Pandangannya mengarah ke langit-langit kamarnya tengah berpikir sesuatu, sesekali hembusan napas berat terdengar dan ia memejamkan matanya sejenak menghilangkan rasa sesak di hati.
Gue belum siap merindu.
Oceana meraih ponsel yang bergetar di sampingnya, lalu membuka aplikasi whatsapp.
Aldric : Na, jalan yuk
Untuk sekadar info Oceana sudah tidak menamai kontak Aldric dengan 'Ketos sok cool' karena nyatanya sudah melakukan pemilihan ketua OSIS baru dan tentu saja Oceana juga bukan lagi wakil OSIS.
Oceana : hah? Tumben ngajak
Setelah Oceana berpikir lagi, untuk apa Aldric mengajaknya jalan saat malam minggu seperti ini. Padahal mereka tidak memiliki hubungan khusus dan tidak terlalu dekat juga, hanya sebatas partner kerja dulu.
Aldric : ada sesuatu yang mau gue omongin ke lo, gue jemput lo ya
Karena rasa penasaran Oceana yang tinggi akhirnya iya meng-iya-kan ajakan Aldric.
Oceana : iya, gue siap-siap dulu
Oceana turun dari kasur dan berlalu ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.
Setelah selesai dari kamar mandi, Oceana kembali melihat ponselnya.
Aldric : gue otw ya
Oceana hanya hanya membaca chat tersebut dan beralih membuka chat dari Samudera yang baru masuk.
Samudera : lo ada di rumah kan? Gue ke situ ya
Oceana buru-buru mengetikkan balasan.
Oceana : sorry, gue mau keluar sama Aldric
Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. "Oceana, di bawah ada teman kamu," ujar Vina.
Oceana menepuk jidatnya. "Iya, Bun. Oceana lagi siap-siap."
Samudera : gak boleh keluar sama cowok lain, Na. Apalagi pas malming. Jangan!
Setelah meraih bajunya dalam lemari, Oceana kembali mambalas pesan tersebut.
Oceana : gue penasaran sama apa yang mau diomongin Aldric, udah ya jangan chat lagi. Gue mau siap-siap
Setelah itu ia bersiap-siap.
Oceana meraih ponselnya di atas nakas dan masukan ke dalam slingbag-nya, kemudian ia keluar dari kamarnya dan menuruni undakan tangga.
Terlihat Aldric yang sedang mengobrol dengan Rio di ruang tamu.
Rio melirik ke Oceana yang menghampiri mereka. "Pulang cepat, sebelum jam 9."
Oceana melirik jam tangan di pergelangan tangan kirinya yang menunjukkan pulul setengah 8 malam. "Siap, Yah."
Aldric berdiri dari sofa. "Saya izin bawa Oceana, Om."
"Ingat pulang cepat, soalnya saya masih ragu sama cowok selain Samudera." Rio kembali menegaskan.
Vina yang baru muncul juga ikut mengingatkan. "Jangan macam-macam ya, sayang."
"Siap, Bun."
Oceana mencium tangan kedua orangtuanya, Aldric pun melakukan hal yang sama. Setelah itu mereka keluar rumah dan masuk ke dalam mobil Aldric.
Mobil itu melesat keluar dari pekarangan rumah Oceana dan membelah kota Jakarta.
"Na, orangtua lo ketat banget ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔
Teen FictionBeberapa part dihapus demi kepentingan penerbitan. Highest rank : #14 in Teen Fiction [26/07/2018] Bukan tentang bad boy, ice boy atau good boy. Namun, tentang Samudera Tirta Alardo yang mempunyai sahabat bernama Oceana Qiandra Xaquila, cewek yang...