"Happy wedding, Sica-ah. "
Tiffany menepuk pelan bahu wanita yang mengenakan gaun putih yang terurai memanjang. Wajahnya terlihat berbinar di hari bahagianya.
Membuat siapapun yang melihatnya akan ikut merasakan hal yang sama, tak terkecuali Tiffany. Dia juga bahagia melihat sahabatnya itu menikah, tapi dengan jujur dia juga mengakui ada rasa iri yang terselip di hatinya. Dia berharap kelak juga bisa memakai gaun yang sama, dan bersanding dengan orang yang dicintainya. Seseorang yang entah sedang dimana keberadaannya."Gomawo, " ucap Jessica.
"Ku harap kau akan segera menemukannya, kemudian menyusulku. ""menemukan siapa? " Alis Tiffany terangkat dan saling bertaut.
"Ey, tidak perlu disembunyikan begitu. "
"Apa? " Tiffany semakin bingung.
"Pokoknya temukan dia," Jessica menatap Tiffany dengan intens.
"Dia akan datang. "Tiffany sebenarnya ingin menanyakan lebih jauh apa maksud Jessica, sahabatnya yang dingin dan penuh misteri itu. Tapi wanita dengan julukan ice princess itu sudah melenggang pergi lebih dulu untuk berjalan menuju altar menemui pasangannya.
"Dia akan datang? " Tiffany menggumam. Tapi Dia yang dimaksud disini itu siapa? Apa mungkin orang yang Jessica maksud sama dengan yang ada di bayangan Tiffany. Ah tapi tidak, orang itu kan sudah tidak tinggal disini. Lagi pula orang tidak ada yang tahu dimana keberadaannya, bagaimana mungkin Jessica bisa mengundangnya hadir kemari. Mungkin Dia yang dimaksud adalah orang lain, bukan orang yang sama pastinya.
Suara riuh membuat Tiffany selesai dengan segala pemikirannya, membuatnya kembali sadar dan berjalan melangkah ke arah kerumunan para tamu undangan yang tengah bersorak riang menunggu sang Pengantin wanita melemparkan buket bunga untuk mereka.
Dan entah keberuntungan dari mana buket bunga itu terlempar mendekat ke arah Tiffany, yang membuatnya reflek untuk meraih buket bunga yang tersusun dari rangkaian mawar putih berpadu dengan ilalang. Tiffany melangkah mundur, mencoba menggapai bunga itu. Dia terlalu bersemangat sampai melupakan di belakangnya ada orang lain yang berusaha menangkap.
Tiffany mengaduh karena tubuhnya bertubrukan, terjerembab jatuh dan menindih orang lain. Dan buketnya, jangan ditanya kemana buketnya pergi. Tiffany hanya bisa menatap kecewa,ketika apa yang diperjuangkannya itu sudah diambil oleh tamu undangan lain.
"Nona bisakah kau bangun," Suara orang yang menubruk Tiffany menginterupsi. Dia sempat lupa kalau dia tidak jatuh sendirian saat ini.
"Hah. " Orang itu menghela napasnya saat bangkit, kepalanya tertunduk dan tangan sibuk membersihkan butiran pasir yang menempel di setelan jasnya.
" Tubuh mu terlihat kecil tapi terasa sangat berat nona." Mata Tiffany membulat saat mendengar pria itu seenaknya mengatainya berat, itu berarti secara tidak langsung pria itu ingin mengatakan kalau Tiffany gendut.
"Berat? " Tanya Tiffany mencoba memastikan.
"Ne, berat seperti karung beras. "
"Daebak! " ucap Tiffany.
Tangannya terkepal, emosinya tersulut." Yak! " Bentak Tiffany.
"Michinom! Saat bersalah harusnya kau minta maaf bukan menghina!" Tangan Tiffany menarik kerah kemeja pria itu, membuat mereka berdua jadi bahan tontonan para undangan yang datang. Tapi itu tidak jadi masalah, itu tidak akan mengehentikan aksi Tiffany. Karena yang menghentikkan aksinya adalah orang itu sendiri, yang mengangkat wajahnya dan menatapnya dengan pandangan dalam."K-kau. " Tunjuk Tiffany, mulutnya menganga tidak percaya. Orang itu kembali setelah bertahun-tahun menghilang. Dan sekarang, keduanya kembali dipertemukan, dengan cara yang bisa dibilang memalukan. Meskipun begitu Tiffany tidak perduli, karena yang terpenting baginya adalah orang itu kembali.
Taeyeonnya datang,
Taeyeonnya kembali pulang.TBC
Tebak ini sequel apa?