Ms. Idol (4)

1.3K 265 36
                                    

"aww"
Taeyeon memijat kepalanya yang terasa pusing.

" aku dimana? " batin Taeyeon saat matanya menatap langit-langit kamar yang tentu saja bukan miliknya.

" sudah bangun?" Badan Taeyeon agak tersentak ketika tiba-tiba ada yang menanyainya. Dan semakin tersentak ketika melihat siapa yang barusan mengajaknya bicara.

" aku.. mau pulang" pinta Taeyeon.

" silahkan"  kata Tiffany.

Taeyeon langsung bangkit menuju ke arah pintu.

" tapi kau tidak akan selamat"
Taeyeon berhenti, menoleh ke arah Tiffany. Gadis brunette itu pasti mengerjainya. Dia membuka pintu, matanya membulat sempurna saat melihat kerumunan yang berdemon di depan kamarnya. Membuatnya menutup pintu, dan mengurungkan niatnya untuk pergi.

" tidak jadi pulang? " Tiffany menaikan satu alisnya.

Taeyeon menggeleng.

"aa...aku boleh menginap disini? "
Taeyeon menggigit bibir bawahnya,  dia malu memohon ke Tiffany, tapi mau bagaimana lagi? Dia tidak punya pilihan lain.

" boleh ya? " Taeyeon menatap Tiffany dengan pandangan memelas. Pemandangan yang tidak pernah Tiffany lihat.

Tiffany diam,  tidak menjawab.
Tapi kepalanya manggut-manggut.

*

" Patini..aku lapar" Taeyeon menepuk-nepuk perutnya.

Tiffany memutar bola matanya, bocah itu daritadi tidak berhenti untuk bersikap sok imut. Menyusahkan. Menggoda iman.
" terus kalau kau lapar aku harus apa? Dan lagi siapa yang kau panggil Patini huh? " ketus Tiffany.

" Kau" tunjuk Taeyeon. " namamu kan Patini"

" No. Namaku Tiffany,
T. I. F. F. A. N. Y. Bukan Patini"

" kau sudah ganti nama? "

" namaku memang itu,  pabo! " Tiffany kesal,  bahkan perkara nama saja Taeyeon tidak mengingatnya.

" Ppany-ah, masakan sesuatu untuk ku" Taeyeon merengek seperti balita.

"Ppany.."

" Ppany.. "

"Ppany.. "
Panggil Taeyeon berulang kali karena Tiffany tidak beranjak sama sekali.

" Arrghh.. Arraso!"
Tiffany tidak tahan lagi,  dia memilih untuk bangkit berjalan ke dapur dan mengambil beberapa bungkus ramyeon. Terserah mau dimakan atau tidak,  setidaknya telinga Tiffany aman dari rengekan, dan  jantungnya tidak terus deg-degan.

" Uwahhh.. " Tiffany refleks melemparkan serbet ke wajah Taeyeon karena terkejut. Orang itu sejak kapan berdiri disampingnya dengan tatapan yang mengerikan,seperti ingin memakan Tiffany.

" kau membuatku jantungan " Tiffany menjitak kepala Taeyeon yang otomatis membuat bocah nakal itu mengaduh kesakitan.

" Ppany jahat"  Taeyeon berkata sambil mengerucutkan bibirnya.

" Untuk apa aku baik padamu?  Kau bahkan tidak pantas dikasihani"
Kepala Taeyeon langsung tertunduk saat mendengar Tiffany berkata begitu. Membuat Tiffany merasa bersalah atas ucapan kasarnya.

" aku tidak akan tertipu" Tiffany bingung dengan dirinya, bukannya kata maaf,  malah kata kasar lain yang keluar dari mulutnya.

" kau tahukan aku membenci mu"

Tiffany Pabo.
Tiffany merutuki dirinya, yang tidak bisa mengendalikan ucapannya.

" iya, aku tahu" sahut Taeyeon. Kini kepalanya sudah kembali menegak. Bibirnya juga sudah dihiasi senyum, atau lebih tepat disebut seringaian.

" apa yang akan kau lakukan? " Tiffany melangkah mundur saat Taeyeon mendekatinya.

" jangan kurang ajar ya" Tiffany ketakutan saat yang diperingati tidak berhenti,  justru semakin mendekat.

" aku bisa lapor polisi" ancam Tiffany.  Tapi Taeyeon tetap tidak mau berhenti.

Tiffany panik. Ketika Taeyeon tidak berhenti menyeringai ke arahnya.

Dan semakin panik,  saat tubuhnya menatap tembok.  Tiffany tersudut, kakinya tidak bisa mundur lagi.

" kau berisik sekali" Taeyeon mengurung Tiffany dalam kungkungannya. Membuat gadis itu tidak bisa melarikan diri.

" Ppany"
Tiffany memejamkan matanya, saat dia bisa merasakan nafas Taeyeon yang berhembus di sekitar wajahnya. Itu artinya jarak mereka sangat dekat saat ini.

" Ppany"
Taeyeon kembali memanggil namanya. Kali ini Tiffany merasakan hembusan nafas orang itu ditelinganya.

" tidak ada 'benci',yang benar-benar benci. Saat kata 'benci'  masih kau umbar, sayang. "  rasanya jantung Tiffany seperti dihujam saat Taeyeon membisikkan itu padanya. Semua penyamaran yang Tiffany lakukan berakhir sia-sia,  karena pada akhirnya dia ketahuan.

Bahwa setiap kata Benci
yang Tiffany katakan hanyalah
topeng untuk menutupi rasa peduli,
yang masih dia miliki.

TBC

20 maret 2018

selamat hari kebahagiaan sedunia. Semoga kita semua diberkati dengan kebahagiaan selalu.Amin.

Dan juga selamat ulangtahun untuk 'kamu', semoga tetap bahagia yaaa
meskipun tanpa aku 😂

Taeny's LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang