Gossip

162 30 14
                                    

SinB memeriksa setiap pakaian yang akan ia antarkan ke laundry, ia menghela nafas kesal. Tak ada apapun lagi yang bisa ia kerjakan, ia bisa bosan seharian disini. Eh, mungkin menonton drama akan sedikit mengurangi rasa bosannya.

SinB terdiam, saat melihat sebuah jaket yang rasanya tak asing itu. Ia mengambil jaket itu, lalu melihatnya dengan teliti. "Milik siapa ini? Rasanya tak asing, apa ini punya Saeron?" ujarnya, tak heran sih, saat melihat sifat Saeron yang lebih mirip seorang pria daripada seorang gadis.

SinB pun tak memikirkan lebih panjang soal jaketnya, ia pun memeriksa saku yang ada dijaketnya. Ia terdiam saat menemukan sebuah foto lama, ia melihat foto itu. Matanya membulat seketika, foto ini mengingatkannya pada kedua pria kembar itu. Ia membalikkan foto itu, ia menutup mulutnya.

Benar, mereka masih disini. Tapi dimana? Apa mereka mengenal Saeron? Atau... Saeron mengenal mereka? Lagipula, kenapa dia merindukan saudaranya? Apa yang terjadi?

SinB segera memasukkan jaket itu ke laundry, tapi ia memegang foto itu. Ia akan menanyakan langsung pada Saeron, setelah ia menyelesaikan pekerjaannya. Ia akan menjemput Saeron dan bertanya tentang mereka, bolehkah ia sedikit berharap mereka masih mengenalinya?

***

Saeron berjalan bersama Yeri menuju kantin, tapi semua tatapan tertuju pada mereka. Saeron berdecak, pasti ini karna ulah Haechan. Padahal foto itu sudah dihapus, tapi tetap saja masih tersebar. Awas saja kalo ada yang bicara macam-macam, Saeron akan menghajar Haechan lagi.

"Kamu gak boleh galak-galak begitu dong, Sae." ujar Yeri, pelan.

"Kalo aku gak galak, mereka bakal macem-macem terus." ujar Saeron, kesal.

"Tapi kan mereka bercanda, niatnya."

"Kamu gak tau, candaan mereka bisa berujung dengan ini. Tuh lihat, mereka ngeliatin kita kan?" ujar Saeron, kesal. "Aku gak mau jadi pusat perhatian, Ri, aku mau jadi orang biasa aja." ujarnya, sebal.

"Abisnya kamu sama Mark emang lucu sih, drama banget. Kayak kucing sama anjing, tapi diam-diam merhatiin.

"Merhatiin gimana? Ngarang banget!!" ujar Saeron, datar.

"Ya!! Emangnya aku gak tau, kamu sama Mark sering masuk perpus, kalo pulang sekolah. Meskipun kalian gak keluar barengan, tapi pasti ada sesuatu kan diantara kalian." ujar Yeri, membuat Saeron terdiam.

"Tuh kan, kamu salah pahamnya kejauhan. Aku sama Mark itu gak barengan, apalagi janjian masuk perpus, kita itu duduknya jauhan." ujar Saeron, sebal.

"Gak kok, aku sama Yoojung kemarin liat kamu duduknya belakang-belakangan. Kalian ngobrol, kan? Duh, ampe sebegitu gak mau ketahuannya."

"Kalian stalkerin aku?"

"Kita kan penasaran, Sae. Kamu juga gak bilang-bilang sama kita, kalo kamu sama Mark udah saling kenal."

"Kamu gak denger aja kemarin aku sama Mark obrolin apaan?" ujar Saeron sambil berjalan, meninggalkan Yeri.

"Ya, kita kan hormatin privasi kamu. Kalo kamu mutusin buat backstreet, kita hargain keputusan kamu." ujar Yeri sambil berjalan menyusul Saeron yang tak lagi tertarik pada obrolan mereka, membuat Yeri sedikit kesal dibuatnya. "Ya!! Kim Saeron!!"

***

SinB memasuki halaman sekolah Saeron dengan mobilnya, ia menatap sekolah yang terasa tak asing baginya. Tentu saja, sekolah ini adalah sekolah impiannya. Kalo saja orangtuanya tak memutuskan untuk pindah saat itu, mungkin ia akan bersekolah disana dan masih bersama si kembar itu.

SinB membuka pintu mobilnya, memutuskan keluar karna sebentar lagi bel pulang berbunyi. Beberapa murid yang sudah keluar dari kelasnya menatapnya, mereka mungkin heran melihat seorang gadis rela berpanas-panasan didepan sekolah mereka sambil memakai kacamata hitamnya pula.

Youngmin keluar dari halaman sekolah menuju halaman parkir, pria itu segera mengambil kunci mobilnya begitu melihat mobilnya. Ia tak memperdulikan keberadaan gadis asing itu, ia masih saja berjalan menuju mobilnya.

SinB menoleh kesana-kemari sambil memutar kunci mobilnya, tatapannya terpaku pada pria itu. Pria yang tampak tak asing dimata SinB sedang berjalan tak jauh darinya, ditangannya ada beberapa buku menandakan ia adalah seorang guru disana.

"Oppa, Youngie Oppa." teriak SinB, tanpa pikir panjang. Tapi pria itu tak mendengarnya, ia segera berlari menuju pria itu. Setelah dekat, SinB menarik tangan Youngmin yang akan masuk kedalam mobilnya. "Oppa, jadi benar ini dirimu?" tanya SinB, senang. Gadis itu bahkan akan memeluk Youngmin, kalau saja Youngmin tak mundur menjauh.

Youngmin menatap SinB kaget, tapi ia berusaha menetralkan ekspresinya. "Kau siapa?" tanyanya, datar.

Ekspresi senang SinB hilang seketika, wajahnya berubah muram. "Kau melupakanku?"

"Aku memang tak mengenalmu, maaf. Aku banyak urusan, jadi harus segera pergi."

"Kau pasti membenciku karna meninggalkan kalian, aku mengerti. Tapi kau tak mungkin lupa padaku, Oppa." ujar SinB, pelan.

Youngmin hanya tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobilnya. "Jangan temui aku lagi, kalau kau tau itu semua." ujarnya, lalu ia masuk mobil. Ia membanting pintu mobilnya, lalu ia melajukan mobilnya, meninggalkan SinB yang masih diam disana.

PROMISE (ft. Sherly Diah) (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang