Jangan percaya!

3.4K 248 43
                                    

Setiap hari Erina terus saja mencoba mengganggu Nadine, Devasya sadar akan hal itu tapi dia sudah terlalu lelah menghadapi Erina. Bukannya ia tak mau berjuang tapi ia juga ingin tau bagaimana Nadine menyikapi Erina yang begitu.

"Kamu ngambek, gara - gara Erina ya?" Tanya Nadine sambil menggenggam tangan Devasya lembut

"Apalagi sih Nad kalau bukan dia" Devasya menghembuskan nafasnya pelan

Nadine menggigit pipi Devasya gemas, Devasya langsung mendorong kepala Nadine

"Sakitt Nadds!"

"Biarin"

"Musuhan"

"Yihhhh, sini cayang sinii. Masak musuhannn"

"Gakmau ngomong pokoknya"

Nadine meraih pipi Devasya dengan kedua tangannya lalu dengan cepat Nadine mencium bibir lembut Devasya

Cuppp..

Devasya terkejut tapi tersenyum dalam ciuman mereka, tak ada pergerakan hanya menempel hingga Nadine melepaskannya.

"Kalau kamu ngga ngomong, duniaku runtuh"

"Oh iya lupa kan duniamu aku" Devasya sangat percaya diri dan membuat Nadine tertawa

Dari jauh ada yang memperhatikan mereka dengan rokok disela - sela jarinya, menghisapnya lalu mengeluarkan asap dari mulutnya

"Menyedihkan." Wanita itu menoleh kearah seseorang yang mengatakannya menyedihkan

"Maksudmu?"

"Menyedihkan mencoba masuk kedalam hubungan seseorang yang saling mencintai, seperti wanita murahan"

Erina tak terima dengan perkataan lancang Gwen, apa - apaan dia berani berbicara seperti itu bahkan ia tak pernah tau permasalahannya.

"Kau tau apa, kau siapa" wajah Erina memerah

"Aku tau semuanya, aku memang tak terlihat akhrab dengan Nadine disini tapi dulu kami pernah"

Erina menoleh, dia penasaran tapi dia terlalu enggan bertanya karena angkuhnya Gwen.
Gwen balik menatap Erina, ia tau wanita disampingnya penasaran dan Gwen tersenyum tipis meremehkan

"Aku tau kamu penasaran"

Erina hanya diam, dan masih menghisap sisa rokok ditangannya
Gwen mengambil sisa rokok ditangan Erina dan membuangnya

"Hei!" Erina menoleh kesal

"Apa" Gwen malah berbalik menantangnya

"Bisa gak, gausah ganggu"

"Bisa, asal kamu bertingkah selayaknya seorang dokter"

Erina dengan kuat - kuat menahan amarahnya, mencoba untuk tidak mengeluarkan jiwa kyubi ekor sembilannya.

"Aku tau kamu tumbuh diluar negeri saat masa - masa depresimu kehilangan Nadine. Tapi bisakah menjaga etikamu disini karena kau adalah seorang dokter. Bagaimana jika banyak orang yang melihat atau anak kecil warga disini"

"Kenapa kamu sangat sok tau tentang aku ? Apa urusanmu" Erina makin kesal dan akhirnya meninggalkan Gwen sendirian

Gwen memalingkan matanya menatap Nadine dan Devasya yang masih bercanda.

Cukup aku yang kehilangan Gisha karena orang lain Nad, gak untukmu dan Dev. Senyum Dev terlalu indah untuk digantikan airmata.

Waktu terus berlalu, situasi kadang semakin panas apalagi Devasya yang akan segera mengakhiri masa tugasnya dan akan digantikan oleh tim dokter selanjutnya

AlmostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang