Sohyun mencegat Youngmin yang tampak terburu-buru menuju lift, membuat Youngmin sedikit kaget melihatnya. "Jangan pergi dulu, ada yang ingin kukatakan padamu."
Youngmin terdiam, ia menatap Sohyun. "Apa aku mengenalmu? mungkinkah kita pernah bertemu?"
"Aku adalah teman Kwangmin, jadi kau harus mendengarku." ujar Sohyun, membuat Youngmin menatap Sohyun kaget.
"Siapa namamu?"
"Kim Sohyun." ujar Sohyun, pelan.
Youngmin terdiam, sedikit berfikir. "Hmm, aku tak pernah mendengar dia menceritakan apapun tentangmu. Mungkin kau salah orang, aku sedang buru-buru."
"Aku tau perasaanmu pada SinB Eonnie..." ujar Sohyun, membuat Youngmin membeku. "Dia gadis yang kalian sukai, kan?"
Youngmin tersenyum, tatapan dingin itu sedikit menusuk Sohyun. "Tidak denganku, Kwangmin lah yang menyukai SinB atau siapapun itu."
"Kau bohong, aku tau." tantang Sohyun, membuat Youngmin terdiam.
"Terserah, aku juga tak peduli kau percaya atau tidak." ujar Youngmin, acuh. Ia pun berjalan melewati Sohyun, membuat Sohyun menatapnya.
"Kalau aku bisa membuatmu bertemu dengan Kwangmin, apa kau akan bicara jujur?"
Youngmin terdiam, lalu menatap Sohyun. "Kau ini bercanda, mana ada..."
"Kwangmin ada disini, dihadapanku." ujar Sohyun sambil menatap sosok Kwangmin yang memang ada dihadapannya, tapi Youngmin tak mampu melihatnya.
"Omong kosong apa ini?"
"Kejadian itu... Aku tau, bagaimana kejadian itu terjadi, Kwangmin yang menceritakannya." ujar Sohyun, membuat Youngmin kaget. "Kalau kau penasaran, ikut aku." Ujar Sohyun sambil berjalan menuju lift, membuat Youngmin mau tak mau mengikutinya, karna rasa penasaran yang dimilikinya.
***
"Tidak!!"
Kwangmin kaget, saat suara yang ingin ia keluarkan sudah terdengar tanpa harus ia bicara.
Brak!
Mark memasuki ruangan itu, membuat Kwangmin menghela nafas kesal. Ternyata itu bukan suara darinya, tapi dari pria itu. Kwangmin pun duduk di sofa, kecewa pada dirinya sendiri.
"Siapa kamu?" tanya Taeyong, heran.
"Dia udah punya pacar, jadi jangan sembarangan." ujar Mark sambil menggenggam tangan Saeron, erat.
"Ehhh, siapa pacarmu, Sae? Kok kamu gak cerita?" tanya Taeyong, sebenarnya ia tau bahwa pria dihadapannya itu cemburu.
"Aku gak punya--"
"Kau tak ingat apa yang kita bicarakan di atap, ini hari pertama kita kan?" ujar Mark, kesal. "aku mengucapkannya belum 24jam, jadi ini masih hari pertama kita."
Taeyong terdiam, lalu tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak. Saeron yang masih bingung, semakin bingung melihat Taeyong tertawa.
"Ada apa sih, Oppa?" ujar Saeron, bingung. Mark juga sama bingungnya, ia menatap Taeyong yang berusaha menghentikan tawanya.
"Gak papa, cuman geli aja sih, bentar, bentar." ujar Taeyong, menghela nafas. "Jadi, kau menyukai Saeron?" tanyanya, membuat Mark menatapnya.
"Hah?"
Saeron menatap Mark, membuat Mark memalingkan wajahnya. "Hmmm, dia hanya temanku." ujarnya, pelan.
"Ehhh, bukan." ujar Mark, membuat Saeron menatapnya. "Eh, maksudku, aku..."
"Sepertinya kalian butuh waktu berdua, baiklah, aku tinggal. Dan untukmu, jaga Saeron, jangan bikin dia nangis. Sekali Saeron menangis, aku yang akan membuat perhitungan padamu."
"Ah, baiklah." ujar Mark, salah tingkah.
Taeyong hanya tersenyum geli, lalu ia berjalan pergi.
"Apa maksudnya ini hari pertama kita?" tanya Saeron, tak sabaran.
"Hmmm, memang benar kan ini hari pertama kita?" tanya Mark, sedikit bingung harus menjelaskannya dari mana. "Aku mengakui perasaanku, bukankah itu artinya kita pacaran? Bagaimana bisa kau melupakan itu dan memeluk pria lain didepanku?" ujarnya, kesal.
"Di depanmu?"
"Aku melihat kau memeluk pria itu di atap, aku tak suka." ujar Mark sambil mengerucutkan bibirnya, membuat Saeron ingin tertawa. Tapi ia tahan, karna ia sedikit penasaran pada pria ini. "Intinya aku tak menyukai kau dekat dengan pria manapun, mengerti?"
"Kenapa? Kau juga bukan siapa-siapa, kan?" ujar Saeron, pelan.
"Apa kau tak mendengar semua yang kukatakan barusan, kau ini milikku mulai sekarang." ujar Mark, tak bisa dibantah.
Saeron memutar matanya, lalu menghela nafas. "Aku sudah ada yang punya, jadi..."
"Apa? Siapa?" tanya Mark, penasaran. "Siapa, aku bertanya." ujarnya, memaksa.
"Aishhh, orangtuaku, kau ini." ujar Saeron, sebal.
"Oh, kupikir siapa." ujar Mark, salah tingkah.
"Kau cemburu? Wahhh, kutub ini ternyata bisa cemburu juga." ujar Saeron sambil menatap Mark dari jarak dekat, membuat Mark terdiam. "Ehhh, aku..."
Mark menahan Saeron agar tetap pada posisinya, membuat Saeron menatapnya kaget. Mark menutup matanya, lalu...
Cup!
Mark mengecup kening Saeron pelan, membuat Saeron mengerjapkan matanya tak percaya. Pria itu tersenyum, lalu memeluk Saeron. "Tetaplah disampingku seperti ini, Sae." gumamnya, membuat pipi Saeron memerah.
"A-apa yang kau katakan?"
"Aku tak mau kehilanganmu, jadi aku mungkin akan melibatkanmu dalam hal ini." ujar Mark, membuat Saeron terdiam. Ia ingin bertanya, tapi ia rasa belum waktunya ia tahu. "Aku akan menceritakan semuanya, tapi beri aku waktu untuk berpikir sebentar."
Kwangmin melihat itu dari samping Saeron, pria itu terdiam. Sungguh ia tak rela Saeron bersama Mark, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa karna Saeron juga mulai menyukai pria itu. Kwangmin menatap tajam Mark, dia harus mencari tau apa yang terjadi pada pria itu. Mark memang menabraknya, tapi ia yakin ada hal yang disembunyikan pria itu. Karna bagaimanapun pria itu hanyalah bocah dibawah umur kala itu, tak mungkin ada orang yang mengizinkannya mengemudi tanpa...
Tunggu dulu, bukankah dia sedang bersama seseorang kala itu? Dimana orang itu sekarang? Apa yang terjadi pada orang itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE (ft. Sherly Diah) (END)
FanficSaat seseorang yang tak kau kenali mengenalimu sebagai salah seorang dari masa lalunya, apa yang akan kau lakukan? Saat kau merasakan bahwa dia bukanlah manusia sepertimu, akankah kau takut padanya? Apakah kau akan membantunya untuk kembali ke alamn...