Extra Part

89 2 0
                                    

Waktu terus berlalu, semua berjalan normal. Axel tampak bahagia memiliki Oceana sebagai Mamanya, Oceana mencintai Axel seperti anaknya sendiri.

"Ma, nanti kalau dedek lahir, main sama Axel ya," Axel bertanya dengan polonya.

"Tentu, sayang," balas Oceana.

Axel mengetukkan jarinya ke dagu. "Tapi Ax mau punya adik cowok."

"Kenapa cowok?"

"Biar bisa diajak main mobile legend."

"Didikan Bang Adrian."

Tak lama kemudian muncul Samudera yang membawakan segelas susu hamil kepada Oceana. "Nih, sayang. Minum dulu susunya," kemudian ia duduk di samping istrinya itu.

"Axel mau punya dedek cowok ya?" tanya Samudera. "Tapi sayangnya, hasil USG-nya itu cewek sayang."

Axel mengangguk. "Gak apa-apa, nanti bakal Axel jagain."

"Pintar," Samudera mengacak gemas rambut putranya.

♥ ♥ ♥

Bulan ini sudah memasuki bulan ke - 9 kandungan Oceana, kontraksinya sudah terasa, dan tendangannya semakin sakit. Sakitnya seperti ingin buang air besar.

"Sakit ... " Samudera yang baru keluar dari kamar mandi langsung menggendong Oceana dan membawanya ke mobil, karena ia tahu apa yang dirasakan oleh istrinya tersebut.

Axel duduk di jok belakang bersama Mamanya, sementara Samudera fokus menyetir, sesekali ia mengumpat karena kemacetan yang terjadi, sedangkan istrinya sedang merintih kesakitan.

Setelah mobil Samudera sudah terparkir depan rumah sakit, Samudera langsung menggendong Oceana dan membawanya ke dalam, kemudian segera diambil alih oleh beberapa perawat

♥ ♥ ♥

Samudera harap-harap cemas melihat Oceana yang kesakitan, kalau tahu melahirkan sesakit ini, Samudera tidak akan berani menyakiti hati Mamanya. Perjuangan wanita saat melahirkan memang luar biasa, tidak ada lagi perjuangan yang lebih berat, melainkan perjuangan seorang wanita ketika melahirkan.

"Sakit..."

Dokter kandungan yang menangani Oceana, berkata, "tarik napas, lalu keluarkan."

Oceana mengikuti perintah sang dokter, Samudera dengan setia menggenggam tangan Oceana, ia tetap berdoa agar kesakitan ini cepat berakhir. Sementara Axel menunggu di luar.

Suara tangisan seorang bayi mulai terdengar. Kata 'alhamdulillah' langsung terucap dari bibir Oceana dan Samudera. "Alhamdulillah cewek, cantik seperti Mamanya," ucap sang dokter.

"Boleh saya gendong, dok?" Samudera terharu melihat anaknya lahir dengan selamat, Samudera langsung mengumandangkan adzan di telinga anaknya. "Namanya Senja sesuai impian kita dulu," Samudera menatap Oceana. "Panjangnya apa?"

"Senandung Kala Senja," ujar Oceana.

Tak lama kemudian muncul Axel dari balik pintu. "Papa kok gak bilang, dedek udah lahir?"

"Lupa, sayang. Ini dedeknya cantik, namanya Senja."

Axel mendekat. "Kok ada darah di badannya dedek?"

"Kan baru lahir, sayang."

Axel mengangguk. "Cepat gede, Dek. Biar main sama Abang."

Hanya bersama orang-orang terkasih, maka hati akan terasa bahagia. Karena kebahagiaan itu bukan dicari tapi diciptakan.

Tidak perlu menunggu bintang jatuh untuk berdoa, tapi jadikan setiap hembusan napas adalah doa. Karena segala kebahagiaan berawal dari impian dan doa.

Yang terpenting dalam hidup ini; perjuangkan apa yang memang pantas diperjuangkan, dan lepaskan apa yang memang gak pantas dipertahankan.

♥ ♥ ♥

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang