Bagian 7 : Perpisahan

2.7K 320 21
                                    

Naruto memakai jubahnya, jubah asli keputriannya, jubah yang hanya biasa digunakan saat acara tertentu.

Memang sama saja dengan jubah lainnya jika dilihat sekilas,

Namun jangan salah, jubah itu adalah jubah terbaiknya. Jubah yang terbuat dari sutra yang sangat halus, lambang naga emasnya terbuat dari serat sutra yang dicampurkan emas asli, dan yang paling tak bisa dibandingkan dengan jubah lainnya adalah lambang didada kiri, lambang klan Namikaze, yang hanya diukir di baju milik para putri Namikaze, menandakan bahwa dia adalah Putri spesial, putri mendiang Raja.

Baju itu juga memiliki legenda tersendiri. Jubah itu pernah hilang bersama seorang putri raja sebelum Minato, adik dari Minato lebih tepatnya,

Namun keesokan harinya jubah itu terpajang manis di kediaman keputrian, namun sang putri saat itu tetap hilang sampai sekarang, menurut legenda itu adalah jubah pemberian sang Dewa pelindung.

.

Ayame terlihat mengerenyit saat melihat punggung polos Naruto, melihat bekas luka yang tak akan hilang, bekas sayatan pedang.

"Itu adalah luka kebanggaanku, aku bisa melindungi Menma." ujar Naruto saat melihat ekspresi Ayame.

"Ma-maafkan hamba Yang Mulia." Ayame membungkuk.

"Aku tak masalah Ayame." Naruto menghadap Ayame.

"Tetapi Yang Mulia, hamba masih tak menyangka Yang Mulia kuat saat diberi tanda dipinggang sebelah kiri Yang Mulia." ujar lagi Ayame.

"Maksudmu lambang keluargaku? Itu menyakitkan Ayame, aku harus menahan panasnya jarum agar ukiran lambang keluargaku diukir sempurna. Ini Menandakan bahwa aku keturunan sah, aku masih ingat itu, saat itu aku berumur 5 tahun, dan yang mengukir ini adalah Ayahanda, lebih menyakitkan lagi Menma, Saat dia masih berumur 1 tahun ayah mengukirnya dibahu kirinya. Seakan ayah tahu bahwa umurnya tak lama lagi, tetapi ini hanya rahasia kita. Karena, hanya Ibu suri, Menma, paman Nagato, paman Kakashi, dayang kepala, kau, dan tabib Shizune saja yang tahu akan hal ini. Karenanya setiap aku berganti pakaian hanya meminta bantuanmu, begitupula saat aku terluka. Tabib Shizune dengan lihainya menutup tanda ini."

Ayame menutup mulutnya dan mengangguk mengiyakan.

"Kita akan terlambat,"

"Aku tahu kau tak akan ikut, aku punya amanat Ayame. Rahasia yang selalu kubagikan padamu, jangan pernah bocor pada siapapun," Naruto mengedipkan sebelah matanya.

Dia keluar dari istana timur menuju Istana utama.

"Yang Mulia Raja. Putri Naruto mohon pamit," Naruto meminta izin.

Nagato, Konan, Kushina dan para pejabat mengantar kepergian Naruto yang menaiki tandu bersama rombongan prajurit. Para rakyat bersujud saat rombongan sang Putri lewat. Sasuke dan Menma yang kebetulan bersama menatap kepergian Naruto.

'Lindungi aku Ayahanda.' Naruto menggengam segel Naganya.

.

.

.

Kakashi tengah membaca perkamen yang dipegangnya.

Crown - 宝座 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang