New Teacher

173 28 11
                                    

Suasana kelas Saeron sangat berisik pagi ini, pasalnya guru yang mengajar kali ini tengah mengambil cuti melahirkan selama dua bulan. Tapi mereka berisik bukan karna hal itu, tapi karna kedatangan seorang guru baru yang katanya masih kuliah.

Saeron dan Mark tak memperdulikan itu, mereka malah sibuk dengan aktivitas masing-masing. Saeron dengan kegiatan tidurnya, Mark dengan buku tak jelasnya, setidaknya itu menurut Saeron.

Saeron terbangun, ia menguap sambil meregangkan tubuhnya. Sesekali Mark meliriknya, merasa terganggu. Tapi Saeron tak peduli, ia malah menggaruk telinganya pelan. Saeron menghela nafas, lalu beranjak dari duduknya, ingin mencuci muka. Saat itu pula Mark beranjak dari duduknya, ingin mengambil sesuatu di lacinya.

Dugh!!!

"Aduhhh." pekikan Saeron membuat semua orang menoleh menatap mereka, membuat mereka lagi-lagi jadi pusat perhatian. Saeron memegang dahinya yang terbentur dada Mark tadi, sedangkan Mark memegang kursinya karna hampir terjatuh.

Saeron menghela nafas kasar, ia memilih menghindar. Ia berjalan kearah kiri, tapi Mark mengikutinya. Ia berjalan kearah kanan, Mark juga mengikutinya. "Aishh, ya!"

Mark menatap Saeron yang begitu dekat dengan tubuhnya, tajam.

Saeron mendesah, tangannya sibuk mengusap dahinya.

"Minggir!!" ujarnya, datar.

Saeron menatap Mark, kesal. "Kamu yang harusnya minggir, aku mau pergi."

"Aku tak peduli, kau yang harusnya minggir." ujar Mark, keras kepala.

"Ya! Kau yang minggir, kau tak lihat, kepalaku sakit. Aku harus pergi ke kamar mandi, sebelum masuk."

"Bel sudah berbunyi dari tadi, kau kemana saja. Minggir, aku mau mengambil buku di loker." ujar Mark, tak mau mengalah.

"Ya! Sebagai pria, kau harusnya mengalah. Kau ini pria atau bukan, sih?" ujar Saeron, kesal.

"Sebagai seorang gadis, kau tak seharusnya mencari perhatianku dengan cara seperti ini. Bilang saja kau mau memelukku, aku pasti akan... Menendangmu."

"Ya! Kau jahat sekali, aku..."

Cup!

Saeron membeku, saat Mark mengecup keningnya. Begitupun kelas yang sedari tadi berbisik-bisik membicarakan mereka, mereka diam layaknya waktu yang seperti dihentikan.

Tiba-tiba dua orang pria masuk ke kelas mereka, membuat semua orang kembali duduk ditempat masing-masing. Begitupun Mark yang kembali duduk di kursinya, niatnya tadi meluap begitu saja.

"Kim Saeron, Saeron, Sae." bisik Yeri, saat gadis itu tak kunjung duduk.

"Kim Saeron, ada apa?"

Suara itu membuat Saeron berpaling, gadis itu menatap pria yang ada didepan kelasnya. "Eo, eoh, Ssaem, selamat pagi." ujarnya, linglung.

"Duduk, Sae." ujar Yeri, kesal.

"Ah, maafkan aku." ujar Saeron sambil membungkukkan badan, lalu duduk dikursinya. Ia melirik Mark yang menahan senyumnya dari tadi, membuatnya kesal. Awas kau ya... Lihat saja, aku akan membalasnya.

"Haha, maafkan saya, Ssaem. Sepertinya suasananya cukup kacau, karna Saeron."

"Tidak papa, saya mengerti." ujar seorang pria yang lebih muda dari pria itu, tersenyum manis.

"Siapa, Ssaem? Guru baru, ya?"

"Oh ya, anak-anak, seperti yang kalian tau, Lee Ssaem sedang mengambil cutinya, jadi untuk dua bulan kedepan, Lee Ssaem takkan mengajar. Jadi, kami mencarikan guru pengganti, dan inilah guru penggantinya. Silahkan, Ssaem."

