Youngmin's Side

120 25 3
                                    

Saeron menatap mesin minuman dihadapannya, lebih tepatnya dia tengah menatap kopi kaleng yang sering Mark berikan padanya. Ia ingin menekan tombol minuman itu, tapi masih sedikit ragu. Saeron menghela nafas, berat.

Tiba-tiba seseorang memasukkan koin kedalam mesin itu, lalu menekan tombol minuman itu. Saeron melihat sang pelaku yang tengah mengambil minuman itu, lalu pria itu memberikan minuman itu padanya.

"Ssaem, sedang apa disini?" tanya Saeron, kaget.

"Nih, buat kamu." ujar pria yang ternyata Youngmin itu, membuat Saeron segera mengambil kaleng kopi itu. "Kamu sedang apa berdiri disini dari tadi, hm?"

"Ah, saya mau beli minum." ujar Saeron sambil menggaruk belakang lehernya, sedikit gugup karna ketahuan berdiri disana.

"Mau ke kelas bareng, kebetulan saya setelah ini masuk kelas kamu." ujar Youngmin, membuat Saeron menatapnya.

"Eo, eoh, baiklah." ujar Saeron, tersenyum.

Sosok yang berdiri dibelakang Saeron itu menatap keduanya yang berjalan berdampingan, tangannya mengepal. Sebenarnya ia penasaran dengan pria itu, perasaannya mengatakan dia masih ada hubungannya dengan apa yang terjadi padanya. Sosok itu pun berjalan cepat menuju Youngmin, dan...

Wushhh...

"Arghhh..."

Sosok itu menembus Youngmin, membuat keduanya merasa kesakitan. Youngmin memegang dadanya, begitupun sosok itu. Keduanya sama-sama jatuh ke lantai, Youngmin bahkan memekik pelan.

"Ssaem, kenapa? Apa Ssaem sakit?" tanya Saeron, panik. "Ssaem, kenapa?"

Youngmin memegang dadanya yang berangsur-angsur membaik, ia melihat sekelilingnya. Gak mungkin, ini gak mungkin. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku merasakan kehadirannya kembali setelah sekian lama? Gak mungkin, ini tak mungkin terjadi.

"Kita ke UKS saja, Ssaem." ujar Saeron sambil membantu Youngmin berdiri, ia membawa Youngmin yang masih menatap sekelilingnya menuju UKS.

Sesampainya disana, Youngmin berbaring di ranjang. Pria itu masih memegang dadanya, tatapannya menelusuri seluruh isi kamar itu.

"Ada apa, Ssaem? Apa yang kau cari?" tanya Saeron, membuat Youngmin menatapnya.

"Tidak mungkin, tidak." ujar Youngmin, pelan.

"Tidak mungkin apa, Ssaem? Jangan buat saya khawatir, ada apa?" tanya Saeron, penasaran.

Youngmin kembali menatap Saeron yang kini duduk di hadapannya, lekat. Tiba-tiba dia memeluk Saeron, membuat Saeron kaget.

"Ssaem, ada apa?" tanya Saeron, agak ragu.

Youngmin menghela nafas, lalu semakin erat memeluk gadis itu. Kwang, apa kau disini? Apa itu dirimu? Apa kau ada disekitar gadis ini? Tolong jawab aku, Kwang. Aku merindukanmu, aku sangat merindukanmu. Aku tau, dia mirip sekali dengan orang yang kau sukai.

"Ssaem menangis?" tanya Saeron, saat mendengar isakan Youngmin.

Youngmin menghela nafas, lalu melepaskan pelukannya. Pria itu mengusap matanya, lalu tersenyum. "Maafkan aku, maaf." ujarnya, pelan.

Sosok yang berada di samping mereka hanya menatap Youngmin sendu, ternyata dia memang ada hubungan atas semua itu. Ia menghela nafas, lalu menatap SinB yang ternyata melihat mereka. Sosok itu tampak kaget, tapi ia teringat sesuatu. Dia teringat ingatan pertama yang ia dapatkan, apa ia pernah menyentuh gadis itu sebelumnya?

Saeron melihat keluar, betapa kagetnya ia melihat SinB ada disana. Gadis itu juga tampak kaget, ia segera bersembunyi. "Eonnie..."

Youngmin yang masih memegang dadanya ikut melihat keluar, ia menatap Saeron kaget. "Eonnie?"

"Eonnie sedang apa disini?" tanya Saeron sambil menghampiri SinB yang sesekali menatap Youngmin, Saeron menariknya masuk kedalam kamar itu.

"Hm, aku hanya menjemputmu." ujar SinB sambil tersenyum, membuat Saeron menatap jam tangannya.

