Mark duduk disamping Saeron yang tengah memandang keluar, hujan sedari tadi mengguyur kota itu. Saeron menatap Mark yang tumben-tumbenan duduk disampingnya, membuatnya heran tentu saja.
Mark hanya diam, ia menyodorkan roti dan susuk kotak pada Saeron. "Makanlah, kau pasti lapar." ujarnya sambil meminum susu kotak miliknya, membuat Saeron menaikkan salah satu alisnya. "Tak ada siapapun disini, jadi kamu bisa relax"
"Kamu aneh hari ini, bikin aku takut aja." ujar Saeron, membuat Mark menatapnya. Pria itu hanya tersenyum sekilas, membuat Saeron bergidik. "Kamu kenapa sih? Bikin aku takut, tau gak?" ujarnya, kesal.
Mark menghela nafas, lalu meminum susu kotaknya. "Minum sana, makan rotinya juga." ujarnya, tanpa menatap Saeron.
Saeron berdecak, tapi pada akhirnya ia membuka rotinya. Saeron menatap keluar kembali, tanpa memperdulikan Mark lagi.
"Apa hujan lebih menarik dari saya?" tanya Mark, membuat Saeron menoleh. Saeron refleks memundurkan wajahnya, saat wajah Mark terasa dekat dengannya. "Kamu kenapa sih?" tanyanya, heran.
"Ishh, kamu yang kenapa? Kenapa kamu baik sama aku? Kenapa kamu ngasih ini-itu? Kenapa... Wajah kamu itu gak bisa jauh-jauh?" ujar Saeron, setengah berbisik.
Mark tersenyum, membuat Saeron membeku. "Kamu cantik, preman tapi bawel." ujarnya, membuat pipi Saeron memanas.
Saeron menatap Mark, tak berkedip. Ia meneliti semua yang ada di wajah Mark, membuat Mark kembali melempar senyum padanya.
Cup!
Mark mengecup pipi Saeron yang sedikit memerah, membuat Saeron menatapnya kaget. Mark kembali menjauh, ia mengelus rambut Saeron pelan. "Dimakan, aku mau pulang sekarang." ujarnya, tersenyum.
Saeron masih membeku, menatap punggung Mark yang menjauh. "Apaan sih tuh anak? Kenapa dia selalu cium aku sih?" ujarnya, kesal. Saeron menatap hujan lagi, lalu ia tersenyum. Mark sangat manis sejak tadi pagi, apa yang terjadi padanya? Apa karna Haechan? Mungkin saja dia senang karna bisa berteman dengan Haechan, tapi kenapa dia sebaik itu pada Saeron? Kenapa pake kecupan segala?
***
Saeron berjalan menuju halte bus, saat hujan mereda. Ia menutupi kepalanya dengan tangan, saat ia berlari demi menghindari hujan. Tapi ia terdiam, saat seseorang menyodorkan payung padanya.
"Nona harus ikut saya, ayo!!" ujar seseorang itu, membuat Saeron menatapnya kaget.
"Ada apa ini? Kenapa saya harus ikut anda? Anda ini siapa?" tanya Saeron, tanpa merasa takut sedikitpun.
"Maaf, Nona. Anda tak diizinkan untuk membantah, ayo pergi." ujar orang itu, membuat dua orang berbadan besar yang entah muncul dari mana menangkap Saeron.
"Ya! Ada apa ini? Saya mau dibawa kemana? Lepaskan saya, Tuan." teriak Saeron berusaha berontak, tapi percuma. Tangannya terasa sakit, karna genggaman kedua orang itu semakin mengerat.
Saeron terpaksa menuruti mereka, karna percuma juga dia melawan. Dia takkan bisa melawan dua orang berbadan besar itu, seseorang yang berjalan didepan mereka sepertinya juga sudah terlatih. Pada akhirnya Saeron dibawa ke mobil, lalu mobil pun melaju pergi.
Saeron menatap takjub bangunan didepannya, ia tak berhenti berdecak memandangi bangunan bak istana itu. Saeron dipaksa masuk kedalam bangunan itu, membuatnya sedikit kesal.
Sosok yang mengikuti Saeron juga ikut masuk, tapi perasaan tak enak lagi-lagi menghinggapinya. Sebenarnya dia ingin membantu Saeron, tapi dia juga penasaran akan apa yang terjadi pada gadis itu nanti.
"Selamat datang, Nn. Kim, tolong sebelah sini." ujar salah seorang pelayan, sepertinya dia kepala pelayan disini.
"Aku mau dibawa kemana?" tanya Saeron, bingung.
"Anda akan diajak makan malam oleh sang tuan rumah, jadi anda harus kami dandani."
"Apa? Siapa tuan rumahnya? Apa kau bercanda? Aku didandani?"
"Tentu saja kami serius, silahkan lewat sini." ujar pelayan itu sambil menunjukkan jalan, membuat Saeron menatap sekelilingnya.
"Ada apa ini? Siapa tuan kalian? Kenapa aku ada disini?" ujar Saeron, kesal. Tapi mereka malah menyeretnya memasuki sebuah ruangan.
***
"Tn. Mark, waktunya makan malam, Tn. Lee sudah menunggu anda."
Ucapan seorang pelayan dihadapannya membuat Mark menghentikan bacaanya. "Ada apa dengannya? Tumben sekali dia makan malam disini..." ujarnya, dingin.
"Anda harus segera turun, karna Tn. Lee memiliki kejutan untuk anda." ujar pelayan itu, membuat Mark sedikit dongkol.
"Ishhh, kejutan seperti apa?" tanya Mark, tidak tertarik sama sekali.
"Kalau anda penasaran, segeralah turun." ujar pelayan itu, lalu ia pamit pergi.
"Ada apa sih? Ishhh, mengganggu saja." gumam Mark sambil beranjak dari ranjang miliknya, lalu pergi keluar kamar dengan malas-malasan.
"Duduklah, Mark." ucap ayahnya itu, sedikit berbeda dari biasanya. Ayahnya itu berpakaian rapi, tidak seperti biasanya yang memakai pakaian casual kalau ada di rumah.
Mark mengerutkan keningnya, lalu berjalan menuju kursi yang memang jadi tempat duduknya seperti biasa. "Tumben kau makan malam disini, ada apa?" tanyanya, tanpa basa-basi.
"Aku memiliki sebuah kejutan untukmu, kau jangan kaget." ujar ayahnya, terdengar sangat antusias.
Mark menatap ayahnya itu, heran. Ada apa sebenarnya? Kenapa dia seperti itu? Apa yang terjadi padanya?
"Jung, bawa gadis itu kemari." ujar Tn. Lee, membuat Mark kaget.
Gadis? Seorang gadis?
Tn. Lee tersenyum melihat Mark begitu terkejut, lalu menoleh kearah gadis yang digandeng seorang pelayan memasuki ruang makan mereka.
"Mark??"
Panggilan itu mengalihkan perhatian Mark dari ayahnya, pria itu menatap gadis bergaun hitam itu kaget. "Sae... Saeron?"
hai, aku balik lagi bawa MakaRoni tersayang, ada yng baper gk dipart ini? Hha, aku up sebelum diingetin sih, soalnya yng ngingetin kurang lebih sama kayak Sae, galak, hha, boong deng, dia cmnd agak maksa. Okelah, daripada basa-basi panjang lebar tapi gk penting, aku cmnd mau vomment nya jangan lupa ya reader, oke. See yoo soon, reader MakaRoni tersayang. Hha 😂😅😊😆😇
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE (ft. Sherly Diah) (END)
ФанфикSaat seseorang yang tak kau kenali mengenalimu sebagai salah seorang dari masa lalunya, apa yang akan kau lakukan? Saat kau merasakan bahwa dia bukanlah manusia sepertimu, akankah kau takut padanya? Apakah kau akan membantunya untuk kembali ke alamn...