Samudera - 1

100K 5.7K 438
                                    

Aku selama ini hanya menulis genre romance, tapi kali ini aku mau keluar dari zona nyaman dan mencoba sesuatu yang baru yaitu menulis genre teenfiction

semoga kalian suka ya

Jangan lupa vote dan comment

Happy reading

♥ ♥ ♥

Oceana Qiandra Xaquila, pernah berada pada satu masa, merasakan indahnya jatuh cinta dan indahnya dicintai, menjalin kisah klasik anak remaja dengan sang kekasih. Ya, dia pernah merasakan bagaimana terbang setinggi angkasa kemudian terhempas ke bumi begitu saja.

Namun, kisah indah itu telah ditelan oleh bumi, seseorang itu telah pergi meninggalkannya, meninggalkan sejuta kenangan yang masih melekat di hati.

Mata gadis berseragam putih abu-abu itu menatap nanar nisan tersebut seraya membelainya dengan penuh kasih, setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya seakan menjelaskan bagaimana suasana hatinya saat ini.

Nama : Arasya Pratama Wijaya
Lahir : 11-11-2001
Wafat : 19-09-2016

Begitulah tulisan yang tertera di batu nisan tersebut.

Gadis itu menyeka air mata di pipinya. "Aku kangen, Sya." Selalu kata itu yang terlontar dari bibir mungilnya, setiap kali ziarah ke makam ini.

"Sudah setahun lebih kamu pergi, tapi aku masih belum bisa melupakanmu, kenangan kita masih membekas di relung hati dan ingatanku." Lagi-lagi cairan bening itu membasahi pipinya.

Dia memejamkan matanya sejenak, mengusir rasa sesak yang ada di hatinya. "Sya, semoga kamu baik-baik saja. Aku selalu berdoa yang terbaik buat kamu."

Gadis itu kembali menyeka air matanya, kemudian berkata, "kamu harus selalu ingat, Nana sayang Rasya."

Gadis itu menghela napas pelan kemudian bangkit hendak pulang karena awan sudah mendung, sepertinya tetesan air dari lagit akan segera membasahi bumi.

"Sya, aku pulang dulu ya. Kapan-kapan aku ke sini lagi." Gadis itu melangkahkan kaki meninggalkan makam seorang diri.

Byurrrrrrr

Tak disangka hujan akan turun deras seperti ini, gadis itu berlari mencari tempat berteduh dan segera mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang agar menjemputnya. Namun, sebelum ia mengetik sebuah pesan, sebuah mobil berhenti tepat di depannya.

Kemudian ia masuk dan duduk di jok penumpang sebelah pengemudi. "Gue baru aja mau whatsapp lo," ujarnya sembari menggosokkan telapak tangannya karena kedinginan.

Laki-laki itu mematikan AC kemudian melajukan kendarannya dengan kecepatan sedang. "Gue harus berapa kali bilang ke lo, kalau mau ke sini tunggu gue."

"Lo 'kan ada pelajaran tambahan!"

"Kan lo bisa tunggu sebentar, Oceana."
Gadis yang dipanggil Oceana tersebut menampilkan deretan giginya. "Gue 'kan udah rindu berat sama Rasya, Samudera!"

Samudera menoleh sekilas dan kembali menatap ke depan. "Untung gue dari sekolah langsung ke sini, kalau gak, lo bisa mati kedinginan."

"Ih lo nyumpahin gue mati! Emang lo sanggup kehilangan sahabat kece lo ini."

"Kece lo bilang? Kecoa kali!"

SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang