Setelah dari rumah Oceana, Samudera langsung pulang ke rumahnya dan melihat sang Mama sedang menangis. Ia langsung menghampiri Ibunya tersebut. "Ada apa?"
Ia mendekat dan duduk di sebelah Mamanya, Rania mengelus punggung putra sulungnya dan tersenyum pilu. "Mama dapat kabar pesawat Papa-mu jatuh." Seketika dunia Samudera seakan runtuh mendengar berita itu, itu adalah hal yang selalu Samudera takutkan menjadi seorang Pilot.
Samudera menangis dalam pelukan Mamanya, kemudian Rania mengeluarkan selembar kertas dari dalam tas yang ada di sampingnya dan memberikannya kepada Samudera. "Sebelum Papa-mu pamit, dia menitipkan surat ternyata dia sudah ada firasat bahwa akan pergi selamanya."
Samudera melonggarkan pelukannya. "Pergi? Memangnya Papa sudah ditemukan?"
"Belum, tim SAR sedang melakukan pencarian."
"Berarti ada kemungkinan Papa masih hidup." Samudera tidak mungkin menerima begitu saja takdirnya, tidak mungkin seorang Ayah yang selalu menjadi menjadi panutannya, Ayah terhebatnya harus pergi secepat ini dengan keadaan tragis.
Rania menyeka air mata dan menatap putranya. "Memangnya apa yang bisa diharapkan dari pesawat yang jatuh ke laut?"
Samudera meneguk salivanya lalu membuka surat yang sebelumnya ia abaikan, cowok kuatpun bisa terlihat lemah jika kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Hai Samudera, jagoan kecilnya Papa
Anak cowok Papa yang selalu Papa gendong waktu kecil dan kebanggannya Papa
Jika suatu saat nanti Papa pergi, kamu harus jaga Mama dan Aurel
Jangan cengeng waktu baca surat ini, ingat pria sejati gak boleh nangis.Samudera tidak dapat menahan air matanya, buliran kristal itu jatuh di atas kertas.
Jika Papa nanti bukan lagi seorang Pilot, kamu harus menggantikan posisi Papa, Pilot memang risikonya besar tapi itu bukan menjadi halangan.
Ingat, seorang jagoan gak boleh takut akan rintangan"Papa...," lirihnya.
Istriku yang tercinta, sayangi selalu anak kita, kutitip Samudera dan Aurel
Untuk princessnya Papa, Aurel.
Jadi anak yang baik dan nurut apa kata Mama dan AbangPapa sayang kalian, love you
-Andre
Rania memeluk Samudera, menumpahkan segala air mata di dada putranya itu. Hanya suara isak tangis yang terdengar, mereka sama-sama terpuruk.
Aurel yang baru pulang les, merasa kebingungan ketika Samudera dan Rania menangis sambil berpelukan. Ia mengampiri keduanya. "Ma, Bang. Ada apa?"
Samudera melonggarkan pelukannya dan memberikan surat itu kepada adiknya.
Setelah membaca surat itu Aurel masih belum paham. "Maksud dari surat ini apa?"
"Papa-mu kecelakaan, Rel. Pesawatnya jatuh," ujar Rania di sela isak tangisnya.
Tubuh Aurel luruh ke lantai, air matanya mengalir deras, ia merasakan tubuhnya melemas bahkan untuk sekedar menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida rasanya ia tak sanggup. Bagaimana mungkin ia kehilangan sosok pahlawannya secepat ini?
Tak lama kemudian, bunyi bel rumah terdengar dan Samudera bangkit untuk melihat siapa yang datang. Samudera menatap orang tersebut dengan pandangan bertanya.
"Selamat sore, Jasad Pak Andre sudah ditemukan," ucap seorang polisi.
Kemudian beberapa petugas tim SAR menggotong jasad itu ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔
Teen FictionBeberapa part dihapus demi kepentingan penerbitan. Highest rank : #14 in Teen Fiction [26/07/2018] Bukan tentang bad boy, ice boy atau good boy. Namun, tentang Samudera Tirta Alardo yang mempunyai sahabat bernama Oceana Qiandra Xaquila, cewek yang...