Ms. Idol (1)

1.3K 259 20
                                    

Tiffany mengerahkan seluruh tenaga untuk menggeret plastik sampah miliknya menuju tempat pembuangan.

Brugh.
Badan Tiffany  terpental karena menubruk seseorang.

" mianhae" kata orang itu.
Wajahnya tertutupi tumpukan dus yang menjulang tinggi.

" mau ku bantu? " Tiffany agak kasihan melihatnya. Tangannya mengambil beberapa dus untuk diangkat, meringankan beban orang itu.

" Kau! " teriak Tiffany kepada orang itu saat wajahnya bisa dilihat dengan jelas.

" apa yang kau lakukan disini? "  ketus Tiffany.  "pasti kau mau mengganggu ku? atau.. adikku? " Tuduh Tiffany.

Orang itu  mengabaikan Tiffany, justru dia malah sibuk memilah sampah ke tempat pembuangan yang disediakan.

" Hey! " bentak Tiffany.
"aku tak sudi membantu mu,Taeyeon sang selebriti" Tiffany membanting dus yang tadi diangkatnya, isinya sudah pasti berserakan. Tapi dia tak perduli.

" terimakasih atas bantuannya"  ujar Taeyeon dengan sarkastik.
"ini benar-benar sangat membantu ku" Taeyeon mengutipi barang-barangnya.

" aku tinggal disini,  kamar 309"   Taeyeon berucap pada gadis singa yang sedang berkacak pinggang di depannya.

" Tidak ada yang menanyakan itu"
Serius. Tiffany tidak ingin tahu. Tapi tunggu dulu, tadi Taeyeon bilang kamar 309?Itu artinya Taeyeon menempati kamar kosong, yang letaknya tepat di depan miliknya sekarang.

" jadi kami bertetangga? "
Tiffany menggigit kecil bibir bawahnya. Pikirannya sedikit kalut.

" kau masih saja sama"

"Apa? " Tiffany melotot ke Taeyeon.

Taeyeon bangkit berdiri menghadap Tiffany.  " kau.. " Taeyeon menggantung ucapannya.

" Apa?! " tanya Tiffany dengan nada yang tidak bersahabat.

" kau..  sangat menggoda,  mau bermalam ditempat ku? "  Taeyeon mengembangkan senyumnya.

" Gila!"
Tiffany melempari Taeyeon dengan botol-botol dan sampah yang harusnya ia buang. Tiffany kesal,  Taeyeon sudah merendahkannya.Bermalam? Apa maksudnya.

" kalau tidak mau, ya sudah!  Tapi jangan kasar gini dong" Taeyeon protes, beberapa barang tadi mengenai badan dan wajahnya. Tidak terlalu sakit,  tapi jika ada yang luka maka tidak akan baik untuknya. Dia harus tampil besok.

" kau pantas menerimanya"
Tiffany membela diri. Baginya Taeyeon layak diperlakukan begitu, bahkan lebih buruk lagi.

" kalau kau tidak mau,  aku bisa mengajak adik mu. Dia tak kalah cantik, bagaimana? "
Wajah Tiffany memerah. Bukan,  bukan karena merona atau jatuh cinta.  Kali ini karena emosi sudah memenuhi dirinya sebab ucapan Taeyeon, manusia yang mungkin tidak pernah menggunakan filter kalau bicara.

" Tidak puaskah kau menghancurkan ku? " Tiffany mendekat ke Taeyeon.

" Tidak puaskah kau dengan kehidupan mu? "
Tiffany mendorong Taeyeon, membuat gadis pendek itu memundurkan langkahnya.

" Tidak lelah kah kau berpura-pura?"
Tiffany memukul bahu Taeyeon.

" kenapa kau masih ingin menghancurkan yang menjadi milik ku?"
Tiffany tergugu. Air matanya sudah tumpah sejak tadi. Dan Taeyeon,  dia hanya diam. Agak tidak percaya bahwa bercandaannya akan ditanggapi serius oleh Tiffany.

" Aku membenci mu" lirih Tiffany.  "sangat" Tiffany memukul Taeyeon lagi,  tapi dengan tenaga yang sudah sangat melemah.

" A-aa-aku"
Tiffany terbata.

" Ssst" Taeyeon memeluk Tiffany, menenangkan gadis itu.

" aku benci" lagi Tiffany mengatakan hal yang sama.

"aku paham " jawab Taeyeon.

Apa yang Taeyeon pahami?

  Taeyeon paham bahwa di bibir Tiffany bisa bilang benci. Tapi dihati, siapa yang tahu? Bisa saja disana masih terselip kasih. Toh, faktanya Tiffany tak menolak pelukannya, orang yang paling bisa membuat Tiffany merasakan pegal di hati.

TBC

Taeny's LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang