Senin pagi, hari yang paling Tiffany benci. Karena dia akan melihat para manusia yang sok suci berkeliaran kesana-kemari. Dengan atribut kebanggan yang mereka kenakan, kelompok itu melenggang dengan sombong mengecek dan memarahi mereka yang berbuat salah atau lupa. Tapi Tiffany bisa bernafas lega, dia aman kali ini. Semua atributnya lengkap dipakai dan dia berbaris dengan rapi. Tidak ada kesempatan untuk kelompok disipliner atau ketua mereka yang menyebalkan itu menyeret Tiffany kembali ke ruang konselor. Tidak, tidak lagi.
Acara upacara sudah hampir selesai, dan Tiffany sudah bosan. Tapi bukan itu yang mengusik dirinya, yang mengusiknya adalah kemana ketua disipliner itu? Biasanya akan mudah menemukan orang itu, dia akan ada dimana-mana, baik di tempat ramai atau sudut sekolah yang mungkin tidak semua siswa tahu kalau tempat itu pernah ada. Dia akan muncul dengan menenteng papan dan buku kematian (sebuah julukan yang diberikan oleh murid satu sekolah untuk buku berwarna hitam yang dia bawa).Katanya yang namanya tercatat disana tidak akan selamat untuk seterusnya, yang namanya ada disana tidak akan baik-baik saja. Tiffany tidak tahu itu benar atau tidak, tapi satu yang Tiffany tahu, buku itu mirip deathnote di kehidupan nyatanya.
" Tolong jangan bubar dulu, akan ada pengumuman tambahan"
Suara kepala sekolah disambut oleh sorakan protes para murid yang sudah lelah dan ingin buru-buru ke kelas atau ke kantin. Setidaknya mereka ingin mendudukan pantat mereka, karena sudah terlalu pegal berdiri." Pagi ini kalian harus tahu, bahwa akan ada perubahan baru"
Kepala sekolah menatap sebentar ke arah lain. Lalu mempersilahkan seseorang untuk bergantian bicara menggantikannya." Ehem. Selamat pagi.
Saya Kwon Yuri mulai hari ini akan menjadi ketua disipliner yang baru, menggantikan Kim Taeyeon"
Selesai kalimat itu diucapkan, satu sekolah menjadi riuh. Dengan berbagai suara bisikan disana sini,suara dari ratusan orang. Ada yang menyuarakan keterkejutannya, ada yang bertanya apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi, ada yang sok tahu dan memberikan spekulasi yang tidak pasti dan hal lainnya.Tapi Tiffany tidak perduli dengan hal yang mereka bicarakan. Dia sibuk berkutat dengan pemikirannya, mencari jawaban untuk pertanyaan lain. Apakah yang terjadi ini ada hubungan nya dengan perkataannya dua hari yang lalu? Saat dia mengumpat tentang ketua disipliner yang menyebalkan itu.
Tiffany harap bukan, semoga faktanya memang begitu.
TBC