"Hah? Ini baru jam istirahat pertama, Eonnie." ujar Saeron, membuat SinB tersenyum kikuk. "Oh ya, Ssaem, ini adalah sepupuku Eunbi Eonnie. Eonnie, beliau adalah guru pengganti disekolah ini, Jo Youngmin Ssaem."

"Hai, aku Hwang Eunbi." ujar Eunbi sambil mengulurkan tangannya, pelan.

Youngmin memutar matanya, kesal. "Sudahlah, SinB. Bisakah kau tak usah berpura-pura tak mengenalku?" ujarnya, membuat SinB terdiam. Tangannya yang terulur tak diindahkan Youngmin, pria itu malah membuang muka.

"SinB? Kalian saling mengenal?" tanya Saeron, kaget. Saeron terdiam, lalu menatap keduanya. "Ah, apakah Eunbi Eonnie pacar Youngmin Ssaem?" ujarnya, membuat SinB menatapnya tajam. "Sepertinya aku salah bicara, maafkan aku." ujar Saeron, kembali diam. "Hm, kelas hampir masuk nih, saya pergi dulu, Ssaem, Eonnie." ujar Saeron sambil membungkukkan badannya, lalu berjalan pergi.

Youngmin menatap keluar, saat Saeron memutuskan untuk meninggalkannya bersama Eunbi yang dikenalnya sebagai SinB.

SinB menghela nafas, lalu duduk dihadapan Youngmin. "Maafkan aku, Oppa."

"Kalau aku tau dia sepupumu, aku takkan pernah menyapanya." ujar Youngmin, membuat SinB menunduk.

"Maafkan aku, aku benar-benar menyesalinya. Aku tak pernah tau apa yang terjadi, karna aku selalu belajar disana." tanya SinB, menangis pelan.

"Ya, belajar sana, lupakan kami, lupakan semua kenangan disini, lupakan kesalahanmu itu." ujar Youngmin, kesal.

"Oppa..."

"Apa selama ini kau tak penasaran? Kau pasti mendengar semuanya, kan? Teriakan mereka, berbagai suara, dan yang lainnya."

"Aku tak mendengarnya, karna..."

"Karna apa?"

"Karna Appa langsung mengambil ponselku, sesaat sebelum aku naik pesawat." ujar Eunbi, pelan. Gadis itu menutup wajahnya, membuat Youngmin terdiam.

Youngmin menatap gadis itu, bagaimana pun perasaannya tak bisa dibohongi. Ia masih menyimpan perasaan pada gadis itu, bahkan sampai detik ini. Tapi perasaan bersalahnya pada Kwangmin lebih besar, saudaranya itu juga menyimpan perasaan pada gadis ini. Ia tak bisa sembarangan begitu, dia harus tau diri.

"Pergilah, sebelum aku semakin membencimu." ujar Youngmin, pelan.

"Oppa..."

"Pergi dan jangan temui aku lagi, mengerti?" teriak Youngmin, marah.

"Kenapa kau lakukan ini? Apa karna kau merasa bersalah pada Kwang Oppa? Kau menyalahkanku karna itu kan, Oppa? Kau merasa bersalah padanya, makanya terus menyalahkanku. Kau hanya tak mau mengakui kesalahanmu, kau hanya ingin terus menyalahkanku untuk menutupi rasa bersalahmu--"

"DIAM!!!" teriak Youngmin, tangannya terangkat akan memukul SinB. SinB yang menatap Youngmin langsung tertunduk, matanya masih berair. "Pergi, sebelum aku semakin tak terkendali."

SinB terisak, lalu menatap Youngmin. "Baiklah, aku takkan mengganggumu. Tapi ingat satu hal, perasaanku padamu tak sedikitpun berubah." ujarnya sambil menunjuk Youngmin, lalu berjalan pergi.

Youngmin terdiam, lalu menghela nafas. Ya tuhan, apa yang terjadi padaku?

Tanpa mereka sadari, sosok itu ada disana. Sosok yang sedari memperhatikan mereka meneteskan air matanya melihat SinB menangis, lalu melihat pria itu frustasi. Maafkan aku, aku telah membuat kalian terluka.

tumben nih yang punya belum nagihin, hhe, biasanya dah kayak rentenir aja. Yaudahlah, kayaknya nih cerita bakal panjang deh, jadi maaf, kalo ceritanya udah mulai gaje. Haha, ingat ini cerita fantasy lho, apa aja bisa terjadi disini.

Oke deh, enjoy yaaa, hha, aku lghi badmood sebenarnya, tapi yaudahlah, bye, see you soon.

Minji

PROMISE (ft. Sherly Diah) (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang