Menma menatap pamannya yang datang seorang diri tanpa pengawal satupun.
"Ya-yang Mulia?"
Nagato tersenyum miris.
"Apa kabar Menma. Maaf paman berkunjung tanpa pemberitahuan."
Menma menggeleng dan mempersilahkan pamannya untuk masuk.
"Ada apa?"
"Bunuhlah paman. Lakukan kudeta, ambil tahta yang seharusnya menjadi milikmu."
"Apa paman sudah meminta pendapat pada orang itu?" tanya Menma hati-hati.
Nagato mengangguk,
"Tak ada cara lain untuk menyelamatkanmu selain aku mati. Itu yang dia tulis dalam surat,"
Menma menggeleng.
"Kumohon jangan berfikir untuk mati. Aku sudah tak mau jika harus berkabung kembali."
"Sai sudah mulai melangkah dan ingin mengambil tahta secepatnya. Yahiko sudah mengumpulkan kekuatan. Kau akan diserang habis-habisan," ujar Nagato mengutarakan kekhwatirannya.
Menma tersenyum kecil.
"Paman ini berbicara dengan siapa? Aku ini Menma. Namikaze Menma, Pangeran Agung kerajaan Konoha, putra Raja Minato, adik Putri Naruto. Aku tak akan mundur meski lawanku lebih kuat!!"
Nagato seolah melihat kakaknya saat remaja. Menma sangat mirip dengan kakaknya yang sangat dia kagumi.
"Tapi Menma. Yang kita bicarakan Yahiko, bahkan ayahmu mediang Raja Minato meninggal dunia akibat diracun secara perlahan olehnya, orang-orang dalam istana sangatlah mengerikan."
"Aku hidup diluar istana. Yang harusnya Paman khawatrikan adalah Paman sendiri, Permaisuri dan Ibunda. Aku disini memiliki banyak pelindung, sedangkan Paman hidup didalam sangkar harimau yang kapan saja bisa mencabik-cabik."
"Tetapi..."
"Aku baik-baik saja disini sungguh. Aku hanya meminta paman untuk menjaga Ibunda selalu, semenjak kematian putri kesayangannya Beliau tak menjaga kesehatan dengan baik."
"Kau kuat Menma. Sepertinya aku terlalu lama keluar istana. Jaga kesehatanmu keponakan."
Menma mengangguk, mengantar pamannya sampai pintu depan.
"Ah dan satu hal lagi Paman. Aku tak akan melakukan kudeta karena dari awal tahta adalah milikku."
Nagato tersenyum dan mengangguk sebelum akhirnya pergi.
.
.
.
Naruto bersama Sasuke berjalan menuju kediaman Menma untuk bersama-sama pergi ke rumah Sakura,
Tak ada dari mereka yang mencoba membuka pembicaraan.
"Hati-hati dijalan paman." terdengar suara Menma,
Reflek Naruto bersembunyi dibalik tubuh Sasuke agar tak bertatap dengan pamannya,
"Sasuke? Sudah lama aku tak melihatmu." sapa Nagato,
"Ya-yang Mulia..."
Nagato menaruh jarinya dibibir.
"Kekasihmu?"
Sasuke mengangguk.
"Kau sudah menemukan pengganti Naruto? Syukurlah. Jika saja aku menikahkan kalian secepatnya dan membiarkan Naruto tinggal diluar istana, kejadian itu tak akan terjadi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Crown - 宝座 [END]
FanfictionYang dia lakukan hanyalah berkorban untuk keluarganya meski harus meninggalkan orang yang dia cintai. Statusnya yang merupakan seorang putri dia buang demi keluarganya. Membiarkan kekasih hatinya menganggap dirinya tiada. Semua karena perebutan taht...