"Molninggg... muah muah muah" Devasya membangunkan Nadine yang masih di alam mimpinya
"Iss Nadine kebiasaan deh, susah banget dibangunin kalo bukan bangun sendiri!"
Devasya mulai gemas lalu menggigit pipi Nadine dengan sungguhan, Nadine yang kesakitan pun langsung bangun dan mengaduh keras
"Aduh, sakit dev" Nadine mengusap pipinya yang memerah
"Abisnya kamu ngeselinn, susah banget bangunnya"
"Ya maap, nanti bangun rumah tangga ga susah kok hehe"
Devasya tak bisa menyembunyikan senyumnya karena ulah Nadine
"Yaudah iya maafin ya bi" Devasya menyesal dan mengusap lembut pipi Nadine
Nadine kembali memeluk Devasya dengan sayang "Kasih aku 5 menit lagi"
Devasya tersenyum dan membiarkan Nadine memeluknya.
"Sayang banget akutuuu, inget ya kamu punyaku cuma punyaku" Kata Nadine dengan suara seraknya
"Iya, Devasya punyanya Nadine"
"Sasya punyanya Nana" Balas Nadine dengan suara lucu
"Hahahaha... kok sok imut gitu sih, padahal udah tua" Devasya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum gemas
"Aku tau Dev, kita gak mudah sampai saat ini. Tapi kamu harus tau aku sangat bersyukur dengan kata Almost . Banyak orang yang benci dengan Almost karena bagi mereka Almost is never enough. Tapi bagiku almost adalah kata yang sangat berarti karena cukup sampai almost saja, karena jika bukan hampir aku pasti sudah kehilanganmu. Aku pernah hampir kehilanganmu, tapi aku bersyukur itu hanya hampir. Aku tidak benar - benar kehilanganmu. Yang ada sekarang kamu seutuhnya milikku"
Devasya terdiam,iya juga ya. Ia pernah hampir kehilangan Nadine tapi semesta hanya membuat itu semua hampir bukan untuk selamanya.
Benar juga kata Nadine, kadang Almost is enough."I love you so much Nadine Adira" Devasya memangut bibir Nadine, Nadine tersenyum dan membalas ciuman Devasya.
"Aha .. hah .. hah" Devasya kehabisan nafas lalu mengusap lembut pipi Nadine
"I love you too Devasya Karina"
"Yaudah, sekarang bangun ya. Kita jadi nonton konsernya EXO kan hehe"
Nadine tersenyum dan beranjak dari tempat tidurnya lalu mulai membersihkan badannya, bersiap - siap dan sarapan bersama Devasya.
________________________________________________________________
"Kunci mobilnya kayaknya ketinggalan deh, aku ambil sembentar deh"
"Iya sana cepet"
Devasya dan Nadine baru keluar dan menghampiri Erina yang merapikan rambutnya.
"Gwen kemana?" Tanya Nadine
"Ngambil kunci mobil"
Devasya Pov
Akhirnya kita semua mendapatkan cinta kita masing - masing. Memulai dengan setiap hari tanpa luka lagi. Saat kami di dalam mobil, aku tak hentinya melihat kearah Gwen dan Erina. Merek sama - sama pernah merasa sangat jatuh cinta dengan seseorang tapi tak bisa bersama.
Aku menyenderkan kepalaku di ceruk leher Nadine, orang yang membuatku jatuh cinta kemarin... hari ini ... besok ... dan selamanya.
Kalian harus tau, kami tak pernah benar - benar menikmati masa muda kami, masa muda kami begitu menyakitkan dengan saling melukai. Sebelum kami bisa merasakan kebahagian kami saat ini, kami harus kuat dan bisa berdiri sendiri. Karena hubungan yang kami jalani memang tak semudah itu diterima, jika kamu lemah semua orang akan menghinamu dan membuatmu terpuruk tapi tidak jika kamu sudah kuat dan mampu berdiri sendiri tanpa mereka.