"Akhirnya bisa tidur cukup" ucap Chandra sambil merenggangkan tubuhnya
Sedangkan Devasya sedang meminum air sambil duduk di tepi ranjangnya
"Yuk mandi Dev"
"Tungguin"
Mereka keluar dan melewati camp teknisi dan arsitek juga tentara disana.
"Hai" Nadine menyapa Chandra yang masih mengantuk
"Hai" Chandra membalas dengan tersenyum
"Dokter Chandra kan?"
"Iya"
"Teman anda cantik, tolong jaga dia biar gak jatuh cinta sama orang lain" Nadine tersenyum dan langsung pergi meninggalkan Chandra dam Devasya
Chandra tersenyum dan langsung menyikut Devasya dengan wajah meronanya.
Mereka mencuci muka terlebih dahulu di tempat khusus para wanita dan ada tentara yang hanya memakai baju tipis sedang berlali dan beberapa memperlihatkan otot mereka. Beberapa orang melihat dan riuh membuat Devasya ikut menoleh, baru beberapa detik Devasya melihat mereka langsung ada seseorang yang memakaikan Devasya topi dan menekan sedikit ujung depan topi tersebut sehingga membuat Devasya tidak bisa melihat kedepan sekaligus terkejut.
Devasya langsung membalikkan badannya dan orang dibelakang Devasya tadipun langsung membenarkan letak topi Devasya.
"Jangan liat itu, gabagus.. gak seksi." Lagi - lagi Nadine langsung berbalik dan meninggalkan Devasya
"NADINEEE" kesal Devasya tapi setelahnya senyum kecil terukir di bibirnya.
"Cute ya, manis banget lagi"
"Dia memang gitu"
"Dia pasti pulang kerumahnya" Chandra tersenyum
"Semoga"
"DEV, kalo dia udah giniin kamu terus nanti dia gak pulang ke kamu nanti aku yang ngasih dia alamat biar gak nyasar terus"
"HAHAHAHAHA" mereka tertawa bersama dan kembali melanjutkan aktivitas mereka
NADINE POV
terlalu pagi tapi terlalu indah juga, pulau ini indah eh ralat sangat indah. Pantai dengan pasir hitam yang berkilau indah dan pantai yang biru ini selalu membuatku terpesona tapi sayangnya ada yang lebih indah dari pulau ini seseorang yang sangat sangat indah yang pernah membuatku merasa kehilangan yang teramat sangat karena kepengecutanku.
Aku melihatnya keluar dengan senyum manis yang selalu mampu mendebarkan hatiku yang sebenarnya aku gak akan pernah rela lagi kalau ada yang buat dia senyum tapi bukan aku.
Aku sempat menjahilinya tadi saat dia sedang melihat tentara yang lewat, dan mukanya sangat lucu meskipun senyumnya hanya tersirat sangat tipis. Tapi aku bahagia, karena itu berkat aku
"Mbak Nad"
"Iya pak" sautku pada pak Suta salah satu seniorku
"Duduk dulu sini, dari tadi keliling keliling terus"
"Haha iya pak gak papa, asal kerjaan semuanya beres"
"Diliatin tuh dari tadi sama arsitek muda - muda disini bahkan ada yang nanyain sama saya. Beberapa tentara juga saya liat merhatiin mbak Nadine tadi"
Aku pura - pura ngga tau aja biarpun sebenernya aku sadar kalau mereka juga liatin aku, bahkan ada yang terang - terangan minta no handphoneku. Mungkin mereka cuma heran karena aku bisa ada di pekerjaanku sekarang karena rata - rata semuanya laki - laki. Aku tugas disini hanya 3 perempuan sisanya laki - laki
