Maaf ya baru bisa update lagi
Happy reading
Jangan lupa vote dan comment
***
Setelah mengurus segala sesuatu yang berkaitan tentang pernikahan. Hari ini tibalah saatnya Oceana dan Samudera mengikrarkan janji suci.
"Ananda Samudera Tirta Alardo Bin Andre, aku nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandungku, Oceana Qiandra Xaquila dengan mahar berupa emas seberat sembilan belas gram dan uang berjumlah sembilan belas juta tujuh ratus ribu rupiah dibayar tunai." Sambil menjabat tangan Samudera, suara lantang Rio menggema.
"Saya terima nikah dan kawinnya Oceana Qiandra Xaquila Binti Mario Aditama dengan mahar tersebut dibayar tunai."
"Bagaimana, sah?" Penghulu mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
"Sah ... "
"Alhamdulillah."
Setelah itu acara penyematan cincin di jari manis masing-masing dan dilanjutkan Samudera yang mencium kening Oceana dan perempuan itu mencium tangan pria yang sudah menjadi milik halalnya.
Ketika sahabat berubah menjadi pacar, lalu berubah menjadi mantan, kemudian saling menjauh dan pada akhirnya berujung pada pernikahan. Benar kata orang, sejauh apapun kita menghindar kalau yang namanya jodoh pasti akan bersatu entah bagaimana prosesnya.
Yang jomblo jangan gelisah karena jodoh di tangan Tuhan.
"Berarti Mama sama Papa udah bisa bikin adik buat Ax dong," celetuk Axel yang membuat orang-orang di sekitar itu tertawa renyah.
***
Setelah acara ijab qabul selesai, dilanjutkan pada malam hari posesi resepsi digelar di salah satu ballroom hotel bintang lima yang terdapat di kawasan Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah kerabat, sanak saudara dan teman-teman baik dari pihak mempelai wanita maupun mempelai pria.
Oceana tampak anggun dengan gaun putih yang menjuntai ke belakang, serta polesan make up natural yang semakin membuatnya tampak cantik. Sementara Samudera dengan tuksedo berwarna senada yang membuatnya terlihat tampan. Keduanya naik ke atas pelaminan dengan tangan sambil bergandengan.
"Selamat malam Mbak Oceana dan Mas Samudera, gimana perasaannya setelah sah menjadi pasangan halal?" tanya seorang pria yang bertugas sebagai MC, ditanggapi senyuman oleh ke dua mempelai. "Ah, kedua mempelai ini bikin yang jomblo iri." Kemudian sang MC beralih kepada para hadirin. "Yang setuju dengan pendapat saya kalau Mbak dan Mas pengantin ini adalah pasangan ideal boleh acungkan tangannya."
Semua para hadirin mengacungkan jempolnya. "WAHHH," antusias sang MC, kemudian ia beralih ke kedua mempelai. "Boleh dong saya tanya kepada kalian, yang buat Samudera memilih Oceana itu karena apa sih?"
MC berjalan ke arah Samudera dan menyerahkan microfon. "Cinta gak butuh alasan tapi yang jelas berada di dekatnya saya bisa meraskan cinta dan kebahagiaan. Dan saya bersyukur dia menerima saya yang memiliki banyak kesalahan di masa lalu."
MC mengambil kembali microfon-nya. "Jawaban yang memuaskan, kalau Oceana kenapa memilih Samudera?"
"Karena dia jodoh yang Tuhan tetapkan untuk saya, sejauh apapun saya menghindar, akhirnya dia yang menjadi pemilik hati saya."
"Wah baiklah, terima kasih atas jawabannya." MC turun dari pelaminan dan ia berdiri di hadapan tamu undangan. "Sekarang tiba saatnya kita memasuki acara resepsi pernikahan antara seorang pilot, Samudera Tirta Alardo dan seorang dokter, Oceana Qiandra Xaquila ... "
***
Rangkaian acara telah terlewati, kini acaranya telah selesai. Tamu undangan sudah pulang. Sementara Axel, Aldric dan Gia masih berada di sini.
"Gue gak nyangka banget, cewek yang pernah gue sukai pas zaman SMA akhirnya resmi jadi istrinya sahabat gue," ujar Aldric yang sudah berdiri di pelaminan bersama sang kekasih. Gia langsung menyubit pinggang lelaki itu. "Sakit, sayang," ujar Aldric.
"Makanya gak usah sebut-sebut kamu pernah suka sama Oceana dulu." Gia memanyunkan bibirnya yang membuat kedua mempelai terkekeh geli.
Aldric mengusap rambut Gia. "Cewek kalau udah cemburu jadi serem ya."
"Siapa yang cemburu?" elak Gia padahal sudah tertangkap basah. "By the way, selamat ya. Doain gue cepat nyusul."
Oceana tertawa renyah. "Tuh, Ald. Kurang keras apa kodenya Gia."
"Aldric 'kan bego, gak pekaan orangnya," goda Samudera yang membuat Aldric mendelik kesal.
"Emang lo peka?" tanya Aldric.
"Oh jelas, sangking pekanya makanya gue nikahin Oceana," balas Samudera dengan bangga.
Axel yang sedari tadi hanya mendengarkan ocehan orang dewasa itu, akhirnya memutuskan untuk bersuara. "Ma, Pa, Axel udah ngantuk. Ax tidur bareng kalian ya nanti."
Samudera langsung menggeleng. "Jangan, Mama sama Papa mau buat adik bayi."
"Sekalian Ax mau lihat cara buatnya gimana, Pa."
"Axel, anak kecil gak boleh lihat," keukeh Samudera.
"Kenapa?"
"Karena Ax masih kecil."
"Emang kenapa kalau masih kecil?"
Samudera memilih diam, ia tidak tahu lagi harus menjawab seperti apa pertanyaan bocah 6 tahun ini.
Sementara di tempat lain Gea yang baru masuk ke ballroom hotel menabrak seorang lelaki juga yang baru masuk. Bokong Gea sudah mencium lantai sementara laki-laki itu masih berdiri dengan cool-nya, Gea langsung berdiri seraya menahan rasa sakit. "Lo kalau jalan pakai mata dong!"
"Yang nabrak siapa , yang disalahin siapa, dasar cewek!"
"Enak aja, jelas-jelas lo yang nabrak gue!"
"Mbak, lo jalan sambil main handphone."
"Gue 'kan lagi balas chat, jadi lo bisa cari jalan lain."
Lelaki itu menghempaskan tangannya, lalu ia berjalan ke atas pelaminan. Gea juga ikut jalan ke atas pelaminan. "Lo minta maaf ke gue!" ujar Gea sambil menatap lelaki itu dengan kesal.
Sementara Oceana dan Samudera menggeleng-gelengkan kepala. Berbeda dengan Gia yang langsung menoyor kening kembarannya itu. "Lo kayak anak kecil banget."
"Lagian dia gak mau minta maaf udah nabrak gue sampai gue jatuh, 'kan kurang asem!"
Samudera menatap lelaki itu seperti tengah memikirkan sesuatu. "Ini bukan cara basi lo buat modusin Gea 'kan, Arvin?"
Ya, lelaki itu adalah Arvin. "Kenal dia aja gak! Dan gue gak nabrak dia, dia aja yang jalan sambil balas chat terus dia nabrak gue."
Gea menghembuskan napas kesal, ia sudah menyerah berdebat dengan laki-laki yang bernama Arvin ini. "By the way maaf ya tadi ada acara dulu, selamat ya atas pernikahan kalian," ujar Gea.
"Thanks, Ge," balas Samudera dan Oceana bersamaan.
Kemudian, Arvin menatap Oceana dengan tulus. "Maaf telat, baru pulang kerja terus macet juga." Arvin menghela napas pelan. "Walaupun bukan aku yang menjadi mempelai prianya tapi aku turut senang, akhirnya kamu menemukan laki-laki yang bisa menjadi imam-mu," ujar Arvin berusaha tersenyum.
Oceana tersenyum getir. "Maaf, Kak. Aku doakan Kak Arvin bisa dapat yang jauh lebih baik dari aku."
Samudera melirik Gea. "Arvin dan Gea juga cocok, iya 'kan?"
"Hah?" ujar Arvin dan Gea secara bersamaan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔
Fiksi RemajaBeberapa part dihapus demi kepentingan penerbitan. Highest rank : #14 in Teen Fiction [26/07/2018] Bukan tentang bad boy, ice boy atau good boy. Namun, tentang Samudera Tirta Alardo yang mempunyai sahabat bernama Oceana Qiandra Xaquila, cewek yang...