Tiffany meregangkan tubuhnya, sendinya bergemeretak. Mungkin karena faktor usia, soalnya tahun ini umurnya akan genap mencapai kepala tiga. Sialnya semakin bertambah usia, tanggung jawab yang diembankan padanya semakin banyak saja.
"Permisi Miss Tiffany," kepala seseorang tiba-tiba menyembul dari balik pintu ruangan Tiffany.
"Masuk. " Ucap Tiffany.
"Maaf terlambat, hehe. " Orang dihadapannya nyengir kuda.
"Dimaklumi, silahkan duduk. " Tiffany menunjuk kursi kosong didepannya.
"Makasih Miss." Orang itu mendaratkan bokongnya untuk duduk ditempat yang sudah dipersilahkan. "Tapi Miss ngga mau tahu alasan saya terlambat kali ini apa? "
"Tidak."
"Miss lagi PMS ya? "
"Taeyeon, " Panggil Tiffany.
"Saya, Miss Tiffany."
"Bisa kamu diam, tidak usah banyak tanya dan serahkan revisian skripsi punya kamu yang saya minta disini. " Tiffany menggebrak meja kerjanya.
"Kenapa diam? " Tanya Tiffany. "Kamu lupa bawanya lagi? Ketinggalan di rumah? ketukar di tempat fotocopy? Atau hilang ditempat orang jual gorengan? "
Taeyeon menggeleng.
"Terus kenapa diam? "
"Anu.. Miss, saya mau bawa revisiannya kok tapi saya ngga tega ngumpulinnya. " Jawab Taeyeon.
" Kenapa? Takut saya corat-coret lagi?"
"Bukan Miss. "
"Terus? "
"Miss Tiffany kelihatannya capek banget, saya kasihan liatnya. Miss ngga mau istirahat dulu? "
Tiffany bangkit dari duduknya, melangkah mendekati mahasiswanya yang tak kunjung lulus meski seri koleksi Gucci sudah berkali-kali diluncurkan.
"Saya tidak akan bisa beristirahat dengan tenang kalau kamu masih jadi hantu kampus dan gentayangan diruangan saya tiap tanggal 27."
" Saya sebenarnya juga mau konsul tiap hari Miss, tapi.. "
"Tapi apa?! "
"Tapi hati saya terlalu rapuh untuk berhadapan sama Miss Tiffany setiap hari. "
"Karena saya galak? "
"Bukan, karena pesona Miss susah banget buat ditolak. Miss terlalu cantik untuk dilihat kaum manusia biasa kayak saya. "
Tiffany single, sudah terlalu lama dia sendiri karena sibuk mengurus kerjaan. Dan mungkin karena faktor kesepian, ucapan ngawur dari mahasiswanya yang selalu ganti warna rambut tiap satu bulan sekali itu mampu membuat pipinya memanas, agaknya merona.
"Jangan gombal! " Tiffany menghentakkan kakinya. " Jangan mengalihkan pembicaraan. Siniin skripsi kamu, saya mau cek. " Tiffany mengulurkan tangannya, menunggu agar diberikan apa yang dia minta.
Tapi Taeyeon bukannya menyerahkan skripsinya kesana justru meletakkan tangannya diatas telapak tangan Tiffany.
"Ngapain kamu?! "
"Mengagumi salah satu karya Tuhan yang paling indah Miss, hehe. "
"Bocah edan! " Umpat Tiffany. Dia menarik tangannya lalu kembali ke kursi singgasananya. Selalu berakhir seperti ini jika sudah berhadapan dengan Taeyeon.
"Ini skripsi saya Miss, silahkan diperiksa." Taeyeon meletakkan lembaran kertas di meja Tiffany.
"Dikerjakan seperti merawat anak sendiri lho ini Miss. "