Rumah sakit. Tempat yang sama sekali tidak menyenangkan untuk dikunjungi, tapi Tiffany sedang berada disana saat ini setelah lepas dari neraka pertama, sekolah.
" Permisi"
Ucap Tiffany setelah membuka pintu berwarna biru muda dengan keterangan nama pasien yang memang di carinya." Nugu? "
Seorang wanita paruh baya menghampiri Tiffany. Menanyakan siapa dirinya, membuat Tiffany diam sejenak untuk berpikir." Taeyeon c-chi..ngu"
Tiffany agak terbata untuk mengatakan itu, lidahnya terasa sedikit kaku ketika harus mengatakan kalau mereka berdua adalah teman.Wanita paruh baya itu tersenyum saat Tiffany selesai mengatakan itu. Raut bahagia dan lega seperti terpancar di wajahnya.
" Taeyeon eomma"
Wanita itu memeluk Tiffany, mendekapnya dengan erat lalu menjabat tangan Tiffany sambil terus mengucapkan terimakasih. Tiffany tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi, tapi ia rasa orang sok suci itu hidupnya amat membosankan sampai kedatangan Tiffany disambut seperti ini seolah dia adalah teman pertama dan satu-satunya orang dari sekolah yang menjenguk nya disini.Tiffany terduduk sendiri diruangan bercat putih dan bau obat-obatan yang menguar disana. Tiffany rasa Taeyeon termasuk orang yang berada karena dia ditempatkan di ruangan VIP. Satu ruangan luas hanya dihuni untuk dirinya sendiri.
" dasar egois!"
Tiffany mengatakan itu dengan suara yang tertahan dengan tinjunya yang mengepal di depan wajah Taeyeon.
Tiffany berani karena orang itu sedang terpejam.Tiffany beralih memandangi wajah tertidur ketua disipliner, ah tidak. Dia sedang memandangi wajah tertidur MANTAN ketua disipliner yang sudah mempermalukannya di hari pertama sekolah.
" Kau sebenarnya punya wajah yang menggemaskan jika tidak bersikap menyebalkan dan sok berkuasa"
Tiffany terkikik saat bisa memencet-mencet hidung Taeyeon dengan telunjuknya secara bebas karena dia sedang dalam pengaruh obat dan akan sulit terbangun." Kau juga akan terlihat lebih manis jika mau tersenyum"
Tiffany tidak bisa menahan tawanya yang akhirnya pecah saat menarik sudut bibir Taeyeon secara paksa dan membuat ekspresi aneh-aneh lain di wajah Taeyeon." Tapi kau tetap menyebalkan! "
Tiffany mencebikkan bibirnya seperti memang sedang merajuk ke Taeyeon." kau membuat ku merasa bersalah karena sudah menyumpahi mu"
Tiffany masih setia berbicara kepada Taeyeon yang masih berada di alam mimpi." ku pikir kau kenapa-kenapa tapi ternyata kau sepertinya hanya kelelahan saja kan? "
Tiffany memandangi Taeyeon, tidak ada bekas luka atau perban yang membalutnya. Dia terlihat baik-baik saja, justru dia terlihat nyaman dalam posisi tidurnya." Dasar anak manja! "
Tiffany mencubit pipi Taeyeon, dan tetap orang itu tidak terbangun juga. Benar-benar luar biasa." Cepat sembuh"
Tiffany membisikan itu pada Taeyeon sebelum akhirnya keluar dari ruangan itu dan pamit kepada ibu Taeyeon yang memang berpapasan dengannya di depan pintu waktu itu.Tiffany pergi tanpa tahu bahwa ada yang menangis karena kata-kata yang diucapkannya tadi.
TBC