Bagian 22 : Kabar mengejutkan

1.8K 269 20
                                    

"Sudah tujuh pejabat yang dicurigai melakukan pemberontakan terbunuh." ujar Shikamaru memberi laporan,

Sasuke mengangguk.

"Aku merasa kerajaan Konoha tengah berjalan menuju kehancuran." gumam Sasuke khawatir.

"Kau tak perlu mengkhawatirkan hal itu. Anggap saja terbunuhnya mereka adalah karma dari Dewa, mereka mencoba memberontak pada kerajaan kita dan akhirnya mati. Ya?"

"Haaah... Hidupmu itu enak sekali. Seolah tak ada beban,"

"Tak ada beban? Asal kau tahu Sasuke. Ayahku terus memintaku untuk mengambil jabatannya di istana dan istriku sekarang tengah marah dan mengusirku dari rumah. Asal kau tahu aku sampai menginap disini, dikantor ini!! Dan semua karenamu!!"

"Karenaku?" beo Sasuke tak mengerti.

"Ya. Karenamu!! Kau yang enak-enakkan dengan kekasihmu sampai lupa pekerjaan sebagai gantinya aku yang mengerjakan tugasmu sampai tak pulang ke rumah dan sampai pulang ke rumah aku malah diusir. Mengerti?!!"

Sasuke tertawa datar, "Hahaha... Maaf. Tapi terimakasih,"

Shikamaru membuang nafas, "Jadi bagaimana hubunganmu dengan Naru?"

Sasuke tersenyum kecil.

"Sepertinya berjalan dengan baik ya?" tebak Shikamaru,

"Ya. Jika semua masalah sudah selesai kami akan pergi dari kerajaan ini, menetap disuatu tempat yang jauh."

"Lihat. Sekarang Sasuke yang pemurung jadi pria periang sampai membuatku takut." komentar Shikamaru,

"Sebagai sahabat kau harusnya mendukungku."

"Aku selalu mendukungmu jika kau tak terus menyusahkanku."

"Benar. Benar. Hampir lupa, tadi saat kau pergi Temari datang."

"Ka-kau... Kenapa tak bilang dari tadi dasar anak ayam!!"

Sasuke melambaikan tangan melihat Shikamaru yang lari dari sana untuk menemui istrinya.

"Baiklah. Waktunya berkunjung ketempat Naru..." ujarnya riang.

.

.

.

.

.

Sai duduk didepan Iruka yang wajahnya terlihat begitu menyeramkan.

"Peran apa yang sedang kau mainkan Sai?

"Kenapa sensei? Kau ingin berperan dalam panggung drama kerajaan ini?"

"Sai!!"

"Sensei, apa kau tahu jika Ayahanda akan segera mati? Tubuhnya sudah mulai rapuh. Paman Yahiko sudah sedari dulu memberinya racun sedikit demi sedikit, dia memberikan racun itu kemudian memberi penawar, memberi racun kemudian memberinya lagi penawar. Terus berulang-ulang sampai tubuhnya tak kuat, dan ketika kematian datang maka aku naik tahta dengan atau tanpa segel Putra Mahkota."

"Sai kau..."

"Maaf sensei tapi demi melindungi Naruto aku harus manjadi Raja kerajaan ini. Keluarga sah kemungkinan akan dibunuh cepat atau lambat."

"Tapi bukan ini caranya!!"

"Ini satu-satunya cara agar aku tahu dalang semua ini."

"Sai?"

"Aku tak ingin kehilangannya. Aku terlalu takut jika kematian datang padanya. Aku terlalu mencintainya, melihatnya menangis saat memohon padaku agar tak menjadi Putra Mahkota saja membuatku tak ingin bertemu dengannya, aku pria brengsek."

Crown - 宝座 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang