Samudera - 8

30.5K 3.3K 409
                                    

Cocok gak si aku tulis teenfiction, rasanya aku mau stop saja 😂

♥ ♥ ♥

Oceana tidak dapat menahan rasa kantuknya selama pelajaran berlangsung, berusaha melototkan matanya pada papan putih yang penuh dengan rumus Matematika, padahal matanya sudah 5 watt dan ingin segera terbang ke alam mimpi.

Ini semua gara-gara Samudera yang mengajaknya ke kafe sampai hampir larut malam.

"Oceana Qiandra Xaquila!" panggil Ibu Alin dengan nada tinggi, sang guru Matematika yang terkenal galak di SMA Harapan Bangsa. Maka terkutuklah kelas yang diajar oleh Ibu yang satu ini.

Oceana menatap Ibu Alin seraya menguap membuat wanita paruh baya itu semakin kesal dengan Oceana. "Oceana, kamu sudah mengantuk di jam pelajaran saya, sekarang kamu berani menguap di hadapan saya!" ujarnya penuh tekanan yang membuat bulu kuduk siapapun merinding tetapi tidak dengan Oceana, ia tampak biasa saja.

"Saya ngantuk, Bu."

"Jam berapa kamu tidur semalam?"

"Jam 11 lebih kayaknya, Bu. Saya kalau tidur di atas jam 10 pasti paginya ngantuk, Bu." Rasanya Oceana ingin sekali memejamkan matanya lalu mimpi indah.

"Makanya jangan begadang kalau gak kuat itu!"

Oceana menguap berkali-kali dan itu sangat mengganggu pemandangan Ibu Alin. "Oceana, sekarang kamu cuci muka biar segar!"

"Izin tidur di UKS, Bu. Saya gak butuh cuci muka, saya butuh tidur."

"Yasudah, untuk kali ini saya izinkan. Lain kali jangan diulangi."

Setelah mengucapkan terima kasih, Oceana berjalan ke arah UKS dengan mata yang ia paksa terbuka seraya menguap berkali-kali. Dari kejauhan ada yang memperhatikannya dan mengikuti dari belakang. Iya, dia adalah Aldric.

Saat sampai di UKS, Oceana langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang sempit, baru saja ingin terbang ke alam mimpi tiba-tiba seseorang mengagetkannya. "Oceana, jangan tidur!"

Oceana mengucek matanya dan menatap seseorang itu dengan kesal. "Ada apa sih, Kak Aldric?"

"Lo gak baca pesan gue yang bilang pagi ini ada rapat Osis untuk persiapan pemilihan ulang ketua dan wakil osis baru!"

Oceana tak menggubris, ia memejamkan matanya tapi suara Aldric sangat mengganggu.

"Makanya gue ke kelas lo, ternyata lo malah tidur di sini."

"Kenapa gak nanti pas istirahat atau pulang sekolah sih?"

"Biar gue ada alasan bolos di pelajaran kimia yang melelahkan." Aldric menarik tangan Oceana.

Oceana meronta dan berusaha melepaskan cekalan tangan itu. "Tangan gue sakit!" Perlahan Aldric melepaskan dan menatap Oceana yang kembali memejamkan matanya, terdengar napas gadis itu beraturan sepertinya ia sudah terlelap.

Tangan Aldric terulur membelai rambut Oceana. "Selamat tidur." Aldric tersenyum simpul sebelum akhirnya keluar dari UKS.

♥ ♥ ♥

Bel istirahat sudah terdengar ke penjuru sekolah lalu Samudera langsung ke kelas Oceana dan Gia memberitahu bahwa sahabatnya itu sedang tidur di UKS.

Oceana masih terlelap, enggan untuk bangun. Bahkan, ia tidak merasa terganggu dengan seseorang yang tiba-tiba menggeser posisinya dan tidur di sampingnya sambil memeluk tubuhnya.

Samudera menatap wajah Oceana, mendengar deruan napasnya yang teratur dan tangannya terulur untuk menyelipkan anak rambut Oceana ke belakang telinganya. "Lo selalu cantik, bahkan saat tidur lo semakin cantik."

SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang