Samudera - 10

32.1K 2.6K 253
                                    

Mau rajin update Samudera wkwk

Sekalian temenin malam minggu kalian yang kelabu

Yang single angkat tangan

Jangan lupa vote dan comment

♥ ♥ ♥

Ara terisak sembari mengusap layar ponsel yang menampakkan foto dirinya bersama Samudera, galeri tersebut dipenuhi oleh foto kebersamaan mereka dan beberapa ada foto candid yang Ara ambil tanpa sepengetahuan sang pemilik wajah.

Hembusan napasnya terdengar jelas, berusaha menahan sesak yang kian menggebu, jarinya terulur menyeka air mata yang kian membahasi pipi. Pikirannya melayang pada suatu masa, dimana setahun yang lalu Samudera menyatakan perasaannya karena Ara yang memang menyukai cowok itu langsung menyambutnya dengan senyuman merekah.

Setahun mereka menjalin hubungan hanya kesakitan yang sering Ara dapatkan tapi ia berusaha menikmatinya. Namun, sekarang Ara memilih mengakhiri karena hatinya tidak kuat lagi berpura-pura bahagia padahal sebenarnya terluka.

Pandangan Ara terhenti saat menatap foto dirinya bersama Oceana, ia memandangi foto tersebut dengan tatapan kesal. Dengan cekatan Ara menghapus semua foto yang tampak wajah Oceana tanpa tersisa sedikitpun.

"Gue bakal bikin hidup lo menderita."

Setelah itu Ara meletakkan ponselnya di atas nakas dan memejamkan matanya hingga terbang ke alam mimpi.

♥ ♥ ♥

"Non, sarapan," ujar asisten rumah tangga.

Oceana menarik salah satu kursi di meja makan dan ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, hanya kehampaan yang ia rasakan.

Memiliki Ayah seorang workaholic dan Bunda yang setia menemani sang suami melakukan perjalanan bisnis ke mana saja, sudah pasti yang menjadi korban kesepian adalah Oceana. Ditambah Adrian memilih kuliah di Bandung, semakin membuat rumah ini tampak sepi.

Oceana menikmati sarapannya seorang diri tanpa ada yang menemani. Ah, Lebih tepatnya berusaha menikmati.

Tetapi senyuman Oceana mengembang saat melihat seorang cowok yang menarik kursi di hadapannya seraya menampilkan senyuman manis.

"Ayo sarapan, Sam."

"Udah sarapan, gue temani lo makan aja."

"Lo datang di saat yang tepat."

"Kan semalam lo yang bilang kalau orangtua lo ke luar kota makanya gue datang buat nemenin lo sarapan."

Siapa yang tidak bahagia memiliki sahabat seperti ini, selalu ada saat kita membutuhkan, selalu menjadi penyemangat dalam keadaan pelik dan selalu menjadi penawar di kala duka.

"Udah selesai, ayok." Oceana bangkit dari tempat duduknya diikuti oleh Samudera yang meyamai langkahnya.

Digenggamnya lembut jemari milik sahabatnya itu, hati Oceana sempat speechless saat mendapat perlakuan tiba-tiba tapi Oceana berusaha terlihat baik-baik saja karena ini bukan pertama kali Samudera bertindak seperti ini.

"Sekarang udah rajin bawa motor ya," ujar Oceana seraya memasang helm ke kepalanya.

"Iya, enak duduk berdua di atas motor apalagi sambil dipeluk."

"Modus."

"Sama sahabat ini."

Oceana naik ke atas motor dan duduk di belakang Samudera, ditariknya kedua tangan Oceana agar melingkar di perutnya. "Sekarang kalau peluk gue gak apa-apa, status gue jomblo jadi aman." Oceana tersenyum dan menyandarkan kepalanya ke punggung Samudera dan semakin mengeratkan pelukannya.

SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang