" eonni.."
Seorang remaja terus merengek pada kakaknya yang masih saja sibuk memoles make-up di wajahnya. Bersiap untuk pergi bekerja." eonni tidak bisa menemani"
"eonni.. "
" mengertilah Irene-ah"
Tiffany menarik nafas dan membuangnya dengan teratur, mencoba menahan agar emosi tidak menguasai dirinya. Adiknya manja, dia tahu itu. Maka dari itu Tiffany harus sabar-sabar menghadapinya, apalagi mereka tinggal di negeri orang,hanya berdua dan jauh dari orang tua." sebentar saja, ini hari terakhir fansign nya"
Irene menatap Tiffany sambil memasang wajah memelasnya. Mulutnya dibuat-dibuat untuk terlihat melengkung ke bawah seperti orang yang benar-benar sedih.Sialan.
Umpat Tiffany dalam hati. Karena setiap kali Irene begitu dia akan luluh dan dikalahkan oleh rasa kasihan." okey, hanya sebentar saja"
Tiffany tidak tahan lagi melihat adiknya begitu memilih menuruti permintaan gadis yang dua tahun lebih muda darinya." jinja? Saranghae eonni"
Bingo. Trik Irene berhasil lagi, tentu saja dia senang dan merayakannya dengan berjingkrak-jingrak dan bersenandung ria.*
" sudah makan? "
Irene menggeleng, bibirnya tidak berhenti mengembang kan senyum sedari tadi." kau harus makan, dan jangan sakit"
Irene tidak tahu harus bagaimana lagi saat orang dihadapannya itu memegang kedua tangannya." aku rela sakit demi Taeyeon eonni"
Rasanya wajah Irene memanas saat mengatakan hal itu. Setelah fansign yang kesekian kalinya dia akhirnya bisa berbicara ke idol pujaannya. Di waktu-waktu sebelumnya biasanya Irene hanya mematung dengan senyum bodoh yang menghiasi wajahnya." tidak.. tidak"
Taeyeon menggeleng." kau harus sehat, agar aku bisa terus melihat mu untuk mendukung ku"
Taeyeon menyodorkan album yang telah ditandatangani nya kepada Irene yang menerimanya dengan kedua tangan terbuka dan tatapan penuh rasa bangga." terimakasih eonni"
Irene membungkuk kepada Taeyeon." ne.. fans ku yang cantik"
Taeyeon ingin mengelus puncak kepala Irene, tapi belum sempat lagi tangannya mendarat disana sudah ada orang yang menepis tangannya." Irene.. Sudah lebih dari sepuluh menit. Kembali ke mobil. "
Terdengar seperti Tiffany ingin menegur Irene. Tapi justru tatapannya tidak lepas dari orang yang tengah duduk, orang yang menjadi alasan kenapa banyak kerumunan disini." kau memotong antrian"
Taeyeon menyunggingkan senyum mengejeknya pada orang yang tadi menepis tangannya." kau harus antri jika ingin tanda tanganku juga"
Tiffany mengepalkan tangannya saat mendengar orang itu terus menerus bicara. Tiffany merasa naik darah." KAU"
Tiffany menunjuk orang itu." Berhenti bicara omong kosong"
Tiffany menatap tajam ke arah orang itu." Dan buka topengmu! Jika saja adikku dan semua orang disini tahu siapa dirimu, maka aku pastikan tidak ada yang mau mendukung mu lagi"
Tiffany mengatakan itu dengan berbisik ke Taeyeon. Tapi suaranya pasti terdengar jelas, sebab ekspresi orang yang dibisikinya sudah berubah. Dari yang tengil dan seperti meremehkan menjadi datar bercampur ketakutan." dan jangan berani menyentuh adikku! Kecuali jika kau sudah bosan hidup"
Tangan Tiffany bergerak di sekitar lehernya. Membuat simbol seperti memenggal dan mencekik disana." pahami batasan mu"
Tiffany menggebrak meja, sebelum akhirnya meninggalkan lokasi yang penuh sesak dengan para fans yang datang membawa teriakan histeris mereka yang memekakkan telinga. Tiffany pergi meninggalkan seseorang yang ketakutan jiwanya dan gemetar raganya. Meninggalkan Taeyeon, sang idol yang duduk terdiam tak berani berkata apa-apa.TBC