Patah hatiku

4.9K 320 46
                                    

Devasya Pov

Aku melihat Nadine yang duduk disebelah Erina yang masih mengelap sisa - sisa keringat Nadine dengan tissue nya dan Nadine juga sempat menggenggam tangan Erina tadi tapi Erina kembali mengelap keringan Nadine dengan tersenyum.

Aku mencoba menerawang jauh apakah Nadine sekarang sangat bahagia dengan senyumannya itu? Huh, entahlah.
Aku menatap laki - laki disampingku ini, aku pernah bilang akan memutuskannya tapi aku terlalu pengecut untuk melukai laki - laki yang sangat baik ini meskipun sekarang hatiku yang benar - benar terluka.

Aku memejamkan mataku sejenak dan kembali mencuri pandang kearah mereka, aku melihat Nadine menatap Erina dengan teduh dan tatapan yang arghhhh!!

Aku berdiri hendak pergi meninggalkan Wafda namun dengan cepat ia menahan tangankku dengan lembut "mau kemana?"

"Toilet"

Dia tersenyum dan mengangguk, akupun pergi begitu saja. Sebenarnya aku nggak pergi ke toilet aku hanya masuk ke kelas dan ada beberapa anak disini. Aku duduk dan menenggelamkan wajahku di tas, aku selalu berpikir kenapa aku sepeti ini.

Author Pov

"Em Nad?" Erina tampak bingung

"Aku serius Na" Nadine tampak lebih serius menatap Erina

Erita tersenyum dan mencubit lengan Nadine "huh, nembak kok gak sweet banget sih.. bercandanya gak lucu wkwk"

Nadine ikut tertawa sambil menggelengkan kepalanya pelan "Yaudah, nanti tunggu aku jam 7 ya. Aku pasti dateng kerumah kamu"

Erina mengangguk dan kembali mengelap sisa keringat Nadine.
Nadine beranjak dan mengandeng tangan Erina.

Mereka selalu bercanda sepanjang jalan menuju kembali ke kelas, karena Nadine sudah cukup lelah dengan pertandingan hari ini. Nadine melihat Devasya yang menenggelamkan wajahnya di tasnya, seperti yang Nadine tau, pasti sedang ada masalah.

Nadine langsung berlari kearah Devasya dan tanpa sadar meninggalkan Erina. Nadine langsung duduk disamping Devasya dan mengelus rambut Devasya yang sontak membuat Devasya kaget.

Nadine mengerutkan alisnya dan tangannya langsung bergerak menghapus airmata di pipi Devasya.
"Kamu kenapa Dev?"

Devasya menggeleng dan langsung pergi meninggalkan Nadine. Nadinepun dengan cepat menyusul Devasya, ia khawatir.

Devasya masuk ke salah satu bilik toilet dan Nadine menunggunya di depan kaca. Cukup lama Devasya di dalam, namun Nadine tetap membiarkannya. Hingga beberapa saat kemudian Devasya keluar dengan mata merahnya dan sedikit terkejut karena ada Nadine di depannya.

Nadine menatap Devasya dengan lembut dan bertanya "kamu kenapa Dev?"

"Entahlah Nad, tapi hati aku rasanya sakit banget sekarang. Jangan ganggu aku dulu" Devasya kembali meninggalkan Nadine sendirian.

Baiklah Dev, aku nggak akan mengganggumu.

Nadine berjalan keluar dari toilet kembali ke dalam kelas. Devasya duduk di depan dengan posisinya semula dan dia dibelakang bersama teman - temannya yang lain namun pandangan Nadine selalu mengarah ke Devasya.

______________________________________________________

Devasya sampai dirumahnya yang sepi karena belum ada orang yang datang, tatapannya kosong. Sulit ternyata mencintai sahabatnya sendiri terlebih gender mereka yang sama, namun cinta datang pada siapa saja kan? Andai Devasya mampu memilih untuk jatuh cinta dengan siapa pasti dia akan memilih jatuh cinta pada Wafda saja atau seandainya Devasya mampu merubah gender dan takdir dia ingin dapat menjadi milik Nadine tapi semua itu nggak mungkin kan? Devasya tak bisa berbohong lagi bahwa hatinya hanya milik Nadine dan untuk Nadine tapi itu terlalu sulit dan menyakitkan.

AlmostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang