Nadine Pov
Aku baru saja mulai memakan pesananku dan sesekali masih menatap langit, tapi tiba – tiba ponselku berbunyi dan ternyata dari salah satu pekerja proyek. Aku menjawabnya setelah makanan dimulutku mulai tertelan.
"Hallo"
"Hallo, Mbak Nadine..."
"Iya, kenapa pak?" aku mendengar suaranya yang panik dan ikut membuatku merasa panik juga
"Mbak Nad, bisa cepetan balik kesini ngga? Disini ada pekerja yang ngalamin kecelakaan Mbak"
"yaampun, iya pak. Saya segera kesana sekarang, tolong dibantu sebentar pak"
aku dengan buru – buru menuju proyek tadi dengan cepat, aku khawatir bagaimana bisa terjadi kecelakaan saat jam istirahat kerja begini apalagi jika dilihat dari alat keamanan yang sangat mumpuni yang digunakan untuk berkerja sepertinya mustahil terjadi. Aku juga panik, karena pengawas sebenarnya masih izin makanya aku dan Pak Suta yang tadi ngontrol.
Saat aku sampai di proyek sudah ada kerumunan pekerja disatu titik. Aku dengan cepat menghampirinya. Benar saja, salah satu pekerja mengalami cedera di kakinya.
"Pak, ayo cepet naikin ke mobil saya" aku dengan cepat mengistruksikan mereka untuk membawanya ke dalam mobil kantroku daripada bertanya dulu sebab kecelakaannya.
"Pak, ikut saja bantu nanti dirumah sakit"
"Iya Mbak Nad"
kamipun mendatangi salah satu rumah sakit terdekat disini, pekerja itu dibantu dibawa ke ruang UGD untuk mendapat pertolongan saat aku hendak menyusul salah satu perawat menahanku
"Mbak, siapa yang bertanggung jawab dengan pasien tadi?"
"saya sus"
"bisa urus administrasinya dulu? Dan nama mbak siapa?"
"baik sus, nama saya Nadine Adira"
"silahkan urus administrasinya dulu"
aku mengangguk dan langsung mengurus semuanya, huh ada – ada saja tapi semoga cederanya ngga parah. Tadi aku suruh lanjutin pekerjaan proyek karena kita juga dikejar waktu untuk selesainya proyek itu.
Saat aku sedang antri untuk urus semuanya bapak yang ikut aku tadi ngehampirin aku.
"gimana dia pak?" kataku
"lagi ditanganin sama dokter Mbak, oh iya kenalin Mbak Nad nama saya Yudi"
akupun menjabat tangan beliau dan tersenyum kepada Pak Yudi yang sekarang duduk disampingku.
"Gimana ceritanya pak, kok bisa ada kecelakaan?"
"Itu, dia emang udah sering ngeyel mbak Nad. Udah dibilangin jembatan yang kita buat semi permanen itu retak jadi jangan lewat dulu. Nanti pas jam istirahat selesai baru kita mau perbaikin sama – sama. Eh dia kekeuh kesana, katanya mau ambil handphonenya"
aku hanya menggelengkan kepala, masih aja ada orang yang ngorbanin dirinya demi hp, aku terus bertanya sam Pak Yudi tentang kemajuan proyek dan dengan senang hati beliau memaparkan semuanya. Pak Yudi orang yang humoris juga jadi gak bosen kalo harus ngantri sendirian gini, dia katanya dari kabupaten lain dan ngerantau kesini karena proyek ini katanya dia udah punya istri dan 1 anak kembar cewek cowok, hebat ya sekali produksi dapet lengkap wkwk"
"Mbak Nad sendiri gimana? Udah punya calon kan?"
"Hahaha... belum pak. Masih sendiri ini saya, belum kepikiran kesana"