The Gunners

51 4 0
                                    

Seorang pria tampak tersenyum mendengarkan musik dari ponselnya melalui headset yang dihubungkan dengan ponsel pribadinya. Ia sesekali tersenyum, sepertinya hari ini adalah hari keberuntungannya, dia terlihat sangat bahagia.

"Eoh, potong sebelah sana." Ujar seseorang berpakaian hitam, membuat pria itu terdiam. Pria itu bersembunyi, lalu pelan-pelan berjalan menghampiri dua orang yang tengah sibuk disana, pria yang memakai hoodie hitam itu melihat kedua orang tengah mengutak-atik sebuah mobil yang sepertinya ia kenal. Pria itu melihat keduanya, lalu diam-diam merekamnya dengan ponsel yang dimilikinya.

"Sudah selesai, ayo..."

"Kim Ahjussi, ayo cepat!!!"

"Sial, sembunyi!!" Ujar salah satu orang itu, lalu mereka sembunyi tak jauh dari tempat persembunyian pria yang merekam tadi.

Seseorang tadi tersenyum sinis melihat keduanya masuk dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, apalagi Mark adalah sang supir.

"Lho, kok mereka... Kok dia bersama Tuan Mark?" Tanya salah satu pria itu ke temannya, mungkin itu tak termasuk rencana.

"Kita hanya menjalankan perintah, mana kita tau Tuan Mark akan ikut semalam ini."

"Lalu, dia jadi supir?"

"Itu salah Kim, karna mengizinkannya. Sudahlah, Kim yang akan disalahkan, kalo mereka celaka."

"Kau gila, bagaimana kalau keduanya mati? Kita bisa tamat, kau tau Lee kan?"

Seseorang itu hanya menguap mendengar pertengkaran mereka, semua tak menarik lagi. Dengan perlahan ia pergi dan mengambil mobilnya, tanpa diketahui para pengawal yang sibuk berdebat itu.

Seseorang itu mengikuti mobil yang dikendarai Mark dan Kim, ia berusaha untuk tetap berdampingan dengan mobil mereka. Saat mobil mulai tak terkendali, senyum lebarnya kembali muncul. "Sebentar lagi, dan..."

Tiiiinnn!!

Brak!!!

Melihat keduanya belum keluar dari mobil, mungkin karna Mark. Seseorang itu segera keluar dari mobil itu, suasana yang sepi membuatnya leluasa berjalan menghampiri pria yang terkapar itu.

Door!!

Mark menatap video itu berulang-ulang, berusaha mengenali orang yang merekamnya. Pria itu tak bicara, membuatnya semakin susah mengenali orang itu.

"Sudah puas, Nak?" Tanya sang penyidik, membuat Mark menghela nafas. "Kau benar-benar ingin mengenal pahlawanmu ini?" Tanya penyidik itu, tersenyum sinis.

"Ya, tentu saja, karna gak menutup kemungkinan pria itu juga mengetahui soal penembak Kwangmin." Ujar Mark, pelan.

"Ya, pikirkan dan kenali saja dia. Dia tak muncul di video ini, mana bisa kau mengenalnya." Ujar penyidik itu, membuat Mark menghela nafas lagi. "Kau menemukan ini dimana??" Tanyanya, tiba-tiba.

"Dirumah seseorang bernama Lee Jeongmin, Tn. Jo bilang ia menerima flashdisk ini dari dia." Ujar penyidik itu, membuat Mark menatapnya kaget. "Tapi dia tak ada ditempatnya, jadi kita gak bisa menggali keterangan dari dia."

Tok! Tok! Tok!

Sebuah ketukan menghentikan keduanya, Mark menoleh kearah pintu. "Tuan Lee, anda sudah ditunggu orang diluar." Ujar orang itu, membuat Mark terdiam.

"Tunggu apa lagi? Keluarlah, kau bebas." Ujar sang penyidik, tapi Mark masih penasaran dengan videonya. "Kau menunggu ayahmu, Nak? Ayahmu takkan keluar dari sini, dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya."

"Aku tak menunggunya, Pak." Ujar Mark, tegas. Pria itu segera beranjak dari kursinya, lalu berjalan pergi.

"Satu lagi, Mark. Kalau kau mengetahui keberadaan Jeongmin, hubungi kami." Ujarnya, membuat Mark terdiam, lalu kembali berjalan pergi.

"Jeongmin? Siapa itu Jeongmin?"

***

Saeron menatap Sohyun, kesal. Tentu saja, gadis itu tak memberitahukan semua yang ia ketahui dari Kwangmin selama ini. Dan, apa? Ia baru mengetahui Mark terlibat sejauh itu dengan kematian Kwangmin yang ia kenal sebagai guardian angel-nya itu. Saeron membuang tatapan, membuat Taeyong gerah dengan aura keduanya.

"Sudahlah, untuk apa sih kamu memikirkan pria itu? Jelas-jelas dia sudah pernah mencelakaimu, masih saja dibela." Ujar Taeyong, kesal. "Ampun deh cewek kalo sekalinya jatuh cinta susah sekali dibilangin." Ujarnya, tiba-tiba ia teringat SinB, gadis itu sih lebih parah dari Saeron.

"Harusnya Oppa memarahi pacar baru Oppa tuh, dia kan menyembunyikan semuanya sendiri." Ujar Saeron, kesal. "Apa karna dia pacarmu, jadi kau tak mau memarahinya?"

Taeyong menatap Sohyun yang mendelik galak kearahnya, lebih baik ia dimarahi oleh Saeron deh dibanding macan betina judes itu. "Sudahlah, kan sekarang udah ketahuan. Lebih baik kita pikirin cara buat bantu Mark, oke?"

"Mark kan salah, gimana cara bantuinnya?" Ujar Sohyun, membuat Taeyong menghela nafas. Dia benar-benar harus sabar kalo menghadapi seorang gadis marah, apalagi ini dua orang gadis yang sialnya harus ia hadapi sendirian. "Kalian kan yakin Mark gak salah, ya buktiin dong." Ujarnya sambil meminum minumannya, membuat kedua gadis itu menatapnya tajam. "Ya tuhan, aku salah apa lagi sih?" Ujar pria itu, kesal. "Kalian kan yang yakin dia gak salah, aku mana tau."

"Dia yang yakin, Mark gak salah." Ujar Sohyun pada Saeron, membuat Saeron menatapnya.

"Ya! Selama ini siapa yang tau Mark itu penabrak Kwangmin? Siapa yang tak memberitahuku?" Ujar Saeron, tak terima.

"Tunggu, sebenarnya kalian mengkhawatirkan Mark atau kalian memang benar-benar kenal Kwangmin?" Tanya Taeyong, membuat keduanya terdiam. "Aku bertanya pada Saeron, kalo kau, aku sudah tau kau memiliki kemampuan. Tapi kau juga aneh, untuk apa Kwangmin memberitahumu sesuatu seperti itu seolah kalian dekat?? Masa kalian baru mengobrol sekali sudah sedekat itu?"

"Kau sendiri kenapa begitu penasaran dengan hubungan kami dan Kwangmin, apa kau teman dekatnya?" Ujar Sohyun, membuat Taeyong terdiam.

"Ya, hmmm, kami cukup dekat, tapi dia selalu melarangku mendekati SinB." Ujar Taeyong, agak gugup.

"Apa kau yakin? Dia tak pernah menceritakan tentangmu padaku, lalu..."

"Ya! Kenapa aku yang ditanyai? Aishhh..."

"Abisnya kau selalu membawa SinB, apa kau masih menyukainya? Kau berjanji padaku akan membuatku suka padamu..."

"Cemburu tau tempat kali, So." Ujar Mark, membuat ketiganya menoleh.

"Kau, bagaimana bisa keluar dari penjara? Kau kabur??" Tanya Taeyong yang langsung dapat pukulan dari Sohyun, gadis itu lagi mode galak dan Taeyong benar-benar menantangnya. Kini semua tatapan tertuju pada mereka, membuat Taeyong menyadari kesalahannya. "Kita pergi, ayo!!" Ujarnya sambil menarik Mark, lalu pergi dengan merangkulnya.

Sohyun dan Saeron hanya menghela nafas, lalu berjalan keluar.

"Bagaimana cara kau keluar dari sana? Dan kau bisa mengetahui keberadaan kami dari mana?" Tanya Sohyun, tanpa jeda.

"Kwangmin mati ditembak,..."

Tbc

Hai, ketemu lghi sama MakaRoni!! Maaf ya slow up, mendadak blank sama cerita ini😞😞 tapi kayaknya beberapa part lghi selesai kok, kali ini beneran, gk ada tambahan lghi, hhe, keburu bosen kalian nungguin ceritanya ntar. Makasih yng mau baca, udah nyempetin vomment jgha😘😘

Sam Lee

PROMISE (ft. Sherly Diah) (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang