Tiffany berlari secepat yang dia bisa, tangannya sibuk melirik ke arah ponselnya. Oh, tiga menit lagi yang tersisa sementara tempat yang di tuju masih belum terlihat bangunan fisiknya.
Bruk.
Terlalu sibuk menatap layar membuat Tiffany tidak awas dalam melangkah,dia menabrak orang lain yang berjalan berlawanan arah dengannya. Membuat Tubuhnya terpental, terjungkal mencium aspal jalanan yang terasa dingin karena hujan barusan turun.
"Gwenchana?" Tanya seorang lelaki paruh baya yang ditubruknya tadi.Syukurlah orang itu tidak marah.
"Ne,"
Balas Tiffany dengan setengah meringis, menahan rasa ngilu di sekitar lututnya."Cheosonghamnida Ahjushi"
Tiffany bangkit berdiri, kemudian membungkuk dalam. Dan setelah lelaki itu mengangguk, menerima permohonan maafnya Tiffany segera bergegas pergi untuk kembali membelah ramainya jalanan Seoul di malam hari dengan berlari.*
Tiffany lekas berganti pakaian, setelah disambut lirikan dari manager yang menyeramkan. Tiffany, dia terlambat masuk kerja lagi.
"Taeyeon. "
Panggil Tiffany, yang membuat seorang wanita bertubuh mungil dengan pakaian yang sama menoleh padanya."Wae? "
"Maaf aku datang terlambat, pasti berat melayani semuanya sendirikan? " Tiffany tersenyum kikuk saat rekan kerjanya itu hanya menatapnya datar dari atas sampai ke bawah.
"Gwenchana, " kata Taeyeon.
"Ini memang berat dengan atau tanpa bantuan mu. "Jawaban Taeyeon membuat Tiffany mendesis kesal, wajahnya saja yang terlihat imut tapi kelakuannya luar biasa menyebalkan. Tapi Tiffany tidak bisa melawan balik, kali ini kesalahan memang ada padanya jadi dia memilih untuk lapang dada saja.
" Itu.. "
Tiffany menunjuk nampan yang di bawa Taeyeon. "Kue untuk siapa? ""Yang pasti bukan untuk mu. "
Taeyeon menjawab dengan ketus. Langsung pada inti tanpa basa-basi membuat Tiffany makin susah menahan emosi. Dan setelahnya makhluk pendek itu pergi begitu saja tanpa sepatah kata, maaf misalnya."Ah itu,"
Taeyeon berbalik kembali. "Kaki mu."
"Huh? ""Kaki mu. "
Ulang Taeyeon sambil melirik ke lutut Tiffany yang terlihat mengeluarkan darah, yang entah kenapa membuat Tiffany merasa bahagia, seperti merasa diperdulikan."Ah, ini tadi aku terjatuh makanya jadi terlu-"
Tiffany tidak melanjutkan omongannya karena melihat Taeyeon yang menempelkan jari telunjuk di bibirnya."Aku tidak menanyakan itu, "
Taeyeon berucap sambil menggelengkan kepalanya."Aku tidak mau tahu tentang itu,"
Lanjutnya."Aku cuma mau memberitahu mu sesuatu. "
Tiffany mundur beberapa langkah saat napas Taeyeon terasa menyapu bagian wajahnya."Memberitahu a-apa? "
Tiffany makin gugup saat dia tidak bisa melangkah mundur lagi, tembok menghalangi langkahnya. Membuat gadis pendek dihadapannya leluasa mengintimidasi."Aku mau memberitahu bahwa kaki mu, " Tiffany menggeliat menahan geli saat telinganya dibisiki oleh Taeyeon. "Gendut, seperti kaki babi. "
"Yak!! " Tiffany melotot.
"Kim Taeyeon!"
Jerit Tiffany untuk gadis pendek yang sudah terlanjur berlari. Jika bukan karena jam bekerja mungkin Tiffany akan mengejarnya, menangkapnya, mengulitinya, memberikannya pelajaran supaya menjaga mulutnya. Bagaimana Taeyeon bisa tega mengatai Tiffany gendut seperti babi padahal Taeyeon adalah yang paling tahu penderitaan Tiffany menahan nafsu makannya selama ini. Taeyeon adalah satu-satunya yang selalu menjadi tempat Tiffany berkeluh kesah tentang beratnya diet yang harus dia jalani."Taeyeon,kenapa kau tega sekali? "
TBC
Ketika sudah sampai di tempat les dan baru sadar, ini bukan jadwal belajarnya. Itu sakit, sekali.
