Bad Day

164 27 19
                                    

"Sae, aku mau tanya sama kamu." ujar Yeri, saat pagi itu Saeron sibuk dengan buku catatan miliknya. Gadis itu tengah menyalin catatan Yeri, karna kemarin ia ketiduran lagi.

"Ada apa, Ri? Kamu biasanya juga langsung nanya, gak pake basa-basi." ujar Saeron, datar.

Yeri melirik kursi Mark yang kosong, kemudian kembali menatap Saeron. "Kenapa sih hobi tidurmu itu gak bisa berhenti? Kamu punya sejenis syndrom sleeping beauty, kah?" tanyanya, hati-hati.

"Kenapa emangnya? Apa ada yang protes?" tanya Saeron, masih santai menanggapi sahabatnya itu.

"Bukan, itu karna... Ketua kelas nyuruh aku nanya sama kamu, dia selalu ditegur sama wali kelas." ujar Yeri, membuat Saeron menatapnya.

"Kenapa gak nanya aku langsung? Protes gitu, gak papa kok." ujar Saeron, sedikit sebal.

"Kamu tau kan, kamu kayak gimana? Mark aja dilawan, mereka takut." ujar Yeri, pelan-pelan.

"Mark? Segitu seremnya dia?" ujar Saeron, kembali menyalin catatannya.

"Ishhh, bukan Mark, tapi kamu, kamu yang serem, Sae. Gak peka banget sih?" ujar Yeri, kesal.

"Hehe, gitu ya? Gak ngerasa, sih." ujar Saeron, tertawa garing.

"Ishhh, cape ngomong sama kamu." ujar Yeri, sebal.

"Udahlah, ngapain ngomongin dia?" ujar Saeron, matanya tiba-tiba berubah serius.

"Kamu gak tau, ya? Sejak adegan ciuman kamu sama Mark, ada banyak gosip yang tersebar?"

"Ciuman? Gosip?"

"Iya, kalian itu lagi jadi topik terpanas. Ada yang bilang kalian itu love-hate relationship, apa bener?" tanya Yeri, penasaran.

"Love-hate apaan sih, gak ngerti." ujar Saeron, acuh.

"Kalian itu lagi pacaran, Sae. Kamu gak peka apa emang bego, sih?" ujar Yeri, kesal.

"Pacaran? Sama si kutub itu? Ogah, aku mending pacaran sama beruang." ujar Saeron, sedikit sewot.

"Kutub? Nama kesayangan, ya?" ujar Yeri, sedikit menggoda Saeron.

"Bukanlah, ngarep banget dikasih nama kesayangan." ujar Saeron, cuek.

"Yaudah sih, Sae. Sewot amat, kan cuman nanya." ujar Yeri, pelan.

Saeron berdecak, lalu menutup bukunya. "Udah, balik gih." usirnya, membuat Yeri menatapnya tajam.

"Bilang makasih kek, malah diusir, lagian aku duduk di depanmu juga." ujar Yeri, kesal.

"Hehe, lupa. Yaudah, makasih ya, Yeri sayang, sahabat kesayanganku, uhhh, jangan ngambek dong." ujae Saeron sambil mengacak rambut Yeri, membuat Yeri memekik kesal. Saeron hanya tertawa, puas.

***

Seorang gadis tampak sedang membersihkan kamarnya, ia menghela nafas kesal. "Ishhh, aku pergi berapa lama sih? Gak pernah dibersihin ya kamarnya? Apek begini, uhuk, uhuk." gerutunya, kesal.

Gadis itu menarik sebuah kardus dibawah ranjangnya, lalu membukanya. Ia tersenyum melihat sebuah bingkai foto cukup besar disana, bingkai yang berisikan dua pria kembar dengan dia ditengah-tengah mereka. "Hei, kalian, apa kabar? Apa kalian udah lupain aku? Atau... Kalian udah bahagia dengan pilihan kalian? Aku kangen kalian, kita bisa ketemu lagi gak ya?"

"Eunbi, kamu lagi apa?" tanya seorang wanita sambil masuk kedalam kamar gadis itu, membuat gadis itu segera menaruh bingkai foto itu diatas nakas kamarnya.

"Lagi bersihin kamar, Imo. Imo gak pernah bersihin kamarku, ya? Kok berdebu gini, sih?" ujar gadis yang ternyata SinB itu, pelan.

"Hehe, kamu tau kan betapa sibuknya Imo. Saeron saja mengurus dirinya sendiri, kamu juga harus begitu." ujar wanita bermarga Kim itu, tersenyum.