"Terimakasih, Ssaem." ujar pria cantik itu, tersenyum. "Hallo, anak-anak, saya adalah Jo Youngmin, saya akan jadi guru pengganti disini selama dibutuhkan. Saya sedang menyelesaikan studi saya, jadi mohon maaf kalau saya masih ada kesalahan mengajar, karna saya masih belajar. Mohon bantuannya semuanya..."

"Iya, Ssaem." ujar anak-anak, serempak.

"Baiklah, Ssaem, silahkan mengajar, saya masih ada urusan." ujar guru itu, membuat Youngmin membungkukkan badannya.

"Terimakasih, Ssaem." ujar Youngmin, membuat guru itu tersenyum, lalu berjalan pergi.

"Baiklah, anak-anak, saya absen dulu, agar saya mengenal kalian." ujar Youngmin, tersenyum.

"Kami tidak boleh bertanya ya, Ssaem?" tanya seorang gadis, membuat yang lain menyorakinya. "Apa? Apa? Kalian juga ingin bertanya, kan?"

"Pertanyaan seperti apa?" tanya Youngmin, perhatian.

"Ssaem punya pacar?"

"Ssaem tinggal dimana? Boleh dong, kita kali-kali main."

"Kamu aja kali main, tukang modus."

"Ishhh, Haechan berisik. Tadi aja kamu diem, pas Mark sama Saeron berantem."

"Ishhh." ujar Saeron, kesal. "Ember banget sih, Nan." ujarnya, sebal.

"eh, tenang dulu, tenang." ujar Youngmin, membuat suasana kembali hening. "Jadi saya akan menjawab semua pertanyaan, kecuali yang bersifat pribadi, maaf ya."

"Yaaaa..."

Dengan serempak para gadis menyerukan kekecewaannya, kecuali Saeron yang hanya memutar matanya.

"Jadi, bisa saya absen dulu." ujar Youngmin sambil membuka buku absensi, lalu memanggil satu persatu murid dikelas.

"Nancy McJewel... Kim Yoojung... Kim Yerim... Kim Saeron..."

Semua menatap Saeron yang tengah termenung dengan menatap keluar jendela, gadis itu sudah mengantuk lagi.

"Saeron, Kim Saeron."

"Sae, ihhh." ujar Yeri sambil mendorong bangku Saeron, membuat Saeron tersadar. "Dipanggil, tau!!"

"Ah, iya kah?" ujar Saeron sambil berdiri, lalu menatap Youngmin. "Ada apa, Ssaem?" ujarnya, kaget.

"Huuuu, makanya jangan kebanyakan tidur, Sae." celetuk Haechan, membuat Saeron menatapnya tajam.

"Kim Saeron, kamu baik-baik saja kan?" tanya Youngmin, sedikit khawatir.

Deg!!!

Saeron menatap Youngmin, ia merasa sangat familiar dengan wajah Youngmin. Dia merasa sering melihatnya, tapi dia tak tahu dimana tepatnya.

"Bagaimana, Kim Saeron? Apa kau sakit?"

"Ah, tidak, Ssaem. Saya baik-baik saja." ujar Saeron, tersenyum manis.

Youngmin terdiam, lalu mengerjapkan matanya. "Baiklah, silahkan duduk kembali, saya akan absen yang lain." ujarnya, sedikit gugup. Dia merasa dia mengenali Saeron, tapi dalam sosok lain. Siapakah gadis ini? Kenapa aku mengingatnya terus ketika melihat gadis ini?

Hai, aku up lghi nih, hha, yng punya cerita ngambek soalnya semalem. Hhe, gw godain terus soalnya. Udah ah, gw minta maaf ya, nih gw up deh, supaya badmood loe tuh ilang, n semoga rindu yng kata Dylan berat bisa terobati dengan ini, meskipun diA disini masih nyebelin sihhh. Jangan baper, nanti protes loe sama gw, nikmatin aja sih, hhe😂😅.

Oke, jangan lupa vomment ya, readers. Aku tunggu lho, hha, see you soon

Minji

PROMISE (ft. Sherly Diah) (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang