rival ( shi )

1.4K 244 23
                                    

" Aishh.. Kenapa harus sekarang? "
Tiffany menendang sepeda yang tadi dinaikinya. Ia frustrasi sekali,  kenapa sepedanya harus kempes disaat seperti ini?  Di saat tinggal tersisa 10 menit lagi sebelum bel sekolah berbunyi, disaat dia baru menempuh separuh jarak dari rumah ke sekolahnya. Ini tidak adil sekali.

Tiffany berhenti merutuki nasibnya saat ada sebuah mobil yang berhenti disebelahnya. Dan yang lebih mengejutkan adalah orang yang keluar dari kursi penumpang.

Itu Taeyeon,  yang sedang mengulurkan tangannya.

" Apa dia tahu kemarin aku menjenguknya?  Dan apa-apaan tangan nya itu? Apa dia mau aku pergi bersamanya?
Semua pertanyaan itu berputar dikepala Tiffany. Pertanyaan yang ingin dia utarakan pada orang dihadapannya itu.

" Aku tidak mau pergi dengan mobil mu!  Dasar anak manja"
Tapi malah kalimat kasar seperti ini yang keluar dari mulut Tiffany. Membuat Taeyeon yang berdiri dihadapannya berbalik ke mobilnya.

Tiffany sebenarnya menyesal juga, tapi dia malas meminta maaf. Lebih tepatnya gengsi,  jadi dia memilih menuntun sepedanya saja. Lagipula mobil Taeyeon juga sudah melaju mendahuluinya tadi.

Tiffany terus menuntun sepedanya menuju sekolah sampai dia tersadar seperti ada seseorang yang mengikuti.
" Apa yang kau lakukan? "
Tiffany terkejut melihat Taeyeon berdiri di belakangnya. Jadi daritadi dia mengikuti Tiffany,  jadi dia tadi kembali ke mobil hanya untuk mengambil tas ransel nya saja?

" Hey.. Jangan diam saja,  kita hampir terlambat"
Tiffany mengatakan itu kepada Taeyeon yang hanya berdiri mematung menundukkan kepalanya. Kemana aura arogan yang ditunjukkan nya Kepada Tiffany di hari pertama sekolah hm? Apa dia berubah setelah sakit kemarin. Entahlah, yang Tiffany tahu dan lihat sekarang adalah Taeyeon sudah berjalan disebelahnya sekarang.

" Kau masih sakit?"
Tiffany menanyakan itu ketika merasa ada sesuatu yang salah. Bukan,bukan karena Taeyeon terlihat pucat, tapi karena dari tadi dia hanya diam.

Suara helaan nafas terdengar dari Tiffany ketika tidak ada jawaban yang dia terima. Mereka berdua hanya diam saja sampai akhirnya keduanya tiba di depan gerbang sekolah.

Dan sudah bisa dipastikan kalau Tiffany akan berurusan dengan sesuatu yang bernama hukuman.

" aku terlambat karena sepedaku kempes"
Tiffany sudah pasrah menjelaskan ketika para anggota disipliner tidak mau mempercayai nya. Ini memang sudah kesekian kali Tiffany terlambat. Bukan contoh yang baik untuk ditiru bagi anak baru.

" Kalau kalian tidak percya tanyakan saja pada dia"
Tiffany bergeser sedikit untuk memperlihatkan orang yang ada dibelakangnya.

"Oh Taeyeon sunbae-nim"
Para anggota disipliner membungkukkan badannya untuk memberi salam kepada Taeyeon.

" Sunbae bisa masuk saja, masih ada sisa 5 menit lagi sebelum para guru memasuki kelas"
Tawar salah satu anggota dari kelompok disipliner yang membuat Tiffany memanas mendengarnya. Bagaimana tidak? Dia sudah memberikan penjelasan tapi tidak di izinkan masuk dan sekarang orang ini bisa masuk begitu saja padahal mereka sama-sama terlambat. Cih, menjijikan!

" Tidak"
Akhirnya Tiffany kembali mendengar suara orang yang menyebalkan itu.

" Aturan dibuat untuk dipatuhi, dan jika melanggar maka harus ada hukuman yang dijalani, termasuk aku juga"
Taeyeon tersenyum kepada mereka yang dulu menjadi anak buahnya. Kemudian mengambil sapu dan peralatan kebersihan yang juga disusul oleh Tiffany.

" ku pikir kau akan pergi tadi"

" apa aku orang yang seburuk itu dimata mu? "

" entah"
Tiffany mengendikkan bahunya dan melanjutkan aktivitas bersih-bersihnya. Taeyeon juga begitu. Tidak ada lagi yang berbicara.

Saat tugas mereka hampir selesai Tiffany tiba-tiba merasakan pusing dikepalanya. Dia melihat sekitarnya berbayang. Ia memilih duduk untuk meredakannya, tapi detik berikutnya semuanya menjadi gelap tidak berwarna.

TBC

Taeny's LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang