" Jelaskan pada ku apa yang sebenarnya terjadi. "
Irene menatap tajam kepada dua orang yang tengah duduk dihadapannya." Eonni bisa jelaskan. "
Kata Tiffany." Itu cuma salah paham, Irene-ah."
" Aku tidak percaya. "
Irene melipat kedua tangannya di atas perut, menolak alasan yang kakaknya berikan setelah semua hal yang tadi dilihatnya." Ini hanya salah paham, benar begitukan Tae? " Tiffany menyenggol lengan Taeyeon, daritadi orang itu hanya diam.
" Apa? " tanya Taeyeon dengan polos, membuat Tiffany mendengus kesal.
" Taeyeon eonni, apa benar tidak ada apa-apa diantara kalian berdua? " Irene mengulang pertanyaan nya, kali ini dengan nada yang lebih halus. Beda saat berbicara dengan Tiffany tadi.
Dasar adik durhaka.
Batin Tiffany." Itu.. tentu saja ada sesuatu diantara kami"
Ucapan Taeyeon membuat tangan Tiffany refleks memelintir perut gadis pendek itu." Taeyeon eonni, gwenchana? "
Irene menatap wajah Taeyeon yang terlihat aneh." Perut eonni mulas? " tanya Irene saat melihat Taeyeon terus memegangi perutnya.
"Aniyo." Taeyeon menggeleng, sejenak dia menoleh ke Tiffany, wanita itu tersenyum seperti tidak merasa bersalah sama sekali setelah kekerasan yang telah terjadi, Tiffany membuat permukaan kulit Taeyeon terasa perih sekali.
"Irene. " panggil Taeyeon.
" Ne eonni."
" Kau mau tahu yang sebenarnya? "
Irene manggut-manggut." jadi." jelas Taeyeon sambil menyeringai membuat Tiffany sedikit merinding karena nya.
" Kami berdua adalah.." Taeyeon menggantung ucapannya.
" Teman? " tebak Irene.
" Bukan. "
" Kami adalah rekan-"
" Rekan kerja? " tebak Irene untuk yang kedua kali. Tapi hasil jawaban yang didapatnya masih sama. Satu kata, yaitu 'bukan'.
" Jadi apa?" Irene menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Sementara Tiffany mulai terlihat panik menunggu lanjutan jawaban Taeyeon.
" Kami adalah rekan dalam mengisi hati." semua menganga kecuali Taeyeon sendiri.
" Kalian pacaran? " Irene menunjuk Taeyeon dan Tiffany Secara bergantian.
" Bisa dibilang begitu. " jawab Taeyeon.
" Iya kan sayang? " Taeyeon menaik turunkan alisnya, tangannya merangkul Tiffany.
" Kau gila?" bisik Tiffany pada Taeyeon.
" Karena mu." balas Taeyeon, yang dengan jahil menyenggol buah dada Tiffany, sudah pasti dengan sengaja.
" Ya! " Tiffany berteriak.
Membuat Irene yang tidak tahu alasan kenapa kakak kandungnya menjerit itu tersentak kaget." Hanya ku tinggal sebentar, jangan marah dong. " Tiffany semakin tidak mengerti dengan apa yang Taeyeon bicarakan. Sampai akhirnya Taeyeon dengan tiba-tiba mengecup bibirnya.
" Aku mandi dulu, ne? " Taeyeon mengedipkan sebelah matanya untuk Tiffany. Kemudian dengan santai melenggang pergi setelah menanyakan dimana kamar mandi pada Irene.
Mata Tiffany terus mengawasi gadis pendek itu, sampai akhirnya emosinya memuncak ketika menyaksikan Taeyeon menjulurkan lidahnya sambil mengatakan sesuatu tanpa bersuara yang kalau di ikuti gerak bibirnya akan menghasilkan dua kata yaitu : kau kalah.
" Kim Taeyeon! " jerit Tiffany yang langsung bergerak bangkit bersiap menyeret Idol yang menyebalkan itu.
Taeyeon hanya tertawa saat melihat Tiffany tersulut api amarah, dia dengan cepat menutup sebagian pintu kamar mandi, menyisakan kepalanya yang menyembul keluar.
Lagi, Taeyeon mengejek Tiffany sebelum akhirnya benar-benar menutup pintu kamar mandi.
" Taeyeon,Buka! "
Tiffany menggedor pintu kamar mandi." Shiro."
" Buka! "
" harus ya? " goda Taeyeon.
" Aisshh jinjja." gerutu Tiffany. Taeyeon benar-benar membuatnya sebal dan frustrasi.
" Ya! " Tiffany tidak berhenti menggedor pintu kamar mandi, dia sudah tidak peduli jika itu akan rusak nanti.
"Taeyeon, paboya! " umpat Tiffany.
"Byuntae! "
Teriakan Tiffany menggema, menyakitkan telinga bagi siapa saja yang mendengarnya. Termasuk Irene, yang tak tahan lagi. Dia memilih masuk kamar dan menggunakan earphone nya daripada terus terlibat dalam pertengkaran antara Idol dan kakaknya yang semakin memanas saat itu." Pantas saja Tiffany eonni sering melarangku untuk menyukai Taeyeon eonni, ternyata karena dia pacarnya. Cih, bahkan dia mengaku membencinya. Benci apanya? Yang ada malah cinta."
Irene merebahkan badannya ke kasur sambil menggerutu atas ketidakjujuran kakak kandungnya itu.Irene kesal, tentu saja. Tapi, tidak sampai benci. Mau bagaimana pun dia tetap menyayangi Tiffany. Kalau memang Taeyeon eonni membuatnya bahagia, ya sudah tidak apa-apa. Toh, punya kakak ipar yang bekerja sebagai Idol masih termasuk keren juga.
Jika Irene sudah bersantai, maka tidak untuk kedua makhluk yang tadi bertengkar. Bukannya membaik justru semakin sengit. Keduanya tidak mau mengalah. Tiffany yang terlanjur emosi dan Taeyeon yang terlalu senang membalasi semua perkataan Tiffany.
" Jika kau tidak keluar, aku akan mendobrak pintunya dan menyeretmu dalam keadaan tanpa sehelai benang." ancam Tiffany.
Tapi bukannya takut. Taeyeon, pihak yang diancam malah semakin mengobarkan api peperangan.
" Seret saja aku." kata Taeyeon.
" joha, neomu joha. " sambungnya sambil diiringi tawa kikikan dan desahan yang dibuat-buat.
Tiffany terdiam, dan berpikir sejenak. Detik berikutnya Tiffany sadar akan sesuatu. Taeyeon, Idol yang punya banyak pemuja itu sudah tidak waras. Taeyeon gila. Tiffany juga, karena sudah jatuh hati kepadanya.
TBC