"Yasudah, aku akan membersihkan rumah ini, Imo berangkat kerja sana." ujar SinB, tersenyum.

"Uhhh, rajinnya keponakanku ini. Yasudah, Imo berangkat ya, ehhh, sekalian anterin cucian ke laundry ya?" ujar Ny.Kim, membuat Eunbi mengerucutkan bibirnya. "Kan sekalian, Eunbi."

"Yasudah, aku akan anterin juga."

"Makasih, ya, Imo berangkat dulu." ujar Ny.Kim sambil berjalan, pergi.

"Yasudah, hati-hati, Imo." ujar SinB tersenyum. "Hufttt, aku bakal cape hari ini." ujarnya sambil menutup pintu kamarnya, pelan.

***

Saeron melirik Mark yang sedari tadi tak bisa diam, tumben si kutub gak bisa diem begini. Ada apa dengannya? Apa terjadi sesuatu?

Mark menatap Saeron, membuat Saeron membuang muka. "Dih, sok gak peduli, padahal dari tadi liat kesini terus." gumamnya, tapi Saeron masih mendengarnya dengan jelas.

"Siapa juga yang peduli? GR, dasar kutub." ujar Saeron, kesal.

Mark hanya memutar matanya, lalu menaruh wajahnya diatas meja, menghadap ke arah selain Saeron. Hari ini memang sangat membosankan, karna guru yang harusnya mengajar sedang ada halangan. Sebenarnya sih mereka bisa bergabung dengan yang lain, tapi mereka sama-sama tak berminat.

Saeron ikut menaruh wajahnya diatas meja, juga menghadap kearah selain Mark. Gadis itu kebosanan, tapi tak bisa tidur. Sudah terlalu banyak ia membuang waktu untuk tidur hari ini, jadi ia tak bisa tidur lagi.

Semua orang tiba-tiba menyadari keadaan mereka, semua menjadi hening dengan itu. Semuanya menatap kearah kursi mereka, bahkan Haechan sudah siap dengan kameranya.

Saeron tak memperdulikan keheningan tiba-tiba itu, ia lebih memilih menutup matanya. Begitupun Mark, ia menolehkan wajahnya kearah Saeron.

Beberapa siswa tersenyum melihat itu, mereka berharap Saeron juga menolehkan wajahnya kearah Mark.

Dan... Terjadi!

Saeron yang tengah menutup matanya menoleh kearah Mark, gadis itu masih menutup matanya.

Ctrek! Ctrek! Ctrek!

Saeron mendengar suara kamera berkali-kali, tapi ia tak peduli. Gadis itu hanya menutup matanya, sampai suara Mark terdengar.

"Ya!! Apa yang kalian lakukan?" ujar Mark, membuat para murid yang tadinya sedang memotret pura-pura kembali heboh.

"Aishhh, berisik, Mark." ujar Saeron, kesal.

"Ya! Kau tidak sadar kita tadi sedang dipotret?" ujar Mark, tapi Saeron tak perduli. "Aishhh, gadis ini..."

Suara getaran ponsel membangunkan Saeron, lalu ia segera mengambil ponselnya. Ia membuka aplikasi pesan dan memeriksa beberapa pesan dari grup chat kelasnya, tiba-tiba ia mengangkat kepalanya. "Haechan, kenapa ada foto ini disini?" teriaknya, kesal.

Semua orang menoleh pada Saeron dan Haechan, tapi sang pelaku hanya tersenyum tak jelas. "Abisnya kalian lucu sih, kompakan begitu." ujarnya, innocent.

"Hapus gak, Chan? Sebelum gw mukul loe nih, hapus." perintah Saeron, kesal.

"Ehhh, dah ada di instagram nih, lucu banget capstionnya." ujar salah satu murid, membuat Haechan tersenyum senang.

"Lee Haechan, loe nantangin gw?"

Hai, aku balik lagi bawa MakaRoni, ehhh, itu makanan ya, hhe. Semalem ditagih lagi, hha, meskipun sebenarnya aku gak niat up sekarang sih, tapi yaudahlah, ini hadiah buat yang semalem berani... Hm, apa ya...

Hhe, cieee yng di notice, yuhuuuu

Udah ah, aku gk jago basa-basi, enjoy yaaa. BTW, ini cerita fantasy pertamaku lho, gimana? Gimana? bagus, gak? Aku kurang yakin bagus sih, soalnya diluaran sana ada yang lebih segalanya dari aku, tapi semoga kalian puas deh.

Udah ah, jangan lupa vomment nya, ditunggu lho, hhe 😂😅😉😇

Minji

PROMISE (ft. Sherly Diah) (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang