Aku ngaret banget ya updatenya. Maafkan ya guys.
♥ ♥ ♥
Ara maupun Reyhan tidak tinggal diam atas apa yang terjadi dengan Ayahnya. Apalagi Anindya terus saja menangis karena tidak rela jika suaminya mendekam di penjara.
"Ara, Reyhan. Lakukan Sesuatu untuk Papamu, Mama gak ikhlas kalau Papamu harus membusuk di penjara," ujar Anindya di sela isak tangisnya.
Reyhan menepuk pundak Mamanya pelan. "Aku sama Ara akan melakukan segala cara agar Papa bisa bebas dari tuduhan itu."
Kakak beradik itu saling melempar pandang, seakan sudah tahu rencana apa yang mereka susun. "Aku sama Ara keluar dulu, Mama jangan nangis lagi." Keduanya berjalan beriringan melewati pintu utama menuju garasi, hingga sebuah mobil BMW yang dikendarai oleh sang Kakak keluar dari pelataran rumah.
BMW itu terus melaju hingga sampai ke rumah sakit tempat Oceana bekerja, kebetulan sekali mobil Oceana baru saja keluar dari pelataran rumah sakit, langsung saja Reyhan menancap gasnya mengikuti mobil Oceana.
Laju Oceana memelan saat melewati sekolah dasar, karena sekarang jam pulang sekolah, banyak anak kecil yang menyeberang atau menunggu jemputan.
Mata Oceana menyipit saat melihat seorang anak yang tidak asing di pandangannya, anak itu berdiri sembari menghentakkan kakinya dengan wajah masam. Karena tidak tega, akhirnya Oceana menepikan mobilnya dan menghampiri.
"Axel," panggil Oceana setelah turun dari mobilnya dan berdiri di depan anak itu.
Axel yang baru menyadari kehadiran oceana lalu mendongak. "Kakak cantik," sapanya seraya tersenyum senang.
"Kamu lagi apa?"
"Ax lagi tunggu Papa jemput, tapi sampai sekarang Papa belum datang, udah Ax telepon tapi gak diangkat."
Sebenarnya Oceana malas berurusan dengan Samudera maupun anaknya tapi ia juga tidak tega membiarkan bocah sekecil ini terluntang lantung di jalanan. "Kakak antar pulang ya."
Axel tersenyum senang kemudian ia mengangguk.
Ekor mata Oceana tidak sengaja menangkap penjual gulali yang ada di samping SD itu. "Kamu ke mobil duluan ya, Kak Oce mau beli gulali dulu. Axel mau?"
Axel menggeleng. "Gak mau, Ax gak suka makanan manis."
"Ok, Kak Oce ke sana dulu ya, mau nostalgia sama makanan kesukaan pas jaman SD."
Axel mengangguk, ia berjalan ke mobil Oceana sementara gadis itu berjalan ke penjual gulali.
Dua orang yang memerhatikan gerak-gerik Oceana sedari tadi saling melempar pandang. "Lo samperin dia, gue tunggu di sini."
Ara mengangguk, ia berjalan ke arah gulali itu, seolah tujuannya memang untuk membeli jajanan tersebut. "Pak, saya satu," ujarnya setelah berdiri di sebelah gerobak gulali yang dikelilingi banyak anak kecil.
Oceana yang sadar dengan kehadiran mantan temannya itu bersikap acuh. Sementara Ara menyapanya duluan. "Hai, Na. Long time no see."
Oceana hanya tersenyum tipis.
"Lo ada waktu gak? Gue mau ngomong sesuatu yang penting sama lo."
"Apa?"
"Gak di sini."
Oceana membayar gulali dengan uang yang ada di saku celananya dan diberikan kepada sang penjual. "Di mana?"
"Di mobil gue."
"Kenapa mesti di sana?"
"Karena gue mau nunjukin sesuatu ke lo, dan itu ada di mobil gue."
"Ok."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔
Teen FictionBeberapa part dihapus demi kepentingan penerbitan. Highest rank : #14 in Teen Fiction [26/07/2018] Bukan tentang bad boy, ice boy atau good boy. Namun, tentang Samudera Tirta Alardo yang mempunyai sahabat bernama Oceana Qiandra Xaquila, cewek yang...