Samudera - 26

19.2K 2.4K 344
                                    

Abang Samudera datang lagi

Jangan lupa vote dan comment

Happy reading

♥ ♥ ♥

Hari ini Samudera sedang berada di kediaman Om-nya —Nando— karena diminta untuk datang, lagipula ini hari minggu. Samudera memang tinggal di tempat yang disediakan oleh Ardmore Flying School.

Saat ini mereka baru saja selesai makan siang dan semua anggota keluarga sedang duduk di ruang TV, termasuk seorang gadis remaja seusia Oceana, melihat Alin membuat Samudera jadi merindukan kekasihnya di Indonesia. Ia ingin menghubungi Oceana saat ini, namun rasanya tidak sopan memainkan ponsel saat berkumpul seperti ini. Samudera masih tahu etika.

Nando mulai bercerita tentang masa lalunya. "Samudera, Om dulu dan Papa-mu mempunyai cita-cita yang sama. Yaitu, sekolah penerbangan. Dan kami sama-sama alumni Ardmore Flying School tempatmu sekarang."

"Papa-mu mewujudkan impiannya menjadi seorang pilot yang handal, dan Om mewujudkan impian menjadi instruktur pilot. Bedanya, Mas Andre memutuskan untuk bekerja di Indonesia, sedangkan Om bekerja di sini."

Nando menoleh ke wanita cantik —Irish— di sebelahnya seraya tersenyum. "Hingga akhirnya, Om diminta oleh Mas Andre untuk pulang agar menikah dengan wanita pilihannya yaitu sepupu dari Mbak Rania, Mama-mu. Setelah menikah, Om kembali lagi ke sini, dan beberapa waktu kemudian Tante Irish hamil dan inilah anaknya, Nathalin."

Samudera tetap mendengarkan penuturan Nando, wajah Nando yang sekilas mirip dengan Andre, membuat Samudera merindukan Ayahnya itu.

"Saat Tante Irish melahirkan, kalian datang ke sini. Saat itu umur kamu satu tahun. Dan juga, Mas Andre menitipkan surat yang kelak bisa diberikan untuk kamu."

"Surat?"

Nando mengangguk. "Surat itu sudah usang dan Om masih menyimpannya dengan baik, sebentar Om ambilkan dulu." Nando beranjak dari tempat duduknya menuju kamar.

Samudera menatap Alin. "Alin, kenapa gak pernah main ke Indonesia?"

"Alin sih mau aja Kak, tapi Mommy sama Daddy jarang ada waktu. Kalau Alin mau ke Indonesia sendiri gak dibolehin."

Irish menoel hidung putrinya. "Bahkan kamu belum 17 tahun, Alin."

"Beberapa bulan lagi, Mom."

Nando yang baru muncul langsung menyerahkan surat yang telah usang tersebut kepada Samudera.

Samudera membukanya secara perlahan, lalu membaca tulisan tangan yang ia kenal memang tulisan Ayahnya.

Hai jagon kecil Papa, Samudera Tirta Alardo

Papa sengaja menitipkan surat ini kepada Om Nando. Mungkin, saat kamu baca surat ini, kamu sudah tumbuh menjadi laki-laki yang tampan dan gagah. Bibitnya Papa memang unggul

Papa jatuh hati dengan putri kecil Om Nando, Nathalin Aliyana Shakira. Papa yakin dia akan tumbuh menjadi gadis yang cantik, masih bayi saja dia sudah sangat menggemaskan

Saat Papa mendengar tangis dan tawa bayi mungil itu Papa sudah jatuh hati. Begitu juga dengan Mama-mu merasakan hal yang sama

Samudera, menikahlah dengan Nathalin

Ini bukan permintaan, tapi ini adalah titah yang harus kamu laksanakan

Papa tahu jagoan Papa adalah bukan sorang laki-laki yang tega mengecewakan orangtuanya

Salam sayang, Andre
Your father
New Zealand, 11-10-2001

Samudera tidak tahu harus berkata apa saat membaca surat itu, berat untuk menerimanya dan ia bingung harus melakukan apa, di satu sisi tidak ingin mengecewakan Ayahnya yang telah tiada, di sisi lain ia mencintai Oceana dan tidak ingin menyakiti gadis itu.

