tanya Naruto tanpa basa basi.

Dia ingin bertanya hal itu bukan tanpa alasan, tapi dia ingin tahu bagaimana Mei bisa kembali ke istana seolah tak memiliki perjanjian apapun.

Tapi hal itu tak mungkin, bibinya pasti memiliki perjanjian besar,

Mei menuangkan teh dengan anggun dan tersenyum kecil.

"Kematian."

"Bibi?"

"Kematian akan mendatanginya jika aku bersama orang yang aku cintai."

"Jenderal Kakashi? Maksud Bibi, Paman Kakashi akan meninggal dunia?"

Mei terdiam dan mengangguk kecil.

"Kenapa dewa begitu kejam? Dia pelindung bukan?"

Iruka menggeleng, "Dewa Naga hanya perantara, dia hanya melindungi Konoha dengan cara memperingatkan hal yang mengancam kerajaan kita. Dewa Naga tak memiliki kekuatan, dia dihukum Kehendak Langit karena dulu pernah membantu Raja Hashirama membantai pengkhianat dan akhirnya hilang sebagian kekuatan. Harusnya kekuatannya sudah kembali puluhan tahun lalu tapi dewa Naga kembali dihukum karena memberi berkahnya pada ibumu. Ya, kau adalah berkah dari dewa Naga, dan hasilnya kekuatannya sampai sekarang hilang tanpa sisa, dewa itu masih dalam masa hukuman tak bisa pulang ke langit." jelas Iruka.

"Tapi itu terlalu kejam!!"

"Karena itu demi dirinya aku harus melupakan rasa cinta ini. Aku harus melupakan Kakashi meski tak bisa, tapi setidaknya aku bisa melihatnya menjadi Jenderal besar."

"Jika aku menjadimu aku mungkin tak kuat."

Mei menggeleng, "Aku tak sekuat yang kau bayangkan Naru. Ingin aku sepertimu tapi tak bisa, kebebasanku sudah direnggut, mungkin ini bayaran sebagai putri yang bahkan bisa membuat titah raja tak berlaku, mungkin ini bayaran yang setimpal."

"Jangan membahas hal seperti itu lagi. Jadi Putri untuk alasan apa Anda memanggil kami?" tanya Iruka mengalihkan pembicaraan.

"Ah benar. Soal dokumen yang pernah Naruto ambil dari kediaman pejabat Mizuki saat kita melakukan pencurian apa kalian ingat?"

Keduanya mengangguk.

"Saat kubaca lebih lanjut, itu bukan bukti korupsi, tapi nama-nama pejabat yang dicurigai melakukan pemberontakan dan terbunuh baru-baru ini."

Crown - 宝座 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang