Makasih ucapan dan doanya di tanggal 26 juni kemarin
Jangan lupa vote dan comment
Happy reading
♥ ♥ ♥
Semalaman Oceana menjaga Samudera, sementara Axel sudah dibawa pulang oleh Vina dengan segala bujukan dan rayuan agar anak itu menurut. Oceana hanya tidur beberapa jam, kemudian terjaga hingga pagi ini.
Suara pintu terbuka membuat Oceana menoleh dan tampak Arvin yang menenteng parcel buah berjalan ke arahnya dan meletakkan parcel tersebut di atas meja samping ranjang.
"Tahu dari mana?"
"Adrian yang kasih tahu, dia belum juga sadar?"
Oceana mengangguk. "Belum ada perkembangan."
Arvin menyerahkan paper bag yang ditentengnya. "Ini ada titipan dari Tante Vina." Oceana menerima dan melihat isinya ternyata pakaian, lengkap dengan jas putihnya.
"Thanks, gue mau beli dulu peralatan mandi."
"Biar gue aja. Sikat gigi, odol sama sabun atau sampo sekalian?"
"Gak usah sampo."
"Oh iya, sekalian gue beli sarapan buat lo ya. Mau apa?"
"Roti sama susu aja."
Arvin mengangguk, setelah itu ia melangkahkan kakinya keluar ruangan.
Oceana menatap Samudera yang masih betah terlelap, kemudian jemarinya tanpa sadar menggenggam jemari lelaki itu. "Bangun, Sam. Jangan tidur terus."
"Kamu ingat tentang persahabatan kita dulu? kamu selalu menjaga dan melindungi aku, kamu yang selalu ada di saat suka maupun duka. Kemudian persahabatan itu berubah menjadi cinta, lalu akhirnya kamu pergi dan hadir lagi dengan membawa luka baru."
Oceana tersenyum pahit, mengingat bagaimana masa lalu indahnya dulu berubah menjadi hal yang menyakitkan. "Bangun, Sam. Yakinkan hati aku agar bisa menerima kamu kembali."
Oceana menghembuskan napas pelan, sedetik setelah itu ia merasakan pergerakan di jemarinya dan mata Samudera perlahan terbuka. "Samudera..."
"Ha...us..."
Oceana langsung mengambil segelas air putih yang ada di atas meja, kemudian membantu lelaki itu untuk minum. "Sebentar ya aku panggil dokter dulu." Oceana berjalan keluar ruangan, meninggalkan Samudera yang masih merasakan nyeri di bagian perutnya yang terkena tusukan, juga bekas operasi.
Tak lama kemudian Oceana datang dengan dokter dan perawat yang menangani Samudera, langsung memeriksa keadaan Samudera.
Setelah selesai dokter berkata, "sungguh keajaiban, detak jantungnya kembali berjalan normal. Tapi pasien harus banyak istirahat untuk pemulihan luka operasinya. Perkembangannya sekarang cukup baik."
Oceana bernapas lega. "Makasih, Dok."
"Kalau begitu saya permisi dulu."
Perawat itu masih berada di dalam ruangan untuk mengganti cairan infus Samudera yang sudah habis. "Pacarnya dokter Oceana ya?" tanya sang perawat yang memang cukup dekat dengan Oceana.
"Bukan."
Perawat itu manggut-manggut. "Dok, sekarang kan waktunya dokter Oceana visite ke kamar pasien?"
"Iya sebentar lagi, saya mau mandi dulu."
Setelah selesai melakukan tugasnya perawat itu pamit. "Yaudah, Dok. Saya keluar dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔
Fiksi RemajaBeberapa part dihapus demi kepentingan penerbitan. Highest rank : #14 in Teen Fiction [26/07/2018] Bukan tentang bad boy, ice boy atau good boy. Namun, tentang Samudera Tirta Alardo yang mempunyai sahabat bernama Oceana Qiandra Xaquila, cewek yang...