Ini adalah posisi tersulit yang pernah Samudera rasakan.

"Om tahu, ini berat. Tapi dulu kami sempat bahas masalah ini dan Mas Andre benar-benar menginginkan hal itu menjadi kenyataan. Apalagi Sekarang Papa-mu sudah tiada."

Nathalin penasaran dengan isi surat tersebut. "Boleh Alin baca?" Samudera mengangguk dan memberikannya kepada Alin.

Alin mulai membaca dengan perlahan. "Alin gak mau nikah sama orang yang gak cinta sama Alin." Alin menatap Samudera. "Melihat dari reaksi Kak Sam, pasti keberatan. Lagipula, Alin yakin Kak Sam pasti sudah punya pacar dan Alin gak mau jadi perusak hubungan orang."

Irish membelai rambut putrinya. "Cinta akan datang seiring waktu berjalan." Nando dan Irish memang belum pernah memberitahu Alin sebelumnya perihal perjodohan ini.

"Seperti yang Alin katakan, aku sudah mencintai seseorang dan aku gak mau menyakitinya," ujar Samudera menerawang ke depan.

Nando menepuk pundak Samudera. "Om terserah kamu, tapi ingat ini adalah permintaan Ayahmu, Om hanya takut dia gak bahagia di sana karena keinginannya gak terkabul. Sebagai adik, Om hanya ingin yang terbaik untuk Kakaknya."

"Jangan dibuat stress, lebih baik sekarang kita istirahat. Samudera bisa istirahat di kamar yang sudah Tante siapkan."

Samudera mengangguk, dan mereka beranjak ke kamar masing-masing.

♥ ♥ ♥

Samudera menghubungi Oceana, ia sudah rindu dengan kekasihnya itu. Tidak mungkin Samudera memberitahu Oceana perihal perjodohan ini. Ia tidak ingin gadisnya itu menangis.

"Halo, Samudera," ujar Oceana di seberang sana.

"Halo, sayang."

"Sam, aku kangen kamu. Udah berapa hari ini kamu gak ada kabar setelah video call yang terputus waktu itu."

"Iya, jadwal padat, maaf ya."

"Aku rindu kamu, Sam."

"Semua kata rindumu semakin membuatku, tak berdaya menahan rasa ingin jumpa. Percayalah padaku akupun rindu kamu. Ku akan pulang, melepas semua kerinduan, yang terpendam."

"Setelah sekian lama, kamu gak buat aku baper dengan nyanyianmu."

"Masih kangen?"

"Masih, kalau gak ketemu itu kangennya belum ilang, tapi sedikit berkurang sih setelah degar suara hehe."

"Gimana sekolah kamu? Gak ada yang sakiti kamu lagi kan?"

"Gak ada, Ara udah gak macam-macam lagi, walaupun dia belum bersikap ramah ke aku. Ternyata kelas 12 itu berat, Sam. Lebih banyak tugas dari kelas 10 dan 11."

"Belajar yang rajin ya, biar bisa raih impian kamu."

"Iya, aku mau jadi dokter. Istrinya dokter, suaminya pilot. Gila keren banget, relationship goals."

Samudera menghela napas pelan, ia tidak akan tega melukai hati gadis yang amat dicintainya, apalagi Oceana sudah memikirkan tentang masa depan mereka.

"Sam, kok diam?"

Samudera kembali ke alam sadarnya. "Aku rela habisin pulsa, cuma buat dengar suara kamu, aku pengen tahu tentang keadaan kamu. Percayalah, Na. Saat ini aku ingin memelukmu."

"Cepat balik, Sam. Biar kita gak usah LDR lagi."

"Doakan yang terbaik untuk hubungan kita."

"Kamu kok ngomong gitu?"

"Gak apa-apa. Kamu jaga diri baik-baik ya, jangan lupa makan, jangan lupa istirahat, jaga kesehatan."

"Kamu juga."

"Aku tutup ya, di sana pasti sudah malam, love you."

"Love you too."

Setelah itu sambungannya terputus.

Aku gak mau sakiti kamu, Na. Kamu adalah gadis yang berarti dalam hidup aku, tapi jika suatu saat nanti aku menyakitimu, tolong jangan benci aku. Satu hal yang harus selalu kamu ingat. Aku cinta kamu, bahkan sangat.

SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang