"Gimana, suka?"
Devasya mengangguk dan mencium pipi Nadine, hatinya sangat senang kala kalung permata indah telah diberikan Nadine untuknya.
"Congratulations buk dokterku" Nadine memeluk Devasya dengan sayangnya.
"Makasi ya Nad udah selalu nemenin aku susah senang"
"Makasi juga ya Devasya Karina udah ada di hidupnya Nadine Adira"
Mereka berdua saling tatap dan saling tersenyum manis, bahagia sekali rasanya memiliki orang yang kita sayangi di dunia ini.
Devasya POV
Hai, akhirnya kita ketemu lagi. Ini udah beberapa tahun setelah akhirnya aku lulus dokter spesialis saraf. Akhirnya pendidikanku selesai, jatuh bangun aku menyelesaikan semuanya akhirnya tercapai juga. Tapi semua ini berkat dukungan keluarga dan juga Nadine!
Ya Nadine, orang yang berperan sangat banyak dalam hidupku. Oh ya kalian harus tau, Nadine juga hampir menyelesaikan pendidikan S2-nya dan itu beasiswa dari kantornya. Hebat kan Nadineku hehe dan sekarang kita di Sydney Australia.Nadine sudah melamarku di depan orang tua kami, awalnya kami kira akan mendapat halangan teramat besar tapi syukur tuhan sangat sayang kami. Kedua orang tua kami bisa menerimanya bahkan mereka menyadarinya sejak dulu, rasanya tuhan teramat baik kepada kami.
Cara Nadine melamarku juga amat lucu dan romantis pastinya, sekarang dijari manisku ada cincin Nadine. Rasanya aku adalah wanita paling beruntung setiap kali aku melihat cincin ini.
Waktu itu tanggal 03 Januari 20xx, aku melihat langit yang begitu indah di pantai seminyak. Menikmati angin yang sangat sejuk, aroma pantai yang khas dan jemari Nadine yang memenuhi jemari tanganku. Pas, sangat pass.
Ternyata ada acoustic, Nadine tersenyum kearahku. Entahlah senyumannya sangat berbeda, seperti ada sesuatu yang sangat ingin ia katakan.Aku terus banyak bicara dan Nadine dengan sabar menanggapi semua ocehanku dan aku berfikir, apakah ia tidak bosan dengan diriku yang seperti ini.
"Nad, kamu ga bosen dengerin omonganku terus"
"Engga kok, gak ada yang kamu bilang gak menarik buat aku. Malah kalo kamu ngga ngoceh lagi duniaku sepi" Nadine mencium ujung hidungku
"Tambah mancung yaa hahaha"
"Ish, lama - lama aku beneran operasi plastic ni"
"Ii gitu aja ngambekk, I love youu" Nadine tersenyum sangat manis
Ah rasanya setiap aku melihat senyuman Nadine, aku selalu merasa jatuh cinta lagi.
"Mau nyanyi gaa?" Katanya
Aku langsung menggeleng cepat, kali ini Nadine tersenyum sambil mencubit pipiku.
"Yaudah main game yu?" Katanya sambil meneguk smirnoff dingin yang ia pesan tadii
"Hayu main yuk" balasku sambil sok imut
Nadine menoleh dan langsung tertawa keras "HAHAHAHAHHA"
Akupun ikut tertawa, aku terpesona lagi dengan mata sipit Nadine. Anak TK-ku sudah semakin besar.
"Udah, udahh. Emang mau main apa?"
"Emm tebak lagu yang di nyanyiin sama itu penyanyinya" tantangnya
"Ayok, siapa takut. Terus kalo aku menang gimana?"
Nadine terlihat sedikit berfikir, lalu kembali menatapku.
"Aku bakalan kasih apapun yang kamu mau tapi kalo aku menang kamu harus makan pete 1 helai itu eh bener helai ya? Ya pokoknya satu buah itu lah hahaha"